- Nama Basyirudin di kancah sepak bola nasional cukup menterang pada awal 1980-an.
- Era awal Galatama, Basyirudin termasuk pemain muda yang cukup bersinar.
- Basyirudin adalah pemain PSSI Junior era akhir 1970-an yang kini menikmati peran sebagai pembina sepak bola usia dini.
SKOR.id - Basyirudin adalah pesepak bola Indonesia level Galatama plus sempat membela tim junior PSSI yang kini menggeluti pembinaan pemain usia dini.
Sejak akhir 1990-an tepatnya pada 1999, lelaki berdarah Minang ini membuat sekolah sepak bola (SSB) di sekitar tempat tinggalnya.
Kala itu, Basyirudin berdomisili di Bumi Serpong Damai (BSD), Kabupaten Tangerang (kini masuk Tangerang Selatan) dan mendirikan SSB Putra BSD.
Konsep awal lelaki ramah ini adalah sepak bola gembira. Artinya, dia ingin pemain usia dini sealami mungkin bermain dan berlatih.
"Saya rasa, semua pemain yan ikut SSB itu tujuannya tidak menjadi pesepak bola. Saya menyadari itu, makanya saya ingin semua gembira," ujar Basyir, sapaannya.
"Ada anak yang ikut SSB untuk cari kegiatan dan akhirnya bertambah teman. Jadi, mereka harus melakukan dengan gembira," katanya.
Kepada Skor.id, lelaki kelahiran 1955 ini mengakui, saat menangani pemain usia dini maka semua yang dilakukan dengan konsep bermain.
"Anak-anak terutama yang masih di bawah 12 tahun, mereka memulai latihan dengan bola termasuk saat pemanasan," kata Basyir pada Rabu (28/4/2021).
"Saat pertandingan, semua pemain yang ada di tim juga harus dimainkan. Sebab, kemenangan itu bukan target tetapi mereka bergembira di lapangan."
Selepas mendirikan SSB Putra BSD, Basyir pindah dari rumah lamanya dan menetap di kawasan Ciater, Tangerang Selatan.
Lalu, dia tetap membina pemain usia dini dan mendirikan SSB Red Ant yang kemudian berubah nama menjadi SSB Jayakarta Tangsel.
"Konsepnya masih sama, saya ingin anak-anak ini bermain sepak bola dengan gembira," ujar Basyirudin.
"Soal nama SSB, saya hanya ingin menghargai salah satu klub yang membesarkan saya yaitu PS Jayakarta," tuturnya.
Lelaki yang kini berprofesi sebagai dosen ekonomi di STIE Perbanas, Jakarta ini memang mantan pemain klub elite era awal Galatama, PS Jayakarta.
Basyiruddin adalah pemain muda dari Indonesia Muda yang ikut seleksi masuk Persija Junior pada 1976.
Namun karena bakatnya bagus, Ketua PS Jayakarta, FH Hutasoit langsung memintanya gabung dengan salah satu klub awal Galatama ini.
Tak hanya itu, bakat Basyirudin juga membuatnya seleksi masuk timnas junior Indonesia pada akhir 1970-an yang bersiap ke Piala Dunia Junior 1979.
Pada level senior, PS Jayakarta adalah tim yang pertama dibela Basyirudin dan dia masih sangat muda ketika gabung skuad itu.
Hanya saja, pelatih memercayai Basyirudin bermain dengan sejumlah seniornya di posisi kanan atau kiri luar, sekarang merupakan pemain sayap.
Dia juga jadi bagian sukses PS Jayakarta menjadi runner-up Galatama edisi pertama musim 1979-1980 dan bermain untuk klub itu selama tiga tahun.
Tak hanya itu, dia juga menjadi bagian Persija di Piala Marah Halim 1979 dan menyumbang satu gol.
Pada 1982, Basyirudin meninggalkan PS Jayakarta dan gabung Perkesa 78 yang meninggalkan Bogor dan pindah ke Sidoarjo.
Tak lama membela Perkesa 78 hanya tiga musim, Basyirudin mundur pada usia muda 27 tahun karena cedera.
Selepas tak jadi pesepak bola semipro, dia berkarier sebagai pegawai perbankan yang akhirnya mengantarkannya sebagai dosen.
"Saya selepas jadi karyawan sejumlah bank, lalu menyelesaikan kuliah dan mendapatkan gelar master lalu bisa jadi dosen," kata Basyirudin.
"Sepak bola telah membat saya bisa mendapatkan banyak hal dan kini saatnya terus berbagi untuk pemain usia dini," tutur pendiri Paguyuban SSB Tangerang Selatan (Pagustas).
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Kiprah Lainnya:
Kiprah: Warsidi, Bek Juara Bersama Persija dan Arema Ini Bangkit dan Membina Pemain Muda
Kiprah Klub Futsal Indonesia di Ajang Internasional: Putra dan Putri Juara
Kiprah: Muhammad Yunus, Bek Kanan Penyumbang Emas SEA Games 1987 Tularkan Disiplin dengan Kesabaran