Kisah Indriyanto Nugroho: Dari Ball Boy ke Swedia, Mister Cepek dan Timnas U-16 Indonesia

Nizar Galang

Editor: Taufani Rahmanda

Cover Indriyanto Nugroho.
Cover Karier sepak bola Indriyanto Nugroho. (Dede Mauladi/Skor.id)

SKOR.id - Legenda sepak bola Indonesia, Indriyanto Nugroho, mempunyai perjalanan karier sepak bola yang sangat menarik.

Sebelum menjadi pesepak bola profesional, lelaki kelahiran 14 September 1976 itu sempat merasakan menjadi ball boy atau anak gawang.

Indriyanto Nugroho mengaku mulai mencintai sepak bola sejak usianya menginjak lima tahun. Ketika itu, ia menimba ilmu di Sekolah Sepak Bola (SSB) Fortuna dan Monas Putra di Solo pada tahun 1883-1884.

Perjalanan karier SSB Indriyanto Nugroho di Monas Putra membawanya hingga bergabung ke Diklat Arseto.

"Jadi dulu itu Monas Putra punya kompetisi seperti Liga TopSkor. Dari situ saya menjadi salah satu pemain terbaik dan bergabung di Diklat Arseto tahun 1888," ujarnya kepada Skor.id.

Pemain yang identik dengan nomor punggung 9 itu bercerita, dirinya mempunyai pengalaman yang tak terlupakan di Diklat Arseto. Yakni sempat merasakan menjadi anak gawang.

Indriyanto Nugroho Diklat Arseto.
Indriyanto Nugroho (pojok kiri atas) saat masih berseragam Diklat Arseto. (Dok. Istimewa)

"Dulu di sepak bola Diklat Arseto saya juga merasakan jadi anak gawang. Jadi ketika senior pada latihan atau pertandingan, saya yang mengambil bola ketika keluar lapangan. Nanti dari situ, dikasih uang jajan, seribu ketika itu," kata Indriyanto Nugroho.

Kiprah menuju karier profesionalnya dimulai dari tahun 1991. Ketika itu, ada seleksi untuk masuk Primavera Indonesia.

Lelaki berusia 47 tahun itu mengatakan selama perjalanannya menuju Primavera Indonesia, Danurwindo adalah sosok pelatih yang sangat berharga di karier sepak bolanya.

"Saya dulu memang sering ikut kompetisi sepeti Coca-Cola, Haornas, hingga Soeratin. Nah pesepak bola dari Solo yang bertalenta memang dipantau terus sama Om Danurwindo, salah satunya saya," kata Indriyanto.

"Saya menjalani seleksi ketika umur saya 16 tahun dan masuk di skuad Primavera Indonesia yang ke Italia. Selama tiga tahun dari 1992, banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan."

"Di sana kami melawan tim-tim muda klub besar Italia. Setelah Primavera juga saya sempat mendapatkan kesempatan trial dari tim Swedia, Helsingborg. Tetapi memang belum rezekinya di sana," ia menambahkan.

Indriyanto Nugroho bersama tim Primavera Indonesia.
Indriyanto Nugroho (pojok kanan bawah) bersama tim Primavera Indonesia di Italia 1993-1995. (Dok. istimewa)

Tragedi 'Mister Cepek' pun terjadi ketika Indriyanto pulang ke Diklat Arseto tahun 1996. Mantan striker Timnas Indonesia itu mendapat kesempatan untuk promosi ke skuad senior Arseto FC.

Namun, selama berlatih sepekan di Arseto FC, ia mengaku tidak kunjung mendapat kejelasan dari pihak manajeman.

Pada waktu yang sama, Pelita Jaya juga ingin memakai jasanya. Indriyanto pun menerima tawaran sebagai pemain tim tersebut.

Transfer itu sempat menjadi polemik hingga pada 29 Maret 1996, kedua tim bertemu di Sekretariat PSSI Jakarta untuk menyelesaikan masalah.

"Kejadian mister cepek itu memang berawal dari kekecewaan manajeman Arseto kepada saya. Tapi saat itu saya juga butuh kejelasan untuk melanjutkan karier saya hingga akhirnya transfer itu terjadi," kata Indriyanto.

"Sebenarnya tranfer 100 rupiah itu tidak terjadi. Itu hanya ungkapan kekecewaan saja yang akhirnya sampai ke media dan beritanya menyebar luas," ia mengungkapkan.

Indriyanto Nugroho dan Maman Abdurrahman PSIS Semarang.
Indriyanto Nugroho dan Maman Abdurrahman saat berseragam PSIS Semarang. (Dok. Istimewa)

Karier sepak bola Indriyanto pun semakin berkembang. Beberapa klub besar pada masanya sempat dibela seperti Persijatim Solo (2002-2023), PSIS Semarang (2008 dan 2011)

Kemudian Persik Kediri (2009), hingga sebelum pensiun, ia sempat berseragam Persepam Madura United (2013-2014).

Setelah tidak lagi menjadi pemain, Indriyanto Nugroho langsung merambah ke dunia kepelatihan.

"Setelah pensiun saya ditawarkan pak Achsanul Qosasih untuk ambil lisensi kepelatihan C AFC. Saya tentu berterima kasih kepada Persepam karena ini menjadi awal karier kepelatihan saya," ucapnya.

Karier kepelatihan Indriyanto dimulai dari SSB Kabomania pada tahun 2014 atas saran dari sang adik, Haryanto 'Tommy' Prasetyo yang sudah lebih dulu bergabung.

Indriyanto Nugroho dan jajaran pelatih.
Jajaran pelatih TSI saat berhasil menjuarai Ghotia Cup 2017 di Cina. (Dok. Istimewa)

Pada 2015, Indriyanto mulai bergabung di Liga TopSkor untuk menjadi Technical Group Study (TSG). Ia pun sempat membawa TopSkor Indonesia menjuarai Ghotia Cup 2017 di Cina.

Perjalanan kepelatihan Indriyanto mulai berkembang hingga dirinya ditunjuk PSSI dan dipercaya menjadi asisten pelatih Timnas U-16 Indonesia.

"Saya ke timnas itu tahun 2019, berkat peran Yusuf Kurniawan (Direktur Liga TopSkor). Ketika itu Bima Sakti yang menjadi pelatih Timnas U-16 sedang butuh asisten," kata Indriyanto.

"Pak Yusuf ketika itu menawarkan Bima untuk mengajak saya menjadi asistennya. Dari situlah saya bergabung," ia menjelaskan.

Sebagai informasi, Timnas U-16 Indonesia di bawah asuhan Bima Sakti sempat berhasil menjuarai Piala AFF U-16 2022.

Prestasi tersebut membawa tim kepelatihan Bima Sakti kembali dipercaya untuk menangani Timnas U-17 Indonesia pada Piala Dunia U-17 2023 yang digelar di Tanah Air.

Jajaran pelatih Timnas U-17 Indonesia di Piala Dunia U-17 2023.
Indriyanto Nugroho masuh jajaran pelatih Timnas U-17 Indonesia di Piala Dunia U-17 2023. (Dok. Istimewa)

Setelah itu, Indriyanto Nugroho mencoba tantangan baru untuk menangani tim Liga 3 2023 yakni ASIOP pada putaran nasional. Ketika itu, ia hanya mampu membawa ASIOP hingga babak 80 besar.

Saat ini, Indriyanto Nugroho kembali sedang berjuang bersama TopSkor Indonesia di ajang Garuda International Cup (GIC) 2024.

Tim TopSkor Indonesia berpartisipasi pada GIC edisi keempat yakni di kategori usia 17 tahun, yang diikuti berbagai tim dari negara di Asia Tenggara dan Asia Timur.

Terdapat 16 tim yang akan berpartisipasi di kategori U-17. TSI tegabung di Grup D bersama Diklat Merden (Indonesia), Southridge Admirals (Filipina), dan Chiangmai FC (Thailand).

Source: Skor.id

RELATED STORIES

Meriahkan HUT RI Ke-79, Garuda International Cup 2024 Resmi Dimulai

Meriahkan HUT RI Ke-79, Garuda International Cup 2024 Resmi Dimulai

Total 48 tim dari delapan negara bersaing dalam tiga kelompok usia untuk menjadi juara.

Gabungnya Marselino Ferdinan ke Oxford United Berkat Ide dan Restu Erick Thohir

Salah satu pemilik saham mayoritas Oxford United, Anindya Bakrie, mengakui soal bergabungnya Marselino Ferdinan.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Timnas futsal Indonesia. (Foto: Media FFI/Grafis: Yusuf/Skor.id)

Futsal

Timnas Futsal Indonesia Lawan Australia pada November 2025, Ada 18 Pemain yang Dipanggil

Harga tiket Timnas futsal Indonesia vs Australia di Indonesia Arena, Jakarta, pada FIFA Matchday Futsal mencapai Rp20 juta.

Taufani Rahmanda | 15 Oct, 11:14

Dewa United FC vs Madura United dalam pembuka pekan kesembilan Super League 2025-2026 pada 16 Oktober 2025. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Liga 1

Prediksi dan Link Live Streaming Dewa United vs Madura United di Super League 2025-2026

Duel pembuka pekan kesembilan, Kamis (16/10/2025) malam, jadi kesempatan Dewa United FC kembali ke jalur kemenangan.

Taufani Rahmanda | 15 Oct, 09:48

Ketum The Jakmania, Diky Soemarno. (Foto: Instagram @dikysoemarno/Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Timnas Indonesia

Ketum The Jakmania: Kegagalan Timnas Indonesia Bukan Akhir, tapi Bagian dari Proses Panjang

Diky Soemarno menuturkan PSSI perlu memperkuat fondasi pembinaan dan membangun filosofi bermain yang jelas.

Rais Adnan | 15 Oct, 09:09

Timnas Indonesia

Timnas Indonesia

Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: Timnas Indonesia Raja Gol Penalti, Terbanyak Kartu Merah

Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia telah menuntaskan putaran keempat. Berikut statistik Timnas Indonesia.

Rais Adnan | 15 Oct, 08:19

Mauricio Souza sebagai pelatih kepala Persija Jakarta, Juni 2025. (Foto: Taufani Rahmanda/Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Mauricio Souza Minta Para Pemain Timnas Indonesia Lupakan Kegagalan dan Fokus Persija

Pelatih Persija Jakarta, Mauricio Souza, memastikan Rizky Ridho dan Jordi Amat tetap tabah usai membela Timnas Indonesia.

Taufani Rahmanda | 15 Oct, 07:04

Identitas baru dari kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia atau Liga 1 di musim ini, Super League 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Super League 2025-2026: Jadwal, Hasil, Klasemen dan Profil Klub Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Super League 2025-2026 yang terus diperbarui seiring bergulirnya kompetisi, plus profil tim peserta.

Taufani Rahmanda | 15 Oct, 06:00

Kompetisi sepak bola kasta kedua di Indonesia atau identitas baru dari Liga 2 musim terbaru, Championship 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 2

Championship 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Liga 2 atau Championship 2025-2026 yang terus diperbarui seiring bergulirnya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 15 Oct, 05:59

Kompetisi futsal kasta tertinggi di Indonesia, Pro Futsal League 2025-2026. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Futsal

Pro Futsal League 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Pro Futsal League 2025-2026 yang terus diperbaharui seiring berjalannya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 15 Oct, 05:59

PON Bela Diri 2025. (Skor.id)

Other Sports

PON Bela Diri 2025 Jadi Momentum Kudus Gerakkan Perekonomian Lewat Sports Tourism

Presiden Direktur Djarum Foundation, Victor Hartono, memaparkan dalam kunjungannya ke PON Bela Diri 2025.

Taufani Rahmanda | 15 Oct, 05:53

La Liga 2025-2026 (Liga Spanyol). (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id).

La Liga

La Liga 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen La Liga 2025-2026 (Liga Spanyol), yang akan diperbarui seiring kompetisi.

Pradipta Indra Kumara | 15 Oct, 05:14

Load More Articles