SKOR.id - Tahun 2023 segera berlalu dan masuk ke 2024. Namun, masih begitu dalam rasa sakit di hati karena yang terjadi di futsal Indonesia.
Sebanyak 365 hari dijalani di 2023, dan banyak hal terjadi terkait futsal Indonesia. Tetapi yang membekas di dada? Adalah runtuhnya sebuah kedigdayaan.
Di balik kemewahan sepak bola nasional yang terus berjuang untuk lebih maju, sejatinya terdapat sebuah kebanggaan dari olahraga futsal.
Walaupun dianaktirikan oleh federasi, Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI), futsal Indonesia semula bisa unjuk gigi dan mengharumkan negara.
Timnas futsal Indonesia menempati posisi ke-37 Dunia dan tempat keenam pada region Asia dalam peringkat di Futsal World Ranking.
Level klub pun membanggakan. Black Steel Papua menjuarai Piala AFF Futsal Antarklub 2023 setelah edisi 2022 dimengkan Bintang Timur Surabaya.
Akan tetapi kebahagiaan itu perlahan berubah, berbalik menjadi patah hati yang menyedihkan seiring dengan berjalannya tahun 2023.
Timnas futsal Indonesia yang hendak merealisasikan target serta impian lolos ke Piala Dunia Futsal 2024, malah hancur lebur di tengah jalan.
Ibarat baru hendak berlari, malah terjatuh dan cedera. Pasukan Garuda mengalami kegagalan sejak dini di Kualifikasi Piala Asia Futsal 2024.
Tim yang dilatih Marcos Sorato semula bisa menang 12-0 atas Timnas futsal Makau. Wajar, sebab lawannya jadi tim terlemah pada Grup B.
Hati kemudian dibuat was-was usai pertandingan kedua. Timnas futsal Indonesia sempat tertinggal 2-6 lawan Afghanistan, meski akhirnya imbang 7-7.
Apa yang ditakuti akhirnya jadi kenyataan. Kekalahan 2-3 dialami dari Timnas futsal Arab Saudi yang juga bertindak sebagai tuan rumah pengganti.
Iqbal Iskandar dan kolega hanya finis di peringkat ketiga, gagal lolos ke Piala Asia Futsal 2024, dan tertutup lah jalan ke Piala Dunia Futsal 2024.
FFI Bikin Kesal
Kesedihan kemudian berubah menjadi kekesalan. Tentu saja kepada Federasi Futsal Indonesia (FFI) yang harusnya jadi penangung jawab.
Patah hati terasa lebih menyakitkan karena kegagalan Timnas futsal Indonesia di 2023 ini hanya direspons diam oleh pihak yang diberi mandat oleh PSSI.
Permintaan maaf yang ditunggu tidak pernah hadir. Padahal, jika dilihat lebih jauh, apa yang terjadi di Kualifikasi Piala Asia Futsal 2024 tak lepas dari sikap FFI.
Mentang-mentang diunggulkan, pasukan Garuda hanya diberikan persiapan seadanya. Berlatih di Indonesia, dan dengan lawan tanding yang tak sepadan.
Padahal, FFI baru saja melakukan pergantian pelatih kepala yang mepet. Mohammad Hashemzadeh secara mengejutkan tidak diperpanjang kontraknya.
Lebih gilanya lagi, Indonesia batal jadi tuan rumah Grup B, padahal pelaksanaan Kualifikasi Piala Asia Futsal 2024 hanya kurang dari sebulan.
AFC dikabarkan memindahkan lokasi penyelenggaraan ke Arab Saudi setelah tidak menyetujui rencana FFI menggeser venue dari Jakarta ke Semarang.
Patah Hati Berlanjut
Tidak sampai dua pekan dari kegagalan Timnas futsal Indonesia, patah hati di 2023 berlanjut karena kejadian lain menyangkut futsal negara ini.
Evan Soumilena yang semula memberi kabar bahagia dengan bergabung ke klub Portugal, malah kembali ke Tanah Air hanya berselang kurang lebih sebulan.
ADCR Caxinas dari Liga Futsal Portugal menyebut pemain asal Papua itu ingin meninggalkan klub karena ada urusan yang harus diselesaikan di Indonesia.
Evan Soumilena pun kemudian dipastikan tak akan kembali ke Portugal, sebab melanjutkan langkahnya di zona nyaman bersama Black Steel.
Pivot Timnas futsal Indonesia itu memang tidak bisa sepenuhnya disalahkan karena terikat ikatan sebagai seorang polisi. Namun, kekecewaan tentu ada.
Bagaimana menjelaskan kepada Ricardinho? Megabintang futsal Dunia yang memuji Indonesia hingga membantu Evan Soumilena mendapat klub di Portugal.
Lalu, berbagai kejadian yang terjadi saat kompetisi kasta tertinggi Indonesia, Pro Futsal League 2023-2024, bergulir membuat geleng-geleng kepala.
Kompetensi wasit yang tidak mengikuti peningkatan kualitas persaingan di kompetisi, dan pertikaian-pertikaian konyol yang akhirnya tak terhindarkan.
Pemain berselisih dengan penonton hingga naik ke tribune, adu argumen dari dua klub yang berlaga hingga terjadi pemukulan, apa yang sebenarnya sedang terjadi?
Marcos Sorato selaku pelatih kepala Timnas futsal Indonesia pun tak pernah telihat batang hidungnya di venue selama lima pekan bergulirnya Pro Futsal League 2023-2024.
Bukankah skuad Garuda butuh regenerasi? Bukannya Indonesia tidak pernah kehabisan talenta? Atau yang terjadi di Kualifikasi Piala Asia Futsal 2024 tak dianggap kegagalan?
Rasanya, tidak pernah ada berbagai kejadian-kejadian konyol serupa itu semua di tahun-tahun sebelumnya. Pada akhirnya, 2023 memberi pelajaran berharga.
Tak boleh terlalu percaya pada suatu hal yang padahal sudah terlihat baik. Lebih bagus berdoa, agar diberikan yang terbaik. Lebih khusus untuk 2024.
Toh peringkat Timnas futsal Indonesia pun sudah melorot (ke peringkat 40 Dunia dan tujuh Asia). Semoga di tahun yang baru, semua pihak bisa berbenah.