SKOR.id – Setelah berjam-jam di belakang meja hingga akhir pekan untuk hiburan, misalnya menonton film, orang dewasa rata-rata menghabiskan 6,5 jam per hari untuk duduk.
Perilaku menetap tersebut telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan mulai dari tekanan darah tinggi dan penyakit jantung hingga diabetes dan obesitas. Sejumlah penelitian juga mengaitkan duduk dengan peningkatan risiko depresi.
Tautan Depresi-Duduk
Sebuah studi menemukan bila tanda-tanda depresi akan tiga kali lebih tinggi di antara wanita yang duduk tujuh jam atau lebih dalam sehari. Riset lain menunjukkan, para pekerja yang menghabiskan sebagian besar hari-hari mereka di belakang meja mendapat skor lebih tinggi pada tes yang mengukur tekanan psikologis.
Sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam The Lancet Psychiatry menemukan tambahan 60 menit aktivitas ringan pada usia 12 tahun dikaitkan dengan penurunan 10% gejala depresi pada usia 18 tahun.
Meskipun studi tersebut mengamati remaja, penelitian yang dilakukan Aaron Kandola, seorang mahasiswa pascasarjana di University College London, percaya orang dewasa yang menghabiskan lebih sedikit waktu duduk juga akan merasakan manfaat kesehatan mental.
Manfaat Mood dari Gerakan
“Aktifitas fisik memiliki dampak besar pada otak dan bisa meningkatkan cara fungsinya. Ini juga mengurangi peradangan dan bentuk stres lain pada tubuh yang berpotensi menyebabkan depresi,” kata Kandola seperti dikutip myfitnesspal.com.
Dibanding periode duduk yang lama, penelitian baru yang diterbitkan dalam American Journal of Preventive Medicine menemukan bahwa melakukan olahraga ringan dikaitkan dengan stres yang lebih rendah, suasana hati yang lebih baik, dan penurunan BMI (Body Mass Index).
Tidak seperti latihan intensitas sedang hingga tinggi, yang menjadi fokus sebagian besar penelitian tentang olahraga dan suasana hati, hasil studi Jacob D. Meyer, PhD, asisten profesor dan direktur Laboratorium Kesejahteraan dan Latihan di Iowa State University, menemukan bahwa aktivitas “ringan” seperti berjalan, mencuci piring, melipat cucian, dan pekerjaan rumah tangga lainnya lebih baik daripada duduk untuk memperbaiki suasana hati (mood).
“Ada kemungkinan bahwa semakin banyak orang berpartisipasi dalam aktivitas ringan, semakin terlibat mereka secara keseluruhan yang berhubungan dengan suasana hati yang lebih baik,” tutur Meyer.
“Mungkin juga bahwa tidak banyak bergerak - melamun saat menonton televisi - bukanlah periode waktu ketika suasana hati orang sangat tinggi sehingga aktivitas ringan apa pun mungkin lebih bermanfaat untuk suasana hati seseorang daripada aktivitas alternatif lainnya.”
Anda mungkin tidak dapat berjalan ke tempat kerja atau menukar pekerjaan meja untuk karier yang lebih aktif. Tetapi ada cara untuk memasukkan lebih banyak gerakan ke dalam hari Anda.
Jadwalkan rapat jalan kaki atau tukar waktu di depan televisi dengan hobi aktif seperti berkebun — bahkan berjalan-jalan sambil menelepon atau menyetrika sambil menonton TV dapat berdampak pada suasana hati Anda.
Di tempat kerja, cobalah pertimbangkan meja berdiri. Anda tidak hanya membakar lebih banyak kalori dengan bekerja di meja berdiri, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Preventive Medicine menunjukkan bahwa mereka yang bekerja di meja berdiri menunjukkan perbaikan suasana hati.
Tidur versus Duduk
Mengganti perilaku menetap untuk tidur dikaitkan dengan stres yang lebih rendah dan suasana hati yang lebih baik - menjadi temuan yang tidak mengejutkan Meyer.
Sementara otot mungkin sama-sama terlepas selama tidur dan perilaku tidak bergerak, ada banyak proses berbeda yang terjadi selama tidur yang membuat tidur berbeda dari waktu tidak bergerak," katanya.
“Dimasukkan ke dalam konteks penelitian ini, temuan bahwa jika orang tidur lebih banyak daripada waktu duduk, yang dikaitkan dengan suasana hati dan stres yang lebih baik, mendukung gagasan bahwa tidur dan duduk adalah perilaku unik dengan efek independen pada kesehatan.”
Kesimpulan
Meyer menjelaskan bila penelitian ini memberi publik kesempatan untuk melihat bagaimana perubahan yang berbeda pada hari-hari seseorang dapat memengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga kesehatan mentalnya.
“Perubahan tidak perlu menukar waktu itu dengan lari, karena perubahan halus dengan menukar duduk dengan aktivitas ringan - bahkan berdiri - tampaknya masih berpotensi penting untuk kesehatan mental Anda,” kata Meyer.
Mulailah rutinitas olahraga baru jika Anda mau, tetapi jangan mengabaikan perubahan kecil karena berpotensi juga berdampak penting.