- Herry Kiswanto, pelatih kawakan Indonesia, mengabdikan dirinya untuk pembinaan usia muda dengan melatih tim Porda Kabupaten Bogor.
- Menurut Herry Kiswanto, perbedaan melatih pemain muda terletak pada penanaman nilai moral dan filosofis sebagai olahragawan.
- Soal pembinaan usia muda di Indonesia, Herry Kiswanto menilai masih belum adanya wadah yang jelas sebagai jembatan menuju tim utama.
SKOR.id - Pelatih kawakan, Herry Kiswanto, turun gunung untuk mengurusi pemain muda dalam wadah tim Porda Kabupaten Bogor.
Herry Kiswanto ditunjuk menjadi pelatih tim Kabupaten Bogor dalam gelaran Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat 2022.
Di tim tersebut, Herry Kiswanto banyak memoles pemain-pemain muda untuk tampil di ajang tersebut.
Pelatih yang akrab disapa Herkis itu mengaku mendapatkan kenikmatan dalam melatih talenta muda.
"U-20 itu, kebanyakan usia 18 dan 19 yang saya latih di tim itu," ujar Herry Kiswanto kepada Skor.id, Jumat (23/4/2021).
Tak seperti biasanya saat melatih tim senior, kali ini Herry menilai ada tantangan baru yang ia hadapi.
"Kalo di liga tugasnya mengkondisikan tim, buat taktik strategi,dan menganalisis, begitu. Tapi di Porda relatif usia muda penting bagi saya untuk membangun karakter mental atlet untuk menjadi kuat dan andal," kata Herry.
"Teknik dan visi bermain kami gembleng, dan attitude yang baik sebagai pesepak bola yang nantinya menuju profesional. Banyak menanamkan nilai-nilai olahraga yg baik, itu kepuasan saya yang tidak dapat terbeli," tuturnya.
Perbedaan perlakuan juga diberikan Herry kepada pemain muda dan pemain senior.
Dalam melatih pemain muda, Herry lebih memposisikan diri sebagai ayah yang juga memberikan nasihat untuk menjadi pesepak bola profesional.
Lebih dari itu, Herry mengaku mendapat kepuasan ketika pemain-pemain muda binaannya yang konsisten hingga menjadi pesepak bola ternama pada masa depan.
Pelatih yang sempat menukangi PSIS Semarang itu juga menjelaskan kondisi pembinaan usia dini di Indonesia.
"Sudah semakin menjamur sekarang pembinaan usia dini. Agak lumayan, tapi target berikutnya tidak jelas. Kurang ada turnamen yang membangkitkan gairah pesepak bola muda," ujar pelatih 65 tahun itu.
"Indonesia punya potensi, tapi pengelolaannya saja yang harus lebih konsisten. Orang kita ini kan seriusnya sebentar saja, jangka pendek saja. Pengurus kita ini hangat-hangat tahi ayam," katanya.
Sistem sepak bola di Indonesia, lanjut Herry, kerap berubah seiring dengan pergantian pengurus. Termasuk dalam hal pemain-pemain muda.
Hal itulah yang membuat pembinaan pemain muda menjadi sulit untuk berkembang sementara waktu ini.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Kiprah Lainnya:
Kiprah: Warsidi, Bek Juara Bersama Persija dan Arema Ini Bangkit dan Membina Pemain Muda
Kiprah Klub Futsal Indonesia di Ajang Internasional: Putra dan Putri Juara
Kiprah: Muhammad Yunus, Bek Kanan Penyumbang Emas SEA Games 1987 Tularkan Disiplin dengan Kesabaran