- Arema FC terkenal menjadi tim yang ramah dikunjungi para pemain asal Papua.
- Sejak 1987, setidaknya ada 23 nama pemain asal Papua yang pernah merumput di Arema FC.
- Bek asal Brasil, Claudio de Jesus, pun menyusun daftar pemain terbaik Arema FC berdasarkan pemain-pemain dari Papua.
SKOR.id - Claudio de Jesus menyusun daftar pemain terbaik Arema FC menggunakan materi pemain yang berasal dari tanah Papua.
Arema FC adalah Papua, seperti telah ditakdirkan berjodoh, karakter sepak bola khas pemain asli Malang dan Arema dengan Papua memiliki kesamaan, yakni keras tak kasar dan ngotot di atas lapangan hijau sepanjang 2x45 menit.
Generasi Papua seakan menjadi trademark dan ikon tersendiri di tim berjulukan Singo Edan sepanjang 33 tahun keikutsertaan tim dalam kompetisi baik era kompetisi Galatama (1978-1994), Liga Indonesia (1994-2007), Indonesia Super League (2008-2016), maupun Liga 1 (2017-2020).
Berita Arema FC Lainnya: Arema FC Punya Alasan Kuat untuk Menolak Lanjutkan Liga 1 Tanpa Penonton
"Kehadiran pemain-pemain asal Papua di Arema sejak tahun 1987 hingga saat ini 2020, mampu memberikan warna tersendiri bagi tim, Aremania, dan masyarakat Malang. Dalam hitungan saya ada 23 pemain asal Papua yang pernah membela Arema dan semuanya sama-sama dibekali kulitas teknis dan bakat besar luar biasa.
"Karakter pemain Papua itu klop atau pas dan nyetel dengan tipikal dan karakter Arema. Mereka memiliki mentalitas yang tinggi dan bagus, baik untuk pertandingan away apalagi home. Mereka pemain-pemain tipe pekerja keras dan fight, sama seperti permainan Arema," ujar centerback tangguh Arema era 2004-2006 asal Brazil, Claudio Barcellos de Jesus, kepada Skor.id, Selasa (12/5/2020) sore.
Claudio Barcellos de Jesus yang kini berdomisili di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang tersebut, bahkan mencoba mengutak-atik 23 pemain Papua yang pernah malang-melintang ke dalam Best Arema XI Aroma Papua 1987-2020 versinya.
Komposisi tim dengan pola 4-2-3-1 menurutnya disesuaikan dengan karakter tim dan lini per lini pemain yang ada, baik starting line-up maupun cadangan.
Adalah (alm) Brigadir Jenderal TNI (Purn) Acub Zaenal, Gubernur Irian Jaya (kini Papua, red) era 1973-1975 yang menjadi pionir kedatangan pemain-pemain asal Bumi Cenderawasih awal tahun 1987.
Pendiri tim Singo Edan kelahiran Malang, 19 September 1927 tersebut, dikenal sangat familiar dengan perkembangan dunia persepakbolaan di Tanah Air, terutama Papua dan Malang.
Ayah kandung dari the Founding Fathers Arema lainnya, (alm) Ir Lucky "Sam Ikul" Andrianda Zainal, memiliki andil besar memboyong lima pemain asal Papua ke Arema pada Galatama musim 1987-1988, yakni penjaga gawang Baco Pieter, Dominggus Nowenik, Stepanus Korwa, Elly Rumbiak, Theodorus Bitbit, dan Mecky Tata.
Total tercatat 23 pemain Papua pernah berkostum tim Singo Edan hingga generasi terkini pada Liga 2020, Mariando Djonak Uropmabin.
Berikutnya pada Galatama 1988-1989 Arema diperkuat empat pemain asal Papua, Galatama 1990 empat pemain, Galatama 1990-1992 tiga pemain, Galatama 1992-1993 tiga pemain, dan Galatama 1993-1994 empat pemain.
Pada era kompetisi Liga Indonesia 1994-1995 hanya ada dua pemain Papua di skuad Arema. Liga Indonesia 1996-1997, 1997-1998, 1999-2000, dan 2003 hanya ada satu pemain.
Liga Indonesia Divisi I 2004 ada empat pemain Arema asal Papua, Liga Indonesia Divisi Utama 2005 juga empat pemain, dan begitu juga pada Liga Indonesia 2006.
Pada Liga Indonesia 2007 ada tiga pemain Papua, yakni Alexander Pulalo, Ortizan Bertilone Nusye Solossa, dan Ellie Aiboy.
Namun pada Indonesia Super League 2008-2009 hanya menyisakan Alexander Pulalo, sama seperti musim 2011-2012 ada Johan Ibo, dan tahun 2013 diperkuat Engelberd Sani.
Di ajang Indonesia Soccer Championship A 2016, Arema memiliki Oktavianus Maniani, disusul Liga 1 2017 mendatangkan Marko Markus Kabiay, dan Liga 1 2018 dengan Israel Wamiau.
Kemudian alumni Arema FC U-20, Zidane Pulanda gabung tim pada Liga 1 2019 bersama Ricky Kayame.
Kompetisi Liga 1 2020 yang terhenti pada laga pekan ketiga karena pandemi virus corona atau Covid-19, Arema hanya memiliki Mariando Djonak Uropmabin.
Hanya delapan musim, Arema tak diperkuat satupun pemain asal Papua, yakni Liga Indonesia 1995-1996, 1998-1999, 2001, 2002; ISL 2009-2010, 2010-2011, 2014; dan QNB League 2015.
Dalam Best XI Papua di Arema FC, di bawah mistar gawang ada Iskandar Sillas Rehabian Ohee (2004-2006).
Ia dilapis dua bek tengah, Marko Markus Kabiay (2017) dan Israel Wamiau (2018), serta bek kiri Alexander Pulalo (2005-2006) dan Ortizan Bertilone Nusye Solossa (2007-2008) di sektor kanan.
Kemudian duet gelandang bertahan bertipikal "killer", Dominggus Nowenik (1987-1995) dan Stepanus Korwa (1987-1993) mengawal sektor tengah.
Dua sayap kiri dan kanan ditempati pemain cepat dan lincah, Oktovianus Maniani (2016) dan Ellie Aiboy (2007-2008) dengan seorang penyerang lubang atau second striker, Marthen Tao (2004-2006).
Sedangkan top scorer Galatama 1988-1989 (bersama Dadang Kurnia/Bandung Raya), Mecky Tata (1987-1998) sebagai target man.
Mecky Tata, bomber haus gol kelahiran 19 September 1964, mendapat julukan Si Kepala Emas, karena sebagaian besar gol dicetaknya menggunakan tandukan kepala.
Ia juga menjadi pemain Papua terlama memperkuat Arema (10 tahun).
Berita Arema FC Lainnya: Milomir Seslija, Pelatih Asing Terbaik Arema FC
Barisan cadangan, Claudio de Jesus mencatat nama-nama Baco Pieter (kiper 1987-1989), Johan Ibo (bek/sayap kanan 2011/2012), Elly Rumbiak (gelandang 1987/1988 dan 1993/1994), dan Theodorus Bitbit (gelandang/bek kiri 1987-1990).
Kemudian Engelberd Sani (sayap kiri/sayap kanan 2013), Erol FX Iba (sayap kanan 2004-2006), Yoseph Iyai (sayap kanan 1999-2000), dan Humberto Monim (penyerang 2005).
Ada juga nama Zidane Pulanda (penyerang 2019), Ricky Kayame (penyerang 2019), Charles Samuel Issack Horiq (penyerang 2003-2004), dan generasi Papua terkini di Arema, Mariando Djonak Uropmabin (penyerang 2020).
Best Arema XI Aroma Papua 1987-2020 Ala Claudio Barcellos de Jesus:
4-2-3-1: Iskandar Sillas Rehabian Ohee (kiper); Alexander Pulalo (bek kiri), Israel Wamiau (bek tengah), Marko Markus Kabiay (bek tengah), Ortizan Bertilone Nusye Solossa (bek kanan); Stepanus Korwa (gelandang bertahan), Dominggus Nowenik (gelandang bertahan); Ellie Aiboy (sayap kanan), Oktovianus Maniani (sayap kiri), Marthen Tao (gelandang serang/penyerang lubang); Mecky Tata (penyerang tengah).
Cadangan: Baco Pieter (kiper), Johan Ibo (bek sayap kanan), Elly Rumbiak (gelandang), Theodorus Bitbit (gelandang/bek kiri), Engelberd Sani (sayap kiri), Erol FX Iba (sayap kanan), Yoseph Iyai (sayap kanan), Humberto Monim (penyerang), Zidane Pulanda (penyerang), Ricky Kayame (penyerang), Charles Samuel Issack Horiq (penyerang), Mariando Djonak Uropmabin (penyerang).