SKOR.id - Tenis adalah olahraga yang memiliki keunikan tersendiri karena bisa digelar di tiga jenis permukaan lapangan berbeda.
Jenis permukaan lapangan tenis yang dimaksud adalah tanah liat (clay court), rumput (grass court), dan bahan keras seperti aspal/beton yang dilapisi resin akrilik (hard court).
Setiap permukaan lapangan tentu memiliki karakter yang berbeda sehingga turut memengaruhi pengalaman bermain para petenis.
Skor Indonesia pun telah merangkum masing-masing tipe lapangan tenis beserta perbedaan karakternya.
Lapangan Tenis Rumput (Grass Court)
Sesuai namanya, lapangan jenis ini ditanami dengan rerumputan pada tanah yang keras agar dapat memiliki daya pantulan yang maksimal ketika terjadi kontak dengan bola.
Pantulan bola dari lapangan ataupun dari raket pemain akan menjadi lebih cepat jika berada di lapangan grass court. Bola pun cenderung meluncur dengan sedikit efek pantul.
Akan tetapi, lapangan tenis dengan permukaan rumput tergolong jarang ditemui karena biaya perawatan yang mahal.
Wimbledon bahkan menjadi satu-satunya turnamen tenis Grand Slam yang dimainkan di lapangan rumput.
Pilihan grass court untuk ajang Wimbledon sendiri berkaitan dengan tradisi karena rumput adalah permukaan permainan tradisional dalam tenis.
Menilik dari sejarah, tenis awalnya disebut "lawn tennis" dan nama ini masih secara resmi digunakan di Inggris.
Hal itu bisa dilihat dari venue turnamen Wimbledon yang dihelat di All England Lawn Tennis and Croquet Club (AELTC), London, Inggris.
Pada sisi lain, Roger Federer disebut sebagai "raja tenis rumput" karena keberhasilan delapan kali menjuarai Wimbledon dari 12 kesempatan tampil di final.
Selain itu, Roger Federer juga memiliki rekor kemenangan terlama di lapangan rumput sepanjang era terbuka.
Ia bahkan sempat memenangkan 65 pertandingan berturut-turut di lapangan rumput antara tahun 2003 dan 2008 sebelum dihentikan Rafael Nadal di final Wimbledon.
Lapangan Tenis Tanah Liat (Clay Court)
Sesuai artinya, clay court adalah lapangan tenis yang permukaannya bermaterikan serpihan-serpihan tanah liat atau pasir dari batu bata yang dihancurkan.
Lapangan ini cocok untuk para petenis yang suka dengan permainan rally panjang karena karakteristik lapangan yang membuat bola bergulir agak lambat.
Dengan jenis spin tersebut, para petenis memungkinkan untuk memainkan bola lebih lama dengan rally-rally yang panjang.
Bermain di lapangan tanah liat juga harus menjadi perhatian besar para petenis. Pasalnya, perbedaan cuaca bisa memengaruhi karakter lapangan.
Pertandingan tenis di atas permukaan lapangan tanah liat akan berjalan cepat dengan pantulan bola tinggi jika berlangsung pada hari yang kering dan cerah.
Sedangkan pada hari yang mendung dan basah, permainan akan berjalan jauh lebih lambat dengan pantulan bola lebih rendah meski digelar di lapangan yang sama.
French Open atau juga biasa disebut Roland Garros jadi satu-satunya turnamen tenis Grand Slam yang menggunakan clay court.
Rafael Nadal adalah sosok pemain terbaik di tipe lapangan ini. Catatan 14 gelar juara French Open sejak 2005 membuatnya didapuk sebagai "raja tanah liat".
Lapangan Tenis Keras (Hard Court)
Hard court merupakan jenis permukaan lapangan tenis yang paling populer atau sering dijumpai hampir di seluruh dunia.
Lapangan jenis ini pada umumnya terbuat dari hasil betonisasi atau campuran semen dan pasir maupun aspal yang kemudian dilapisi resin akrilik.
Hard court memiliki karakteristik laju bola yang sedang-cepat tergantung campuran material yang digunakan untuk membuat lapangan.
Umumnya, lapangan yang terbuat dari semen memiliki karakteristik bola pantul cepat sedangkan yang berbahan pasir atau kerikil yang diaspal sedikit lebih rendah.
Material yang digunakan untuk melapisi hasil betonisasi lapangan tenis hard court pun beragam jenisnya.
Lapangan tenis di Flushing Meadows yang digunakan untuk ajang US Open menggunakan lapisan berbahan elastis seperti Deco Turf.
Berbeda dari US Open, Australia Open yang juga memakai lapangan tenis jenis hard court menggunakan lapisan akrilik berwarna biru buatan Plexicushion sejak 2008.
Setahun sebelumnya, lapangan tanding Australia Open masih berwarna hijau lantaran memakai lapisan akrilik buatan Rebound Ace.
Menariknya, Australia Open baru menggunakan hard court pada 1988 saat turnamen mulai digelar di Melbourne Park.
Sebelumnya, pada periode 1905–1987, Australia Open digelar di sejumlah lokasi dan masih menggunakan lapangan jenis grass court.
Penulis: Septian Eko Wibisono/UNIDA/Magang