- Tidak sedikit orang yang pernah mengalami jantung berdebar saat bangun tidur.
- Hal ini merupakan gejala dari dua gangguan tidur, sleep apnea dan fibrilasi atrium.
- Usia lanjut, darah tinggi, hingga penyakit jantung dapat meningkatkan peluang mengalami dua gangguan tersebut.
SKOR.id - Sebagian dari antara Skorer pasti pernah mengalami bangun tidur dengan jantung berdebar kencang.
Ternyata, kondisi tersebut disebabkan oleh dua gangguan tidur yang mirip, yakni sleep apnea dan fibrillasi atrial.
Selain itu, faktor emosional juga dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung saat sedang bangun tidur.
Sleep apnea menghasilkan gangguan pernapasan malam hari, sedangkan fibrilasi atrium adalah aritmia yang membuat jantung memompa lebih keras.
Kedua gejala tersebut dapat terjadi sendiri-sendiri, meski cukup sering juga terjadi secara bersama-sama.
Berikut ini penjelasan mengenai sleep apnea dan fibrilasi atrium serta gejala dan faktor risiko yang menyertainya, disarikan dari Kompas.
Sleep apnea
Gangguan tidur adalah ciri dari sleep apnea. Jika kita bangun dan duduk di tempat tidur, peningkatan tekanan darah akan meningkatkan denyut nadi kita.
Namun, gejala ini juga disebabkan oleh pola pernapasan yang terganggu, yang memengaruhi detak jantung dan kondisi pembuluh darah.
Komplikasi jangka panjang dari sleep apnea yang tidak diobati bisa cukup beragam, seperti pembekuan darah, tekanan darah tinggi, stroke, gagal jantung kongestif, serangan jantung, dan fibrilasi atrium.
Untuk meredakan gejalanya, diagnosis dan pengobatan dengan mesin pernapasan serta obat-obatan atau operasi dapat membantu.
Fibrilasi atrium
Fibrilasi atrium adalah jenis denyut jantung abnormal yang paling sering ditemukan. Kondisi ini terjadi ketika ruang bawah jantung berkontraksi terlalu cepat.
Akibatnya, atrium atau ruang atas tidak dapat memasok darah beroksigen yang cukup. Sirkulasi darah pun menurun, sehingga menyebabkan gejala berdebar-debar alias palpitasi.
Untuk membuat irama jantung kembali normal, dibutuhkan obat-obatan dan stimulasi listrik.
Gejala
Kedua kondisi ini memiliki gejala serupa, seperti sesak napas dan jantung berdebar-debar yang dapat membangunkan kita dari tidur.
Selain itu, mendengkur keras, pernapasan terganggu, dan tersedak dapat mengganggu tidur ketika sleep apnea obstruktif atau sentral tiba-tiba mengganggu pernapasan kita di malam hari.
Lantas, ketidakmampuan mengirim cukup darah beroksigen ke seluruh tubuh karena fibrilasi atrium dapat menyebabkan kita terengah-engah pada malam atau siang hari.
Faktor risiko
Kedua penyebab jantung berdebar di malam hari saling terkait. Tak hanya itu, keduanya juga berpotensi saling berkontribusi pada perkembangan masing-masing.
Beberapa gaya hidup yang dapat meningkatkan peluang mengalami sleep apnea dan fibrilasi atrium adalah usia lanjut, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, obesitas, alkohol, serta riwayat keluarga.
Lihat postingan ini di Instagram
Artikel kebugaran lainnya:
5 Manfaat Buah Delima untuk Anak, Imun Kuat hingga Jantung Sehat
7 Manfaat Mengonsumsi Cokelat, Salah Satunya Mengurangi Risiko Serangan Jantung