- Varian COVID-19 yang baru telah ditemukan dan diberi nama Centaurus.
- Ini subvarian Omicron lainnya yang berasal dari India dan telah mencatatkan transmisi yang jauh lebih tinggi dari versi sekarang.
- Gejalanya mirip dengan varian omicron lainnya, tetapi juga ditandai dengan kehilangan daya penciuman dan indera perasa.
SKOR.id - Dalam sepekan terakhir, para peneliti telah menemukan varian COVID-19 baru yang disebut 'Centaurus'.
Ini adalah subvarian Omicron lain yang berasal dari India, yang dalam beberapa hari terakhir - varian BA.2.75 - mencatatkan tingkat transmisi yang jauh lebih tinggi dari versi saat ini.
Studi ini masih dalam tahap awal. Sejauh ini, para ilmuwan mengatakan tak ada bukti yang menunjukkan bahwa tertular penyakit itu menyebabkan gejala serius atau risiko infeksi parah.
Apa yang mereka katakan adalah bahwa itu dapat menyebar ke orang yang sudah memiliki virus COVID.
Subvarian baru ini pertama kali terdeteksi di India pada awal Juni, tetapi baru pada tanggal 30 Juni, seorang ahli virologi, Tom Peacock, dari Departemen Penyakit Menular di Imperial College London meresmikannya dengan nama Centaurus.
Selain itu, Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menjelaskan: "Mutasi varian ini memungkinkan akses ke sel-sel sehat organisme, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa dia memiliki kapasitas penularan lebih besar dan mampu untuk menghindari kekebalan sebelumnya dengan lebih mudah".
Terlepas dari pernyataan ini, WHO mendesak agar hati-hati dan menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk mengetahui apakah itu varian yang lebih berbahaya daripada yang lain.
Namun, mereka meminta wacana tersebut tak boleh diabaikan, karena meski sebagian besar kasus varian baru ini tercatat di India, negara lain seperti Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat (AS), Jepang, Selandia Baru, dan Inggris sudah memiliki penderitanya.
Gejala Centaurus
Cakupan penuh dari subvarian ini belum diketahui. Pada prinsipnya, gejalanya mirip dengan varian omicron lainnya - demam, kelelahan, sakit kepala, batuk, sakit kepala, dan pilek.
Namun, tanda-tanda varian baru seperti kehilangan penciuman (anosmia), kehilangan indera perasa (ageusia), muntah dan diare, telah terdeteksi pada subvarian omicron BA.4 dan BA.5 terbaru.
Untuk saat ini, vaksinasi COVID-19 masih dianggap efektif dalam menekan penularan infeksi dan mengurangi risiko terjadinya gejala berat maupun kematian. Selalu patuhi protokol kesehatan juga merupakan salah satu upaya pencegahan COVID-19.***
Baca Juga Berita Bugar Lainnya:
Antisipasi Varian Omicron, Skuad Pelatnas Cipayung Mulai Dapat Vaksin Booster
Omicron: Mitos dan Fakta tentang Varian Terbaru Covid-19