SKOR.id – Marco Bezzecchi menjalani musim kedua yang luar biasa di kelas MotoGP dengan Mooney VR46 Racing Team. Sang rider mengaku bersyukur berada dalam tim milik Valentino Rossi tersebut.
Setelah membukukan tiga kemenangan grand prix dalam perjalanannya finis di peringkat ketiga klasemen kejuaraan dunia, Bezzecchi memilih bertahan bersama VR46.
Padahal ia memiliki kesempatan untuk menggunakan motor yang sama dengan pembalap pabrikan Ducati, Desmosedici GP24 untuk musim depan karena sempat ditawari bergabung ke Pramac Racing.
Pembalap Italia itu mengatakan sebagian besar dari keputusannya bertahan di VR46 adalah karena faktor orang-orang yang ada di dalamnya. Bezzecchi tak ingin meninggalkan mereka, termasuk Rossi.
Walau tidak secara langsung menangani tim, sang bos yang merupakan juara dunia sembilan kali itu tetap terlibat dengan semua anggota Akademinya di luar trek dalam membantu mereka terus berkembang.
Marco Bezzecchi juga tak melihat berada di dalam tim milik pembalap legendaris MotoGP sebagai sebuah tekanan atau beban besar. Menurutnya, justru keistimewaan.
“Tekanan memang ada, tapi itu normal di setiap cabang olahraga. Saat Anda tiba di level tinggi, Anda harus tampil baik dan mengatasi tekanan, cepat atau lambat,” ujar Bezzecchi dikutip dari Motorsport.
“Jadi, itu normal. Namun saya beruntung karena saya sudah membalap bersama tim Vale (Rossi) dari kelas Moto2. Saya pikir ini lebih merupakan sebuah privilege dibandingkan tekanan karena pada akhirnya, Vale bekerja dengan saya bertahun-tahun dan dia selalu membantu saya.”
“Dia bukan pemilik tim yang berpura-pura. Dia ingin Anda melaju kencang, tapi jika Anda kesulitan dialah orang pertama yang datang membantu, bersama dengan skuad tentunya,” Bez menambahkan.
Kendati demikian, VR46 merupakan tim satelit, dalam hal ini Ducati. Tentu akan berbeda sistem kerjanya. Itu pun diakui oleh Marco Bezzecchi. Tetapi ia masih menikmati lingkungan di mana ia berada saat ini.
“Seperti yang Anda tahu, ini masih tim satelit. Hal tersebut membuat perbedaan di MotoGP. Ketika Anda di tim pabrikan, cara kerjanya berbeda, pendekatan balapan, pengujian, semuanya berbeda,” tuturnya.
“Itu normal. Itu bagian dari pekerjaan. Anda merepresentasikan sebuah brand (besar). Sementara saya sekarang hanya mewakili sebuah tim. Tapi ketika saya bilang ‘sebuah tim’, itu juga (sebuah brand).”