- Persib Bandung era awal Liga Indonesia alias Ligina punya satu pemain loyal atas nama Dadang Hidayat.
- Dadang Hidayat bukan pemain pilihan utama Persib kala itu, tetapi dia sanga loyal.
- One man one club pun jadi status Dadang Hidayat bersama Persib Bandung.
SKOR.id - Persib adalah dambaan anak Bandung atau Jawa Barat. Meski sulit jadi pemain Persib, cita-cita berseragam biru warna khas Maung Bandung berhasil dikenakan Dadang Hidayat.
Dunia serasa milik sendiri, ketika panggilan pengurus atau pelatih Persib datang, sekalipun hanya berstatus pemain magang ataupun pinjaman alias pelengkap.
"Siapapun tahu, jadi pemain Persib susahnya minta ampun. Apalagi pada era saya, banyak banget pemain bagus yang ada pada skuad asuhan Indra Thohir," kata Dadang Hidayat.
Jadilah, dia pemain magang dari kubu Maung Bandung, tepatnya pada 1994 ketika Liga Indonesia edisi perdana bergulir.
Berita Persib Bandung Lain: Hal yang Membuat Pelatih Persib Optimistis Liga 1 2020 Bisa Dilanjutkan
"Saya ikut berlatih dan tempaan Pak Thohir, memeras keringat setiap hari. Saya jatuh bangun menunjukkan antusiasme dan keseriusan bergabung dengan Persib," ujar Dahi, sapaan Dadang.
Baca Juga: Pasca-mantan Pemain Persebaya Cetak Dua Gol, Liga Tajikistan Ditangguhkan
Hasilnya, teknik bermain Dadang Hidayat semakin terasah. Skema dan cara bermain Pangeran Biru bisa dipahaminya. Dia pun semakin paham isi dapur Maung Bandung.
"Tetapi untuk bisa naik kelas, main bareng Persib masih mimpi di siang bolong," Dahi bercerita.
"Karena masih banyak pemain lain yang sudah bertahun-tahun gabung dengan Persib masih terus jadi cadangan abadi."
Buntutnya, Dahi harus setiap menjadi penikmat permainan Persib ketika Maung Bandung menjalani laga wajibnya.
"Irama hidupnya memang seperti itu. Pada era itu, tidak ada pemain muda pakai kaos tim dan ada di dalam DSP (daftar susunan pemain)," ujar Dahi pada Skor.id, Selasa (28/4/2020).
Baca Juga: Liga Taiwan 2020: Lancar di Tengah Pandemi Covid-19 dan Satu Tim Sempurna
Bukan cerita bohong, saat itu, Thohir tidak pernah mengubah komposisi pemain Maung Bandung. Bahkan, tiga kesempatan pergantian pemain, hampir pasti tidak dipergunakannya.
"Jadi asyik-asyik saja. Enggak ada beban sama sekali. Seperti pemain cadangan lainnya, saya cuma berpikir, suatu saat pasti main," pemain yang dibidani PS Pikiran Rakyat bertutur.
Prinsip itu pun terus dipeliharanya, meski pelatih Persib sudah berganti. Sampai akhirnya usia Liga Indonesia memasuki tahun ketujuh.
Barulah, Dahi merasakan panasnya atmosfer komprtisi kasta tertinggi di negeri ini, Liga Indonesia.
"Saya mulai bermain pada Liga Indonesia edisi kelima musim 1998-1999. Itu juga setelah Robby Darwis hengkang ke Persikab (Kabupaten Bandung). Tongkat estsfet jatuh ke saya," ujar Dadang, ayah dua putri ini.
Baca Juga: Operator Liga Thailand Bergerak Pasti untuk Memulai Kompetisi Lagi
"Saat itu, saya sudah lima tahun jadi cadangannya Robby Darwis. Sebuah penantian yang cukup panjang dan melelahkan," Dahi melanjutkan ceritanya.
Alasan Dahi bertahan di Persib, dengan status lima tahun berstatus cadangan abadi, karena dia sangat cinta Maung Bandung. Dia hanya ingin berbaju Persib ketika jadi pesepak bola profesional.
"Mimpi anak kampung yang besar di Bandung pasti ingin jadi pemain Persib, bukan jadi pemain klub lainnya," ucap lelaki kelahiran Bandung, 20 Agustus 1972.
"Saya bisa naik pesawat terbang dan jalan-jalan ke seluruh pelosok Indonesia karena Persib.
"Jadi, saya enggak semudah itu meninggalkan Persib hanya karena status pemain cadangan," Dahi melanjuutkan.
Berita Persib Bandung Lain: Yaris Riyadi, Legenda Persib yang Tak Pernah Lupakan Sepak Bola
Itu sebabnya, Dahi tidak pernah melirik klub lain. 11 tahun kariernya bersama Persib, dia hanya enam tahun merumput.
"Meski cuma main enam tahun aktif sebagai pemain inti dan lima tahun cadangan, kebanggaan sebagai pemain Persib selalu ada di dada," ucap Dahi.
"Makanya begitu pensiun seusai menjalani Liga Indonesia XI, saya tutup pintu hati buat tim lain."
"Persib, the one and only," ujar Dahi yang sempat didekati Mitra Kukar seusai berbakti pada Maung Bandung.