- Mantan striker Arema Malang, Joko Susilo, sebut formasi 4-2-3-1 paling pas untuk Singo Edan.
- Joko Susilo punya 22 nama pemain terbaik Arema sepanjang masa dengan 11 di antaraya inti.
- Pelatih Persik Kediri ini menyebut sepak bola Indonesia telah mengalami transformasi besar.
SKOR.id - Legenda hidup Arema FC (Arema Malang), Joko "Gethuk" Susilo, menyebut Singo Edan identik dengan sepak bola menyerang.
Gethuk menyebut, dalam 31 musim kompetisi di Tanah Air, Arema lebih familiar dengan pakem atau formasi 4-2-3-1.
Selain karena lebih pas dengan karakter keras dan ngeyel Arema, ia menilai formasi 4-2-3-1 dalam era 1987 hingga 2000, nyaris sempurna.
Baca Juga: Gusnul Yakin, Pelatih Legandaris Arema yang Rela Dibayar Sekarung Beras
“Saya melihat 4-2-3-1 ini pada eranya merupakan sistem terpopuler di Indonesia, karena relatif sangat mudah bagi pelatih dan pemain," kata Gethuk.
"Itu yang mencolok terlihat pada Arema 1987 higga 2000, karena didukung dengan tipikal dan karakter keras dan ngeyel. Sudah pas sekali," ucapnya kepada Skor.id.
Lelaki yang kini menjabat sebagai pelatih Persik Kediri itu menambahkan, pola ini mulai luntur dalam era Indonesia Super League (ISL).
"Ya mungkin terkadang pelatih juga tidak mau ambil risiko pakem yang dia bawa atau anut diubah. Sebetulnya untuk Arema tetap pertahankan itu,” ucap Gethuk pada Selasa.
Perubahan pakem bermain Arema selepas musim 2000, tak lepas dari imbas sistem sepak bola modern yang jauh lebih banyak dan populer.
Meski begitu, Gethuk menilai Singo Edan akan jauh lebih impresif dalam menyerang dan bertahan dengan empat pemain belakang.
Alumni AFC Professional Diploma Coaching Certificate Course atau AFC Pro-Diploma pada 10 April 2019 tersebut, pun mereka-reka komposisi terbaik Arema versinya.
Komposisi 11 pemain terbaik Arema dari masa ke masa selama 31 musim dipilih dari pengamatannya sejak kecil, yang juga pendukung Arema.
Untuk penjaga gawang Gethuk memilih Kurnia Meiga Hermanyah (2009-2017). Dua bek tengahnya Claudio de Jesus (2004-2006) dan Pierre Njanka Beyaka (2009-2011).
Posisi bek kiri untuk Aji Santoso (1987-1996 dan 2003), sedang bek kanan ditempati Kuncoro (1991-1996, 2001).
Kemudian untuk posisi dua gelandang bertahan, diisi alumni timnas PSSI Garuda I, Puji Purnawan (1987-1994) dan Dominggus Nowenik (1987-1995).
Adapun dua sayap kiri-kanan untuk Mahdi Haris (1987-1994) dan Thierry Gathuessi (2012-2014), serta didukung penyerang lubang, Makan Konate (2017-2019).
Sedaangkan satu posisi penyerang murni ia berikan kepada striker timnas berdarah Uruguay, Cristian Gerard Alvaro Gonzales (2013-2017).
Barisan cadangan ada kiper Donny Lattuperisa (1987-1994), dua bek tengah Juan Manuel Rodrigo Rubio (1995-2000) dan Siswantoro (1996-1999).
Bek kanan Khusnul Yuli Kurniawan (1999-2002, 2011-2012) dan gelandang bertahan yang bisa bermain di posisi bek kiri, Stepanus Korwa (1987-1993).
Lini tengah ada Hendro Siswanto (2011-2020), Joao Carlos Quinto Dos Santos (2003-2000), dan Roman Chmelo (2009-2012).
Penyerang cadangan, Gethuk memasukan tiga nama, Mecky Tata (1987-1998), Singgih Pitono (1989-1996), dan Mohd. Noh Alam Shah (2009-2011).
Baca Juga: Omzet Arema FC Official Store dan Singop Coffee Shop Terjun Bebas
“Sementara ini 22 pemain itulah yang di mata saya terbaik sepanjang masa di Arema, tanpa bermaksud mengesampingkan nama-nama lainnya.," katanya.
"Pola 4-2-3-1 ala Arema, saya pikir memiliki pertahanan yang sulit ditembus karena juga didukung materi yang solid di lini lainnya,” ia memungkasi.
Komposisi Terbaik Arema FC Periode 1987-2020 ala Joko 'Gethuk' Susilo
Formasi 4-2-3-1
Kiper: Kurnia Meiga Hermanyah (2009-2017)
Bek kiri: Aji Santoso (1987-1996, 2003)
Bek tengah: Claudio de Jesus (2004-2006)
Bek tengah: Pierre Njanka Beyaka (2009-2011)
Bek kanan: Kuncoro (1991-1996, 2001)
Gelandang bertahan: Puji Purnawan (1987-1994)
Gelandang bertahan:Dominggus Nowenik (1987-1995)
Penyerang: Mahdi Haris (1987-1988, 1989-1990 1990-1992 1993-1994)
Penyerang: Makan Konate (2017-2019)
Penyerang: Thierry Gathuessi (2012-2014)
Striker: Cristian Gerard Alvaro Gonzales (2013-2017)
Cadangan: Donny Lattuperisa (1987-1994), Juan Manuel Rodrigo Rubio (1995-2000), Siswantoro (1996-1999), Khusnul Yuli Kurniawan (1999-2002, 2011-2012), Hendro Siswanto (2011-2020), Stepanus Korwa (1987-1993), Joao Carlos Quinto Dos Santos (2003-2000), Roman Chmelo (2009-2012), Mecky Tata (1987-1998), Singgih Pitono (1989-1996), Mohd. Noh Alam Shah (2009-2011).