SKOR.id - PT Liga Indonesia Baru (LIB) melalui Direktur Utamanya, Ferry Paulus, mengungkapkan masih ada klub Liga 2 2025-2026 yang belum memiliki stadion untuk laga kandang mereka. Hal itu diungkapkan Ferry Paulus kepada wartawan di kantor PT LIB, Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Kesiapan infrastruktur stadion sangat dibutuhkan bagi klub-klub peserta Liga 2 musim depan. Mengingat, kompetisi kasta kedua di Indonesia itu dipastikan bakal menggunakan video assistant referee (VAR) secara penuh mulai musim depan.
Sebelumnya, pada Liga 2 musim lalu VAR hanya digunakan pada laga final dan play-off promosi. Itu sebagai uji coba, setelah Liga 1 musim ini full menggunakan VAR.
“Sudah terkonfirmasi, pakai VAR full (Liga 2 2025-2026). Wasitnya sudah dilakukan oleh Komite Wasit dalam proses seleksi, penyegaran, pendidikan dan sebagainya. Kemudian VAR-nya sendiri sudah on the way, bahkan simulator untuk latihan dan sebagainya sudah datang, berbeda dengan yang Hawk Eye,” kata Ferry Paulus.
“Kemudian klubnya sendiri juga kalau dilihat dari infrastrukturnya, sebagian besar sudah memenuhi syarat. Hanya tiga klub saja yang benar-benar belum punya stadion, yang lain sudah siap,” jelasnya.
Seperti diketahui, Liga 2 2025-2026 bakal diikuti 20 klub. Formatnya pun berubah dari Liga 2 musim lalu.
Nantinya, 20 klub itu akan dibagi menjadi dua grup (berdasarkan wilayah) dan akan menerapkan format triple round robin (setiap tim bertemu tiga kali dengan lawan di grup).
Juara dari masing-masing grup akan lolos ke final sekaligus mendapatkan tiket promosi ke Liga 1 2026-2027. Sedangkan peringkat kedua masing-masing grup akan bertanding dalam babak play-off promosi untuk memperebutkan satu jatah tersisa ke Liga 1.
Pada sisi lain, PT LIB pun memaparkan hasil penilaian lisensi klub profesional Liga 2 2024-2025. Hasilnya, hanya empat dari 26 klub peserta yang berhasil memenuhi syarat. Keempat klub itu adalah PSIM Yogyakarta, Bhayangkara Presisi FC, Persijap Jepara, dan Deltras FC.
PSIM, Bhayangkara, dan Persijap pun sudah dipastikan promosi ke Liga 1 musim depan.
Sebelumnya, Komite Lisensi Klub telah melakukan penilaian untuk klub-klub Liga 2 berdasarkan lima aspek lisensi klub profesional yaitu legal, finansial, infrastruktur, personel dan administrasi, serta sporting. Dari kelima aspek tersebut ada poin-poin yang harus dipenuhi yang terbagi dalam beberapa kategori.
Untuk kategori A wajib dipenuhi, kemudian kategori B, dan kategori C. Nah, berdasarkan penilaian yang dilakukan, hanya empat klub di atas yang memenuhi persyaratan untuk kategori A.
“Liga 2 ini rata-rata submit (data) tapi enggak lengkap. Karena kategori yang kita nilai tadi, kan harus lolos semua untuk kategori A. Kalau dia tidak lengkap dan tidak memenuhi, asumsinya ya mereka tidak memenuhi. Kalau permasalahannya pasti bermacam-macam, nanti dari PT LIB yang tahu nih pembinaannya,” ucap Essy Asiah, Ketua Komite Lisensi Klub.
Ferry Paulus mengungkapkan, sebenarnya pihaknya sudah meminta 26 klub Liga 2 2024-2025 untuk melengkapi data persyaratan lisensi klub profesional.
“Sebagian besar mereka kirim, kalau kemarin kami analisis yang betul-betul tidak kasih (data) itu ada empat tim yang sama sekali tidak submit. Jadi mungkin sudah tahu enggak mungkin untuk bersaing, dan tidak punya ambisi lagi untuk bertahan. Dari empat tim itu, semuanya degradasi,” kata Ferry Paulus.
“Jadi dari 26 klub yang kami mintakan untuk melengkapi, hanya 22 tim (memasukkan data), dengan status empat klub yang betul-betul lolos. Yang lain kami lakukan pendampingan juga. Mungkin pola pikirnya masih seperti Liga 1 yang lalu-lalu, ‘gue enggak mau ikut AFC kok, enggak mau ikut ACL, ACGL dan sebagainya’. Tapi musim depan ini menjadi kewajiban kami untuk melakukan pendampingan,” jelas eks anggota Komite Eksekutif PSSI itu.