SKOR.id - Li Shifeng digadang sebagai tunggal putra masa depan bagi tim bulu tangkis Cina.
Hal tersebut mencuat setelah kemenangan Li Shifeng melawan sang senior, Shi Yuqi, di final All England 2023 bulan Maret yang lalu.
Pemuda 23 tahun tersebut sukses mengalahkan Shi Yuqi dengan skor dramatis 26-24, 21-5 guna meraih gelar BWF World Tour Super 1000 pertama dalam kariernya.
Tidak hanya itu, peringkat dunia Li Shifeng pun meningkat dan kini menduduki urutan ke-11 dunia. Menjadi tunggal putra kedua Cina setelah Shi Yuqi (#10).
Kemenangan dalam final All England juga membuat beberapa rival menyebut Li Shifeng akan menjadi kuda hitam yang mengerikan di ranah tunggal putra dunia.
Salah satunya adalah Anders Antonsen (Denmark), rival Li Shifeng saat menjalani laga 95 menit di semifinal All England 2023.
Menurut Anders Antonsen, salah satu kunci kekuatan Li Shifeng ada pada kecepatan dalam mengeksekusi bola dalam permainan.
"Dia bermain luar biasa. Saya mereka bahwa belum ada pemain sehebat dia, dia sangat solid," kata Anders Antonsen dilansir dari BWF Badminton.
"Dia memiliki kecepatan super gila dan kemampuannya untuk mengejar kembali setelah tertinggal lebih gila lagi," lanjutnya.
Li Shifeng sendiri mengaku sangat kaget bisa mengalahkan para pemain elite dunia termasuk sang senior, Shi Yuqi, dengan skor telak 21-5 di gim penutup partai final All England 2023.
Meskipun demikian, atlet kelahiran 9 Januari 2000 tersebut memaknai kemenangannya di All England 2023 sebagai awal dari perjalanan panjang level senior.
"Setiap atlet akan menemui berbagai tantangan. Atlet yang baik akan berjuang keras daripada orang lain bahkan ketika latihan," kata Li menjelaskan.
"Kuncinya adalah jangan menyerah. Saya pun mendapatkan tekanan keras sebelum turnamen ini tetapi saya memiliki tujuan yang sangat tinggi."
"Menurut saya, ketika saya tampil hanya dengan sedikit beban maka penampilan saya lebih baik. Itulah yang saya lakukan di partai final (All England 2023)."
Jawara di Level Remaja

Li Shifeng adalah tunggal putra yang seangkatan dengan Kunlavut Vitidsarn (Thailand), Lakshya Sen (India), dan Kodai Naraoka (Jepang).
Mereka berempat sering berhadapan satu sama lain di berbagai turnamen bulu tangkis remaja.
Li Shifeng tercatat sebagai peraih medali emas Olimpiade Remaja 2018 yang saat itu mengalahkan Lakshya Sen di partai final dengan skor 21-15, 21-19.
Di tahun yang sama, Li Shifeng juga mengalahkan Kodai Naraoka dalam perebutan medali perunggu Kejuaraan Dunia Junior 2018.
Sayangnya, pandemi Covid-19 yang dimulai pada medio 2020 membuat prestasi Li Shifeng di level senior sedikit lebih lambat daripada rekan seangkatannya.
Hal tersebut tak lepas dari larangan pemerintah Cina untuk mengikuti turnamen internasional yang membuat karier Li Shifeng sempat jalan di tempat selama sekitar dua tahun lamanya.
Atlet asal Jianxi tersebut masih mengikuti turnamen nasional ketika Kunlavut Vitidsarn tampil di final BWF World Tour Finals 2021 atau Lakshya Sen juara India Open 2022.
Kini, bermodal kemenangan di All England 2023, Li Shifeng kemungkinan akan menjadi salah satu andalan Cina dalam mempertahankan Piala Sudirman.
Cina, tepatnya kota Suzhou, akan menjadi tuan rumah Piala Sudirman 2023 yang dijadwalkan pada 14-21 Mei mendatang.