SKOR.id – Tel Aviv Watergen Open 2023 seharusnya berlangsung pada 5-11 November mendatang. Namun, turnamen tenis ATP 250 itu dibatalkan menyusul konflik Israel-Hamas yang tengah berlangsung.
Keputusan tersebut diumumkan oleh Asosiasi Tenis Profesional Putra (ATP). Pembatalan Tel Aviv Open tahun ini terpaksa dilakukan setelah mempertimbangkan keselamatan serta keamanan atlet dan fans.
Chairman ATP Andrea Gaudenzi menyatakan bahwa pihaknya mengecam segala bentuk terorisme dan kekerasan atas dasar apa pun. Ia juga menyampaikan bela sungkawa mendalam kepada para korban.
Ia berharap konflik Israel-Hamas bisa segera berakhir dan penyelesaian damai di wilayah Gaza, Palestina, akan tercapai sehingga seluruh warga di sana dapat kembali hidup damai.
“Kami mengutuk keras segala bentuk terorisme dan berduka atas hilangnya nyawa tidak berdosa dalam konflik ini. Kami berharap dan berdoa untuk perdamaian di wilayah tersebut,” ujar Gaudenzi.
Keputusan ATP membatalkan Tel Aviv Open 2023 yang seharusnya berlangsung di Ramat HaSharon, Israel, ini diambil setelah melalui konsultasi erat bersama pakar keamanan, dengan mengutamakan keselamatan pemain, staf, dan penggemar sebagai prioritas.
Tel Aviv Open merupakan salah satu turnamen tenis yang selalu dinantikan oleh penggemar. Tetapi situasi keamanan yang memburuk di Israel membuat jaminan keselamatan mereka yang hadir tak bisa dijamin.
Pada edisi tahun lalu, final mempertemukan pemilik 24 gelar Grand Slam Novak Djokovic dan Marin Cilic. Pertandingan dimenangkan oleh petenis putra nomor satu dunia dalam duel dua set langsung, 6-3, 6-4.
Kini para petenis maupun penggemar harus menunggu waktu yang lebih tepat untuk menikmati turnamen kelas dunia di Tel Aviv. Tentu saja semua berharap perang antara Israel-Hamas dapat segera berakhir.
ATP dikabarkan tengah mencari lokasi pengganti untuk turnamen tersebut di awal November. Ibu kota Bulgaria, Sofia, kemungkinan menjadi alternatif mengingat sebelumnya pernah menggelar event tenis dunia.
Di samping itu, penyelenggara telah terbiasa menemukan tempat alternatif seperti saat pandemi global Covid-19, ketika turnamen di kota atau negara tertentu tak bisa digelar akibat aturan pembatasan kegiatan di ruang publik atau masuknya turis luar negeri.