Jejak Petenis Indonesia di Wimbledon, Yayuk Basuki Paling Cemerlang

Doddy Wiratama

Editor: Doddy Wiratama

Mantan petenis legendaris Indonesia, Yayuk Basuki
Mantan petenis legendaris Indonesia, Yayuk Basuki. (M. Yusuf/Skor.id)

SKOR.id - Sejak Senin (26/6/2023), fase kualifikasi turnamen tenis Wimbledon 2023 sudah digulirkan di Inggris sebelum memasuki babak utama pada 3–16 Juli.

Bicara soal Wimbledon, Indonesia pernah punya catatan apik dalam turnamen tenis grand slam yang berlangsung di lapangan rumput tersebut.

Sejak era terbuka kompetisi tenis dimulai pada 1968, sejumlah wakil Merah Putih pernah ikut Wimbledon dan beberapa di antaranya mampu menembus perempat final.

Prestasi signifikan pertama delegasi Indonesia dalam ajang Wimbledon terjadi pada 1971 lewat pasangan ganda putri, Lanny Kaligis/Lita Liem.

Kala itu, Lanny Kaligis/Lita Liem mampu menembus perempat final nomor ganda putri Wimbledon 1971 sebelum dihentikan Rosie Casals/Billie Jean King (Amerika Serikat).

Rosie Casals/Billie Jean King sendiri bukan lawan sembarangan karena berstatus sebagai unggulan pertama dan akhirnya mampu memenuhi proyeksi jadi juara.

Embed from Getty Images

Setelah Lanny Kaligis/Lita Liem menembus perempat final ganda putri Wimbledon 1971, Indonesia menunggu lama untuk menorehkan prestasi signifikan di ajang tersebut.

Barulah pada 1987, tenis Indonesia kembali dapat sorotan usai Yayuk Basuki menembus perempat final tunggal putri junior Wimbledon.

Meski tersingkir di delapan besar usai dikalahkan Natasha Zvereva (Uni Soviet), kehadiran Yayuk Basuki saat itu jadi sinyal positif tersendiri bagi tenis Indonesia.

Beberapa petenis muda pun bermunculan, termasuk Romana Tedjakusuma yang mencicipi semifinal ganda putri junior Wimbledon 1993 bersama Park Sung-hee (Korea Selatan)

Kembali ke Yayuk Basuki. Usai kemunculan menjanjikan pada 1987, ia mampu meneruskan di level senior dengan menembus perempat final Wimbledon 1996 nomor ganda putri.

Berpasangan dengan Caroline Vis (Belanda) langkah Yayuk Basuki terhenti usai kalah 1-6, 4-6 dari unggulan kedua, Gigi Fernandez (Amerika Serikat)/Natasha Zvereva (Belarus).

Setahun berselang, Yayuk Basuki kembali menorehkan tinta sejarah untuk Indonesia dengan menembus perempat final Wimbledon di dua nomor sekaligus.

Yayuk Basuki menembus perempat final Wimbledon 1997 untuk nomor ganda campuran saat berpasangan dengan Tom Nijssen (Belanda).

Langkah mereka terhenti usai dikalahkan pasangan Republik Ceko, Cyril Suk/Helena Sukova, yang pada akhirnya tampil sebagai juara.

Pada edisi penyelenggaran yang sama, prestasi lebih mentereng diukir Yayuk Basuki karena mampu menembus babak delapan besar nomor tunggal putri.

Meski juga terhenti di perempat final, pencapaian individu Yayuk Basuki pada nomor tunggal dianggap (oleh mayoritas insan tenis) lebih bergengsi ketimbang ganda.

Perjuangan Yayuk Basuki pada nomor tunggal putri Wimbledon 1997 sendiri terhenti di perempat final usai kalah 3-6, 3-6 saat bersua Jana Novotna (Republik Ceko).

Embed from Getty Images

Jana Novotna yang berstatus unggulan ketiga mampu melaju hingga final sebelum kalah 6-2, 3-6, 3-6 di tangan favorit juara, Martina Hingis (Swiss).

Bagi Yayuk Basuki, menembus perempat final tunggal putri Wimbledon 1997 tentu jadi salah satu highlight dalam karier tenis profesionalnya sebelum pensiun pada 2013.

Sebelum era Yayuk Basuki benar-benar berakhir, proses regenerasi tenis Indonesia berhasil melahirkan sejumlah petenis muda potensial terutama di sektor putri.

Beberapa nama yang mencuri perhatian dan mencuat ke permukaan adalah Wynne Prakusya dan Angelique Widjaja.

Wynne Prakusya lebih dulu muncul ke permukaan saat berhasil menembus perempat final Wimbledon 1998 di dua nomor kategori junior.

Petenis kelahiran Solo itu menembus perempat final nomor tunggal putri junior sebelum dikalahkan Tina Hergold (Slovenia).

Sedangkan di nomor ganda putri, Wynne Prakusya yang berpasangan dengan Eric Krauth (Argentina) dikalahkan Eva Dyberg (Denmark)/Jelena Kostanic (Kroasia).

Tiga tahun berselang, giliran Angelique Widjaja yang mencuat bahkan sempat menorehkan sejarah di Wimbledon dengan menjuarai nomor tunggal putri junior.

Kala itu, Angelique Widjaja yang belum genap berusia 17 tahun berhasil menembus partai final nomor tunggal putri junior Wimbledon 2001.

Angelique Widjaja pun sukses menutup petualangan dengan gelar juara usai mengalahkan Dinara Safina (Rusia) dengan skor 6-4, 0-6, 7-5.

Embed from Getty Images

Sayang, kecemerlangan mantan petenis asal Bandung itu tak berlanjut ke Wimbledon edisi-edisi berikutnya kala sudah bermain di level senior.

Angelique Widjaja "hanya" mampu menembus perempat final Wimbledon 2003 dan 2004 saat turun di nomor ganda putri bersama pemain Venezuela, Maria Vento-Kabchi.

Setelah era Wynne Prakusya dan Angelique Widjaja berakhir, Indonesia bisa dibilang cukup kesulitan melahirkan petenis potensial yang bisa berbicara di ajang Wimbledon.

Hingga akhirnya muncul sosok Tami Grende yang mampu jadi juara ganda putri junior Wimbledon 2014 berpasangan dengan Ye Qiu Yu (Cina).

Sayang, karier Tami Grende di dunia tenis tak berlangsung lama. Perempuan kelahiran Bali berdarah Italia itu memutuskan pensiun dini pada 2016 saat masih berusia 19 tahun.

Jejak wakil Indonesia yang mampu tampil apik dengan mimimal masuk ke perempat final Wimbledon pun diikuti oleh Priska Madelyn Nugroho.

Priska Madelyn Nugroho menembus perempat final nomor ganda putri junior Wimbledon 2019 saat berpasangan dengan Alexa Noel (Amerika Serikat).

RELATED STORIES

Alasan Petenis Tampil Serbaputih di Turnamen Grand Slam Wimbledon

Alasan Petenis Tampil Serbaputih di Turnamen Grand Slam Wimbledon

Turnamen tenis Grand Slam Wimbledon mewajibkan kontestannya tampil serbaputih. Apa alasannya?

Mengenal 3 Jenis Permukaan Lapangan Tenis, Beda Material Beda Karakter

Lapangan tenis dengan permukaan keras, rumput, dan tanah liat punya karakter masing-masing yang bisa memengaruhi permainan.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Cover bulu tangkis. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

Badminton

Jadwal Lengkap BWF World Tour Bulan November 2025

Selama bulan November 2025, apa saja turnamen bulu tangkis BWF World Tour yang akan dihelat, berikut ini jadwalnya!

Thoriq Az Zuhri | 27 Oct, 23:33

Jonatan Christie (kanan) dan Sabar Karyaman/Moh Reza Pahlevi

Badminton

Update Terkini Wakil Indonesia di Hylo Open 2025

Turnamen bulu tangkis Hylo Open 2025 sedang dihelat, berikut ini adalah update wakil Indonesia di ajang ini.

Thoriq Az Zuhri | 27 Oct, 22:49

M7 World Championship, Jakarta. (Moonton)

Esports

Daftar Tim yang Sudah Lolos M7 World Championship

Turnamen dunia Mobile Legends: Bang Bang, M7 World Championship, akan segera digelar, ini adalah tim yang sudah memastikan diri lolos.

Thoriq Az Zuhri | 27 Oct, 22:45

MDL Indonesia (Jovi Arnanda/Skor.id)

Esports

MVP Finals dan Musim Reguler MDL Indonesia Sepanjang Sejarah

Sepanjang sejarah, ini adalah deretan pemain Mobile Legends yang pernah jadi MVP Finals dan Musim Reguler MDL Indonesia.

Thoriq Az Zuhri | 27 Oct, 22:28

Jonatan Christie (kanan) dan Sabar Karyaman/Moh Reza Pahlevi

Badminton

Daftar Pebulu Tangkis Indonesia di Hylo Open 2025, Minus Ganda Putri

Hylo Open 2025 akan bergulir pada 28 Oktober-2 November 2025 di Saarlandhalle, Saarbrucken, Jerman.

Teguh Kurniawan | 27 Oct, 17:48

Bunga Anggrek. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Culture

Manfaat Bunga Anggrek bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui

Tak hanya mempercantik ruangan, anggrek bulan juga mampu menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

Gangga Basudewa | 27 Oct, 15:35

mills

National

Apparel Indonesia Sponsori Klub Papan Atas Malaysia

Apparel asal Indonesia, Mills, resmi menjalin kerja sama dengan klub Malaysia, Terengganu FC.

Nizar Galang | 27 Oct, 14:11

Identitas baru dari kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia atau Liga 1 di musim ini, Super League 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Super League 2025-2026: Jadwal, Hasil, Klasemen dan Profil Klub Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Super League 2025-2026 yang terus diperbarui seiring bergulirnya kompetisi, plus profil tim peserta.

Taufani Rahmanda | 27 Oct, 13:57

Perjamuan Pemprov DKI Jakarta dan Garena Indonesia untuk tim-tim FFWS Global Finals 2025 di Telaga Senayan, Senin (27/10/2025). (Grafis: Yudhy Kurniawan/Skor.id)

Esports

Pemprov DKI dan Garena Indonesia Jamu Player yang Akan Main di FFWS Global Finals 2025 Jakarta

Perjamuan untuk para player yang akan bertanding tersebut berlangsung di Restoran Telaga Senayan pada Senin (27/10/2025).

Gangga Basudewa | 27 Oct, 13:09

Team Liquid PH juara MPL PH Season 16. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

Team Liquid PH dan Aurora Esports Jadi Wakil Filipina di M7

Team Liquid PH memetik kemenangan 4-0 atas Aurora Esports di Grand Final yang berlangsung Minggu (26/10/2025)

Gangga Basudewa | 27 Oct, 12:21

Load More Articles