- Pandemi Covid-19 memang telah membuat kondisi psikologis manusia terganggu karena munculnya kekhawatiran dan kecemasan.
- Situasi ini diperparah dengan terbatasnya aktivitas manusia karena disarankan untuk tetap berada di rumah agar terhindar dari paparan virus corona.
- Untuk mengisi waktu luang selama pandemi Covid-19, salah satu aktivitas bermanfaat yang bisa dilakukan ialah merajut.
SKOR.id – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini memang memaksa sebagian besar penduduk untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan.
Sebab, ada potensi penularan yang bisa kapan saja mengintai mereka ketika memutuskan untuk keluar dari rumah.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tetap tinggal di rumah masing-masing agar tidak terpapar virus corona.
Meskipun demikian, situasi semacam ini jelas membuat kita semua cepat merasa bosan. Padahal, kondisi semacam ini bisa memicu tekanan secara psikologis.
Sebab, ada pula perasaan cemas yang menghantui orang-orang. Akhirnya, kita harus mencari aktivitas-aktivitas alternatif yang bisa dilakukan di rumah agar terhindar dari kondisi tersebut.
Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan selama berada di rumah ialah merajut.
Bagi sebagian orang, aktivitas ini menjadi bentuk relaksasi tersendiri selama pandemi Covid-19.
Meskipun identik dengan orang-orang lanjut usia, sebetulnya merajut adalah kegiatan yang bermanfaat untuk segala umur.
Sebab, kegiatan ini bisa membantu kita untuk merawat kesehatan mental.
Dilansir dari Mejorcon Salud, berikut sejumlah manfaat dari aktivitas merajut:
1. Membantu melawan stres dan kecemasan
Salah satu alasan yang membuat aktivitas merjaut dianggap sebagai teknik relaksasi ialah karena ia membantu melawan stres dan menghilangkan kecemasan.
Sebab, merajut melibatkan fokus yang konstan selama kita melakukannya. Hal ini jelas menangkal berpikir berlebih, atau biasa disebut dengan over-thinking.
Dalam survey internasional yang diterbitkan British Journal of Occupational Therapy, aktivitas ini dikaitkan dengan perasaan tenang dan bahagia.
Oleh karena itu, hal ini bisa membantu mental kita tetap sehat ketika menjalani karantina maupun menghabiskan waktu di rumah selama pandemi Covid-19.
2. Menghilangkan kegugupan
Situasi serba-tidak pasti yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 barangkali membuat kita merasa takut jika suatu saat tertular penyakit ini.
Selain itu, akibat-akibat yang ditimbulkan karena situasi ini juga seringkali menimbulkan kegugupan. Misalnya, masa depan pekerjaan yang tak jelas.
Dalam situasi seperti ini, merajut bisa menjadi efek menenangkan yang berkontribusi untuk terhadap syaraf manusia.
Sebuah publikasi dari surat kabar asal Spanyol, ABC, menyebut bahwa merajut merupakan cara sehat untuk menghindari kegugupan dan melupakan masalah, meskipun hanya sementara.
Sebab, aktivitas ini bisa membantu menurunkan denyut nadi kita dan berkontribusi pada penglelolaan saraf agar tidak terlalu tegang.
3. Melatih fungsi kognitif
Selain bermanfaat untuk teknik relaksasi, merajut juga memiliki efek positif untuk memulihkan fungsi-fungsi kognitif manusia.
Topik ini belakangan memang menjadi bahan penelitian para ahli. Sejauh ini, temuan yang didapat memang mendukung hipotesis yang menyebut bahwa merajut bisa membantu melatih kognitif manusia.
Pasalnya, aktivitas ini sangat terkait erat dengan stimulasi korteks motorik, lobus frontal, dan oksipital.
Bahkan, temuan yang didapat dari kajian Journal of Neouropsychiatry dan Clinic Neurosciences menyebut bahwa aktivitas-aktivitas yang melibatkan pekerjaan tangan, seperti merajut, bisa mengindarkan manusia dari gangguan kognitif.
4. Detoksifikasi digital
Selain itu, manfaat penting dari aktivitas merajut selama masa pandemi ialah mengurangi manusia dari paparan gawai.
Seperti yang ditemukan oleh Mayo Clinic, mengonsumsi berita-berita mengenai pandemi Covid-19 secara terus menerus bisa berkontribusi dalam meningkatkan ketakutan.
Tak bisa dimungkiri bahwa manusia saat ini sangat terikat lekat dengan gawainya.
Bahkan, sebagian besar waktu dihabiskan untuk berselancar di dunia maya, menjelajahi sosial media, dan lain-lain.
Padahal, informasi-informasi yang tersebar di dunia maya, utamanya media sosial, sangat dipertanyakan keakuratannya.
Bisa jadi, kabar-kabar yang dikonsumsi dari gawai malah menimbulkan disinformasi karena kebenarannya tak bisa dipertanggungjawabkan.
Oleh karena itu, mereka disarankan untuk mengurangi aktivitas-aktivitas bersama gawainya. Hal ini biasanya disebut sebagai detoksifikasi digital.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Bugar Lainnya:
5 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengonsumsi Buah-buahan