SKOR.id – NBA 2024-2025 akan menjadi musim ke-79 National Basketball Association (NBA). Musim reguler dimulai pada Selasa, 22 Oktober 2024, malam waktu Amerika Serkat, dan berakhir pada 13 April 2025.
NBA berencana mengadakan turnamen musiman untuk tahun kedua berturut-turut, yang sekarang disebut Piala Emirates NBA. Adapun NBA All-Star Game 2025 bakal digelar pada 16 Februari 2025, di Chase Center di San Francisco.
Turnamen play-in dijadwalkan akan dimainkan pada 15 hingga 18 April 2025, dilanjutkan dengan babak playoff keesokan harinya, dan diakhiri dengan Final NBA pada bulan Juni.
Salah satu yang paling membuat pencinta bola basket penasaran adalah siapa yang akan menjadi Pemain Terbaik alias Most Valuable Player (MVP) NBA 2024-2025.
Musim lalu, gelar itu jatuh ke tangan Nikola Jokic, center Denver Nuggets, meskipun upaya timnya mempertahankan gelar terhenti di semifinal Wilayah Barat usai takluk 3-4 dari Minnesota Timberwolves.
Musim ini, tiga nama pemain muda diyakini bakal bersaing untuk menggeser posisi Jokic. Mereka adalah Luka Doncic (Dallas Mavericks), Anthony Edwards (Minnesota Timberwolves), dan Shai Gilgeous-Alexander (Oklahoma City Thunder).
Mengapa ketiga nama itu muncul? Apa yang membuat ketiganya begitu difavoritkan di antara puluhan bintang NBA?
Skor.id akan coba membahasnya Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
NBA 2024-2025 akan menjadi panggung bagi Doncic, Edwards, dan Gilgeous-Alexander, untuk menjadi yang terbaik. Sangat mungkin sebelum salah satu dari mereka mengangkat trofi terbesar – Larry O’Brien (trofi juara NBA) – mereka dapat mengangkat piala lainnya terlebih dahulu, MVP NBA.
Jadi, rasanya tidak ada yang akan terkejut jika Trofi Michael Jordan 2025 untuk MVP NBA nanti jatuh ke tangan Doncic, Gilgeous-Alexander atau Anthony Edwards pada musim semi mendatang.
Pertumbuhan dan perkembangan mereka, kemampuan memimpin tim ke posisi tinggi dan dampaknya, semuanya mengarah ke sana. Misalnya, saat ini diminta, siapa yang Anda pilih untuk penghargaan MVP? Doncic, Edwards, atau Gilgeous-Alexander?
Biasa bermain di posisi forward maupun guard (shooting atau point) sama baiknya, Doncic bisa memimpin liga dalam mencetak poin dan assist pada musim yang sama dan finis di posisi dua teratas di antara para rebounder di Mavericks.
Di musim reguler NBA 2023-2024 lalu, pebasket asal Slovenia itu berada di posisi atas pada tiga kategori statitik ofensif: teratas di poin (33,9 per gim), serta kedua masing-masing di assist (9,8), dan tembakan tiga poin masuk (4,1).
Untuk kategori terakhir, Doncic bahkan hanya kalah dari penembak tiga angka terbaik di NBA saat ini, Stephen Curry. Guard Golden State Warriors itu membuat tembakan tiga angka masuk rata-rata 4,8 per laga.
Selain itu, perlu juga diingat bila Doncic baru berusia 25 tahun, meskipun tampaknya dia sudah menjadi dominan lebih lama lagi — lima kali Tim Utama All-NBA (All-NBA First Team).
Musim ini, Edwards siap untuk masuk Tim Utama All-NBA perdananya. Model tubuhnya memang tidak seperti Doncic. Namun guard Timberwolves yang biasa disapa Ant ini baru berusia 23 tahun.
Peningkatan penting di kedua sisi bola akan memberi Edwards keunggulan dalam kompetisi persaingan perebutan MVP ini. Musim lalu, ia memimpin statistik Timberwolves untuk poin (25,9) dan steal (1,3).
Bersama dengan Karl-Anthony Towns yang mulai musim 2024-2025 membela New York Knicks, Edwards berpeluang untuk mendapatkan peran mencetak poin yang lebih besar.
Shai Gilgeous-Alexander
Bersama Doncic, musim lalu Shai – sapaan Shai Gilgeous-Alexander – menjadi finalis MVP NBA namun akhirnya kalah dari Jokic. Musim lalu pula Shai mampu menembus All-NBA First Team untuk kali kedua secara beruntun.
Dengan usia 26 tahun, Shai memang menjadi yang tertua di antara tiga favorit peraih MVP NBA musim 2024-2025. Jadi, mungkin dari sudut pandang pengalaman dia sudah waktunya.
Namun, jika mampu mempertahankan atau meningkatkan statistik musim regulernya di NBA 2024-2025 nanti tentu bisa menjadi tambahan faktor bagi Shai untuk merebut MVP.
Dengan rata-rata 30,1 per laga, Shai hanya kalah dari Doncic dan Giannis Antetokounmpo (Milwaukee Bucks) untuk poin musim reguler NBA 2023-2024 lalu. Untuk statistik defensif, Shai mencetak 2,0 steal per gim dan hanya kalah dari De’Aaron Fox (Sacramento Kings). Di level klub, Shai memimpin rata-rata poin (30,1), assist (6,2), dan steal (2,0).
Shai akan menantang Doncic dan Edwards (antara lain) untuk memperebutkan gelar juara. Namun bagi Shai yang terpenting adalah Oklahoma City bisa finis dengan rekor liga terbaik, yang selalu mencerminkan hal baik bagi kandidat MVP.
Dominasi Big Men, Rekor Musim Reguler, dan Kandidat Lain
Sejak James Harden merebut penghargaan MVP NBA 2017-2018 – saat itu menjadi guard Houston Rockets, gelar ini selalu diraih para pemain big men. Antetokounmpo, Jokic, dan Joel Embiid (Philadelpia 76ers) silih berganti menguasai MVP NBA dalam enam musim terakhir.
Jadi, mungkin sudah tiba waktunya bagi pemain yang memiliki menit bermain tinggi dan memegang kendali permainan timnya, seperti yang sudah ditunjukkan Doncic, Edwards, dan Shai.
Secara kebetulan, ketiganya berada di Wilayah Barat dan satu konferensi pula, Northwest. Itulah sebabnya rekor tim di musim reguler bisa menjadi faktor penentu seberapa besar kans mereka untuk merebut MVP NBA.
Meskipun OKC tampaknya memiliki keunggulan, jangan abaikan Mavericks atau Timberwolves yang finis di belakang dan dengan demikian meminimalkan faktor menang-kalah.
Lalu, apakah masih ada pebasket lain yang bisa “merusak” persaingan Doncic, Edwards, dan Shai dalam memburu gelar MVP NBA 2024-2025?
Mungkin salah satu yang terkuat adalah Jayson Tatum. Selain menjadi salah satu motor Boston Celtics saat juara NBA musim lalu, klub tersebut juga diproyeksikan akan menjalani musim reguler yang bagus.
Namun, peluang untuk menggeser Doncic, Edwards, dan Shai dalam perburuan MVP NBA tampaknya akan sulit. Bukan hanya terlihat dari hasil-hasil pramusim namun juga fakta bila ketiganya masih berusia di bawah 27 tahun dan tengah berada di puncak karier dan permainan.