- Bagi seorang pelajar ataupun pekerja, mendapatkan waktu tidur yang cukup sangat penting bagi kesehatan.
- Sebab, pelajar dan pekerja membutuhkan kesehatan, baik secara fisik ataupun mental, untuk menjalankan tugasnya sehari-hari.
- Setidaknya, ada empat dampak serius yang mengintai pelajar dan pekerja yang tak mendapatkan tidur cukup.
SKOR.id – Setiap orang membutuhkan waktu tidur yang cukup untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran.
Setelah diajak bekerja seharian, tubuh dan pikiran manusia membutuhkan waktu istirahat untuk bisa kembali berfungsi dengan semestinya.
Untuk mendapatkan istirahat yang maksimal, kita harus bisa memenuhi waktu tidur yang cukup sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Secara umum, dikutip dari Hallo Sehat, jam tidur yang baik untuk memenuhi kebutuhan tidur adalah tujuh hingga sembilan jam setiap malam.
Kekurangan tidur ternyata memiliki efek yang sangat serius terhadap kesehatan tubuh, baik itu secara fisik maupun psikologis.
Dilansir dari Active Health, berikut Skor.id menyajikan empat dampak negatif apabila seseorang kekurangan tidur:
1. Kemampuan daya ingat berkurang
Kekurangan tidur juga bakal memberikan efek kurang bagus terhadap fungsi kognitif, salah satunya yakni pemrosesan memori atau ingatan.
Konsolidasi memori manusia memiliki ketergantungan dengan tidur. Sebab, hal ini memengaruhi cara otak mengakses dan menggunakan informasi yang tersimpan.
Apabila seseorang tak mendapatkan tidur yang cukup, kemampuan otak untuk menyimpan informasi faktual akan terhambat.
Bagi pelajar, kondisi ini jelas menghambat pembelajaran, baik mata pelajaran yang bersifat akademik maupun keterampilan non-akademik.
Selain itu, seseorang yang tidak bisa tidur nyenyak akan mengalami masalah saat otak berupaya memperoleh atau menyimpan informasi.
Sementara bagi seorang pekerja, menurunnya kemampuan mengingat juga menjadi permasalahan yang berpotensi terjadi. Sebab, produktivitas bisa menurun akibat gangguan-gangguan semacam ini.
2. Mengganggu konsentrasi
Seperti bagian tubuh lainnya, otak juga membutuhkan istirahat untuk bisa kembali berfungsi sepenuhnya.
Salah satu efek kekurangan tidur yang tak terbantahkan lagi ialah menyebabkan kantuk. Kondisi ini memiliki efek yang mempengaruhi tingkat kewaspadaan dan konsentrasi.
Apabila hal itu terjadi, seseorang akan kesulitan untuk memberikan perhatian penuh saat menyerap informasi baru.
Untuk pelajar, tidur yang cukup sebelum belajar menjadi kebutuhan penting untuk membentuk pondasi awal proses pembelajaran.
Sebab, ia harus mampu mempersiapkan otak agar bisa bekerja optimal. Sehingga, informasi-informasi baru yang didapatkan bisa ditangkap seutuhnya dan tersimpan baik dalam memori.
Sementara itu, bagi seorang pekerja, menurunnya konsentrasi bakal menyebabkan proses berpikir yang lebih lambat.
Sehingga, seseorang akan kesulitan ketika diminta fokus menyelesaikan tugas-tugas yang membutuhkan penalaran yang kompleks dan logis.
3. Memperburuk kesehatan mental
Selain mengganggu proses kognitif yang diperlukan untuk menjalani pembelajaran yang efisien, kurang tidur juga berdampak buruk pada suasana hati dan kesehatan mental.
Hal ini menyebabkan munculnya kebiasaan perilaku yang tidak kondusif untuk belajar atau bekerja.
Pasalnya, kurang tidur bisa membuat seseorang merasa mudah tersinggung. Kondisi ini juga bisa mengurangi kemampuan seseorang untuk mengatasi stres.
Dikutip dari Active Health, National Sleep Foundation menemukan 73 orang merasa tidak bahagia saat tak mendapatkan cukup waktu tidur dalam sehari.
Bagi mereka, kekurangan tidur menyebabkan suasana hati yang lebih tertekan, terutama pada remaja.
Selain itu, kebiasaan pola tidur yang kurang sehat juga banyak menghasilkan sejumlah penyakit gangguan tidur seperti, misalnya, insomnia. Penyakit ini juga berpotensi menyebabkan depresi maupun kecemasan berlebih.
4. Meningkatkan risiko penyakit Alzheimer
Selain aspek-aspek kesehatan fisik dan mental yang disebutkan di atas, kekurangan tidur juga memiliki dampak yang lebih jauh.
Sebab, kondisi ini bisa meningkatkan risiko munculnya penyakit Alzheimer di masa mendatang.
Dilansir dari Active Health, sebuah studi yang dilakukan oleh National Institue on Alcohol Abuse and Alcoholism menemukan bahwa tidur membantu membersihkan beta-amiloid atau protein Alzheimer dalam otak manusia.
Oleh karena itu, kondisi kekurangan tidur meningkatkan kadar beta-amiloid di otak Anda sekitar 5%.
Ketika kondisi ini berlangsung terus-menerus, protein beta-amiloid akan terakumulasi dan merusak bagian otak tertentu, yakni thalamus dan hippocampus, yang rentan dan menyebabkan gangguan fungsi otak.
Di sisi lain, masalah memori menjadi salah satu gejala pertama penyakit Alzheimer. Bahkan kaitannya turut berjalan secara resiprokal atau saling berbalasan.
Apabila seseorang memiliki kadar beta-amiloid yang tinggi, maka salah satu efeknya ialah mengalami kesulitan tidur.
Padahal, orang yang tak mendapatkan cukup tidur di malam hari akan meningkatkan kadar beta-amiloid dalam otaknya.
View this post on Instagram
Berita Bugar Lainnya:
Rekomendasi Olahraga yang Sesuai dengan Bentuk Tubuh
Bisa Mempercantik Penampilan, Ternyata Ini Bahaya Sulam Alis