- Doddy Sahetapy merupakan mantan pemain Persija Jakarta dan Persitara Jakarta Utara.
- Doddy Sahetapy saat ini melatih di SSB Bina Taruna Jakarta.
- Doddy Sahetapy ingin mencetak pemain yang tidak hanya bagus dalam bermain bola tapi juga berkarakter.
SKOR.id - Doddy Sahetapy merupakan mantan pemain Persija Jakarta pada awal kompetisi sepak bola Indonesia digulirkan.
Doddy menjadi bagian dari tim Macan Kemayoran pada musim 1995-1996 dan 1996-1997.
Namun namanya justru lebih dikenal sebagai legenda hidup tetangga Persija, yakni Persitara Jakarta Utara.
Bagaimana tidak, Doddy menjadi salah satu pemain yang mengangkat performa Persitara hingga akhirnya sempat eksis di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Persitara promosi ke Liga Super Indonesia pada musim 2008-2009. Di tim berjulukan Laskar Si Pitung tersebut, Doddy Sahetapy tidak hanya menjadi pemain, melainkan asisten pelatih.
Selama memperkuat Persitara Jakarta Utara, Doddy Sahetapy memang sempat mengikuti kursus kepelatihan nasional pada 2006 hingga 2008.
Doddy sedikit dari pelatih di Indonesia yang mengantongi lisensi kepelatihan B Nasional yang kini bisa disejajarkan dengan lisensi B AFC.
Doddy pensiun pada akhir musim 2008-2009 dan di musim berikutnya menjabat sebagai asisten pelatih dari arsitek Persitara saat itu, Abdurrahman Gurning.
"Saya memutuskan pensiun sebagai pemain pada 2008 di Persitara. Saat itu saya usia 37 dan merasa sudah enggak sanggup lagi apalagi bersaing sama yang muda-muda," kata Doddy.
"Saya pensiun bukan berarti berhenti dari sepak bola. Saya jadi motivator saja bagi yang muda-muda di dalam tim," ia menambahkan.
Ngotot dan tanpa kompromi bahkan cenderung sangar adalah ciri khas yang lekat dalam menggambarkan karakter bermain Doddy Sahetapy kala itu.
Bersama rekan sejawatnya, Hariman Siregar, lini tengah Persitara bisa dibilang cukup disegani. Kepemimpinan Doddy di dalam lapangan menular kepada pemain lainnya.
Tujuh tahun asisten pelatih, dirasa waktu yang cukup bagi seorang Doddy Sahetapy. Mulai 2015, Doddy berkecimpung pada pembinaan sepak bola usia dini dan muda.
Doddy memilih untuk mengabdikan diri pada pengembangan sepak bola di level akar rumput. Saat ini Doddy Sahetapy merupakan pelatih tim SSB Bina Taruna Jakarta.
Doddy tak ingin pengalamannya saat memulai bermain sepak bola dari usia anak-anak yang tidak terarah dengan benar, terulang pada generasi saat ini.
Karena itu dengan pengalaman dan kompetensi yang dimilikinya, Doddy kian termotivasi untuk menciptakan banyak pemain yang tidak hanya bagus dalam bermain bola tapi juga berkarakter.
Itu terlihat ketika dirinya memberikan instruksi kepada para pemain dari pinggir lapangan.
Doddy tak segan membentak pemainnya agar menjalankan instruksi sebenar-benarnya dan tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan.
"Saya ingin memberikan pengalaman yang terbaik buat pemain muda. Apa yang dulu generasi kami enggak dapat, sekarang itu yang akan saya berikan kepada mereka," ujar Doddy.
"Dulu sama sekarang situasi latihannya jauh berbeda. Bagaimana kami membentuk pemain muda untuk berprestasi dan menjadi pesepak bola yang lebih baik, itu menjadi yang utama," ia menambahkan.
Melatih di tim senior dan usia muda tentunya diperlukan pendekatan yang sangat berbeda.
Doddy tak menampik, problematika dalam melatih tim usia dini lebih kompleks ketimbang melatih tim senior.
Selain mengedukasi pemain, seorang pelatih juga harus memberikan pemahaman yang sejalan kepada orang tua pemain tentang proses pembinaan yang sebenarnya.
"Kalau melatih di usia muda kesulitannya ada pada edukasi di setiap kategori usia itu kadang tidak sama. Artinya, misalnya saya melatih di tim usia 13-14 tahun, sementara kalau mereka edukasinya di usia 10-12 bermasalah, itu bisa berimbas tidak baik juga pelatih terhadap usia di atasnya," Doddy melanjutkan.
"Karena di bawahnya masalah edukasi, pemahaman, orang tua atau pemain terhadap pelatih dan bertanding sepak bola itu yang harus semua pelatih berusaha untuk edukasi ke orang tua. Karena memang semua ingin menang, tapi belajar sepak bola dan berproses itu yang utama," ujarnya.
Dalam kaitannya dengan melatih anak-anak, Doddy Sahetapy tak semata-mata berpikir tentang menang dan kalah.
Doddy yakin bahwa ada lebih banyak hal bermanfaat yang bisa diambil dari anak asuhnya dari permainan sepak bola dan tentang proses berkembang bersama.
"Saya sudah merasakan tujuh tahun jadi asisten pelatih di Persitara dan setahun jadi pelatih kepala. Jadi apa yang pernah saya rasakan di tim senior, itu jadi pengalaman saya berbagi di usia muda," katanya.
"Yang saya rasakan di tim senior harus saya siapkan di tim usia muda, bahwa untuk mencapai ke level senior pemain itu harus seperti apa," ia menambahkan.
Lebih lanjut, Doddy Sahetapy mengatakan sejatinya anak-anak generasi sekarang ini bisa dibilang sangat beruntung.
Pasalnya, saat ini sudah semakin banyak pelatih-pelatih muda berkualitas yang memiliki lisensi serta pedoman baku pada kurikulum Filosofi Sepak bola Indonesia atau Filanesia.
"Cuma tinggal bagaimana para pelatih punya keberanian untuk memainkan Filanesia itu. Pelatih gampang belajar, pemain juga," ujar Doddy.
"Artinya kami tahu sekarang bahwa sepak bola tidak melulu cuma menang, tapi pemain juga belajar bagaimana membangun serangan dari bawah ke tengah lalu ke depan, bagaimana belajar pressing lawan, build-up. Kalau tim kalah, kami berpikir bagaimana untuk memperbaiki tim ke depan. Itu menurut saya sesuatu yang nikmat," kata dia.
Sebagai pelatih usia muda, Doddy tak muluk-muluk bicara target pribadi. Bisa menjadi berkah buat orang lain, ia mengaku sudah cukup bahagia.
"Artinya dengan apa yang saya punya, saya berusaha untuk bisa berbagi walaupun yang saya bagi itu tidak sempurna tapi berusaha buat menajdi berkat buat orang lain," katanya.
"Mendampingi anak-anak dari yang awalnya tidak bisa menjadi bisa itu menjadi kenikmatan tersendiri bagi saya," Doddy memungkasi.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Kiprah Lainnya:
Kiprah: Aulia Siregar, Garang Saat Jadi Pemain, Kini Sangat Mencintai Sepak bola Usia Dini
Kiprah: Javier Roca, Orang Asing yang Tertantang Lahirkan Bibit Sepak Bola Usia Dini Indonesia
Kiprah: FX Yanuar Wahyu, Pensiun saat Laris Manis dan Kini Mengawal Goal Pemain Junior