Kiprah: Boy Jati Asmara, Striker Petarung yang Kini Tekun Melatih Pemain Usia Dini

Nugraha Pratama

Editor:

  • Boy Jati Asmara adalah petualan sepak bola yang lahir di Bandung.
  • Selama berkarier, Boy Jati Asmara dikenal striker galak, ngotot, dan tak kenal kompromi.
  • Kini, Boy Jati Asmara mengabdikan diri sebagai pelatih untuk sepak bola usia dini dan dia sangat menikmati peran barunya ini.

SKOR.id - Ngotot dan tanpa kompromi bahkan galak adalah ciri khas yang lekat dalam menggambarkan karakter bermain Boy Jati Asmara.

Pemain depan Persib Bandung era awal 2000-an ini saat masih aktif bermain, dikenal karena daya juangnya yang tinggi di lapangan.

Daya jelajahnya pun cukup bagus, dia tak segan turun hingga area pertahanan timnya untuk meminta bola.

Satu hal lain yang juga melekat dalam karakter bermain Boy adalah keberaniannya dalam berduel dengan pemain belakang lawan, walau secara postur terbilang lebih besarnya.

Singkatnya, Boy adalah tipikal striker petarung. Maka tak heran bisa dirinya selalu menjadi andalan skuad Maung Bandung musim 2005.

Boy Jati Asmara selalu menjadi pilihan utama Indra Thohir, pelatih Persib pada musim tersebut.

Di lini depan, nama Boy selalu masuk dalam daftar starting eleven Maung Bandung. Dia biasa berduet bersama penyerang asal Nigeria, Ekene Michael Ikenwa.

Mengenai gaya bermainnya yang ngotot dan tanpa kompromi, Boy bercerita, karakter tersebut sejatinya sudah melekat dalam dirinya sejak dulu.

Tepatnya, ketika masih meniti karier di level junior. Karakter keras keras Boy sebagai pesepak bola muncul karena didasari oleh prinsip tidak mau kalah.

Selain itu, Boy juga enggan mengecewakan suporter yang sudah berkorban untuk memberikan dukungan kepada klub yang dibelanya.

"Kalau saya memiliki prinsip dalam sepak bola itu begini, ketika saya memakai jersey sebuah klub, saya datang ke lapangan ada orang yang mendukung," kata Boy.

"Lalu, mereka yang mendukung itu pasti mengorbankan sesuatu. Maka dari itu, saya tidak mau membuat mereka kecewa," ucapnya.

"Selain itu, bagi saya, setiap pertandingan adalah final. Jadi rasa tidak mau kalah, rasa ingin selalu menang itu membentuk karakter saya yang seperti ini."

Boy tidak menampik, karakter kerasnya sebagai pesepak bola tampak kentara ketika dia membela Persib pada musim 2005.

Sebagai orang asli Bandung, Boy memiliki tekad yang kuat untuk tampil habis-habisan di lapangan, demi kemenangan.

Saat di Persib, Boy juga mendapatkan julukan "bad boy". Hal tersebut dikarenakan emosinya yang tak terkontrol di lapangan.

Dalam beberapa kesempatan, Boy kerap terlibat friksi dengan pemain lawan. Oleh karena itulah julukan tersebut melekat dalam diri Boy Jati Asmara.

Sebagai pesepak bola, Boy dikenal sebagai pengelana. Selama 16 tahun kariernya di sepak bola profesional, sudah lebih dari 10 klub pernah dibelanya.

Sejatinya, Boy sudah terbiasa merantau sejak usia junior. Boy adalah pemain yang berasal dari Bandung, pendidikan sepak bolanya pun dimulai di Kota Kembang bersama PS UNI.

Hanya saja, ketika menginjak level junior, Boy agak kesulitan untuk menembus skuad junior Persib.

Tak mau menyerah dengan keadaan, Boy mencoba peruntungan bersama Persijatim (kini Sriwijaya FC).

Bukan pilihan yang salah, karena Boy mampu meraih gelar juara di Piala Soeratin bersama Persijatim. Performa apiknya bersama tim junior Persijatim membuatnya dilirik oleh sejumlah klub.

Kemudian, dia memilih bergabung bersama Persikabo Kabupaten Bogor. Persikabo bisa dibilang sebagai tim pertama Boy di level senior.

Saat membela Persikabo, usia Boy belum genap 20 tahun. Akan tetapi, dia sudah bisa menunjukkan kualitas mumpuni. amanya pun masuk dalam skuad Indonesia U-19.

Menjadi bagian dari Indonesia U-19, reputasi Boy kemudian meningkat. Pada musim 2002, Persib yang kala itu dilatih Deny Syamsudin pun memanggil Boy untuk pulang ke Bandung.

Tanpa pikir dua kali, Boy menerima tawaran tersebut dan bergabung bersama Persib. Sayangnya, Boy tidak mendapatkan banyak kesempatan bermain.

Statusnya sebagai pemain muda membuat Boy kalah saing dengan beberapa nama di skuad Persib saat itu seperti Asep Dayat hingga Sujana.

Hingga akhirnya pada musim 2003, Boy memutuskan hengkang dari Persib dan kembali ke Persijatim.

Akan tetapi, kiprah Boy di Persijatim edisi kedua ini tak berjalan sesuai harapan. Pada musim 2004, Boy memutuskan pindah ke Persipura Jayapura.

"Waktu itu, saya ditawari langsung oleh pengurus Persipura," tutur Boy.

"Ya, saya terima karena di Persipura banyak pemain besar seperti Eduard Ivakdalam, Ronny Wabia, hingga Victor Pulanda."

Sayangnya, kiprah Boy di Persipura juga tidak berlangsung mulus. Karena selama kompetisi musim 2004, Persipura menunjukkan performa inferior hingga hampir terdegradasi.

Meski begitu, performa individu Boy bersama Persipura cukup menjanjikan. Performa apiknya bersama Persipura membuat Persib tertarik untuk kembali memulangkannya.

Tawaran untuk pulang ke Bandung tentu tak bisa ditolak Boy. Pada Liga Indonesia 2005, Boy kembali berseragam Persib. Sayang, kebersamaan Boy bersama Persib tidak berlanjut.

Setelah hengkang dari Persib, Boy pun sering berpindah-pindah klub dari PSMS Medan, Deltras Sidoarjo, Persepam Madura United, hingga Persitara Jakarta Utara pernah dibela Boy.

"Sepak bola adalah kehidupan saya. Bersama sepak bola, saya harus survive untuk hidup," tutur Boy Jati Asmara.

"Jadi, dimanapun atau diminta orang untuk main, saya harus siap. Itu salah satu bagian profesionalisme pesepak bola," katanya dengan tegas.

Setelah tidak lagi aktif bermain bola, Boy Jati Asmara sibuk mengisi kegiatan dengan menjadi pelatih di SSB UNI Bandung.

Boy Jati Asmara sudah mengantongi lisensi kepelatihan B AFC. Sejatinya Boy sudah bisa melatih tim senior atau Elite Pro Academy dengan lisensi yang dimilikinya.



Hanya saja, Boy memilih fokus di sepak bola akar rumput, dengan melatih anak-anak usia 13 hingga 15 tahun.

Dia menyadari, menjadi pelatih sepak bola bukan hal mudah. Sehingga, dirinya perlu banyak menimba ilmu dan pengalaman terlebih dulu.

"Saya kan baru tiga tahun pensiun. Jadi, saya masih mau bikin diri saya nyaman dulu dari tekanan," kata Boy.

"Karena ketika saya terjun ke profesional, itu pasti tekanannya juga besar. Sebab, menjadi pelatih itu ternyata jauh lebih sulit dibandingkan sebagai pemain," ucap Boy Jati Asmara.  

Ikuti juga InstagramFacebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Skor Indonesia (@skorindonesia)

Berita Kiprah Lainnya:

Kiprah: Haryanto Prasetyo, Bintang PSSI Baretti yang Jatuh Cinta pada Sepak Bola Usia Dini

Kiprah: M Sukron Chaniago, Eks-Kiper Timnas Indonesia yang Ingin Ciptakan Kiper Tangguh

Kiprah: Eka Ramdani, dari UNI Kembali ke UNI karena Rayuan Eks-Persib

RELATED STORIES

Kiprah: Doddy Sahetapy, Temukan Kenikmatan dalam Membina Pemain Muda

Kiprah: Doddy Sahetapy, Temukan Kenikmatan dalam Membina Pemain Muda

Doddy Sahetapy merupakan mantan pemain Persija Jakarta dan Persitara Jakarta Utara.

Kiprah: Muhammad Yunus, Bek Kanan Penyumbang Emas SEA Games 1987 Tularkan Disiplin dengan Kesabaran

Kiprah: Muhammad Yunus, Bek Kanan Penyumbang Emas SEA Games 1987 Tularkan Disiplin dengan Kesabaran

Muhammad Yunus adalah bek kanan tak tergantikan saat timnas Indonesia di SEA Games 1987.

Kiprah: Warsidi, Bek Juara Bersama Persija dan Arema Ini Bangkit dan Membina Pemain Muda

Warsidi Ardi adalah salah satu bek tangguh yang pernah dimiliki timnas Indonesia serta jadi bagian juara Persija Jakarta maupun Arema Malang.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

indo open 2025

Badminton

Indonesia Open 2025: Hanya Ada Satu Wakil Indonesia di Final

Indonesia berhasil mendapatkan satu wakil di partai puncak Indonesia Open 2025.

Gangga Basudewa | 07 Jun, 16:51

Kompetisi futsal kasta tertinggi di Indonesia kategori putri, Women Pro Futsal League 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Futsal

Tak Hanya Sepak Bola, Pergantian Identitas Klub Terjadi di Women Pro Futsal League 2024-2025

Pergantian identitas klub sepak bola kembali hangat dibicarakan di Tanah AIr, sejatinya juga terjadi di futsal.

Taufani Rahmanda | 07 Jun, 16:21

avc nations cup 2025 - putri

Other Sports

Hasil AVC Nations Cup 2025: Timnas Voli Putri Indonesia Kalah Dramatis dari Iran

Timnas voli putri Indonesia mengawali kiprahnya di AVC Nations Cup 2025 dengan kekalahan pada Grup B, Sabtu (7/6/2025).

Taufani Rahmanda | 07 Jun, 15:15

Timnas Jepang.

Timnas Indonesia

Saran untuk Suporter Timnas Indonesia yang Tandang ke Jepang dari Eks Diaspora Zenzia Ihza

Eks-diaspora Indonesia beri rekomendasi transportasi hingga makanan untuk suporter yang mau mendukung Timnas Indonesia tandang lawan Jepang.

Sumargo Pangestu | 07 Jun, 12:50

IBL 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Basketball

Duel Empat Alumni NBA Hadir di Pekan 18 IBL 2025

Empat alumni NBA tersebut adalah K. J. McDaniels dan JaQuori McLaughlin di Pelita Jaya lalu Rakeem Christmas dan Shabazz Muhammad di Hangtuah Jakarta

Gangga Basudewa | 07 Jun, 12:33

Liga Nusantara. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

National

Daftar Peserta Liga Nusantara 2025-2026 atau Liga 3 2025-2026

Peserta Liga Nusantara 2025-2026 berasal dari kompetisi musim sebelumnya plus Liga 2 2024-2025 dan Liga 4 2024-2025.

Taufani Rahmanda | 07 Jun, 12:20

Inter Milan dikabarkan sepakat dengan Cristian Chivu sebagai pengganti Simone Inzaghi. (Deni Sulaeman/Skor.id).

Liga Italia

Kiprah Cristian Chivu, Pelatih Baru Inter Milan Pengganti Simone Inzaghi

Inter Milan dikabarkan sepakat dengan Cristian Chivu untuk gantikan Simone Inzaghi.

Pradipta Indra Kumara | 07 Jun, 11:14

Kompetisi futsal putri kasta tertinggi di Indonesia untuk musim terbaru, Women Pro Futsal League 2024-2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Futsal

Women Pro Futsal League 2024-2025: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Women Pro Futsal League 2024-2025 yang terus diperbaharui seiring berjalannya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 07 Jun, 10:41

Cover artikel Liga 2. (Grafis Hendy AS/Skor.id)

Liga 2

Musim 2024-2025 Selesai, Ini Daftar Lengkap Peserta Liga 2 untuk Edisi 2025-2026

Peserta Liga 2 2025-2026 berasal dari kompetisi musim sebelumnya plus Liga 1 2024-2025 dan Liga Nusantara 2024-2025.

Taufani Rahmanda | 07 Jun, 10:41

Hasil pertandingan futsal. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Futsal

Rekap Hasil Women Pro Futsal League 2024-2025: Tiga Laga Hari Pertama Pekan Pembuka

Bertempat terpusat di GOR Bung Karno, Sukoharjo, 15 gol tercipta dan selalu ada pemenang dari setiap laganya.

Taufani Rahmanda | 07 Jun, 10:35

Load More Articles