IBL Putuskan Status Laga Pacific Caesar vs Borneo Hornbill

Rais Adnan

Editor: Rais Adnan

Indonesian Basketball League. (Deni Sulaeman/Skor.id)
Indonesian Basketball League. (Deni Sulaeman/Skor.id)

SKOR.id - IBL akhirnya menetapkan status akhir laga Pacific Caesar Surabaya vs Borneo Hornbills yang digelar di GOR Pacific, 11 April lalu. Itu berkaitan dengan kejadian pada detik terakhir yang menyebabkan protes dari pihak tim Pacific Caesar Surabaya.

Sebelumnya, saat pertandingan berakhir, Borneo Hornbills dalam posisi menang dengan 97-96. Namun, sesaat selepas pertandingan, Pacific Caesar Surabaya melayangkan protes resmi terkait dua poin terakhir yang dicetak oleh Borneo Hornbills.

Hingga akhirnya, protes tersebut diproses oleh IBL dan memutuskan membatalkan dua poin terakhir Borneo Hornbills sehingga Pacific Caesar Surabaya menang dalam laga tersebut dengan skor 96-95.

IBL pun menjelaskan kronologi pengambilan keputusan tersebut dalam laman resminya di bawah ini:

Kronologis di quarter 4 pada 2 detik akhir di mana kejadian bola diterima oleh Xavier Ford, yang kemudian melakukan gerakan pivot dan percobaan tembakan dua angka. Tembakan tersebut gagal. Namun yang menjadi permasalahan, game-clock tetap berada di angka 2,0 detik hingga bola menyentuh ring, baru kemudian waktu mulai berjalan kembali. Yang artinya terjadi keterlambatan waktu dari seharusnya dimulai saat bola in bound sebelum Xavier melakukan tembakan. 

Kemudian, bola berhasil di-rebound oleh Steven Orlando, yang langsung melakukan percobaan tembakan dua angka di bawah ring dan berhasil mencetak poin. Hal ini menjadikan posisi berbalik unggul bagi Borneo dengan skor 97-96.

Berdasarkan berita acara pertandingan, di saat waktu tersisa dua detik sebelumnya dan in-bound dilakukan, petugas meja sempat menekan alat untuk menjalankan waktu namun alat tersebut baru merespons ketika sudah ditekan sebanyak tiga kali. Hal ini berdasarkan laporan yang dikumpulkan dari pengawas pertandingan, Referee Assessor dan perangkat pertandingan dari panitia pelaksana yang bertugas di lokasi.

Wasit sempat melakukan melakukan Instant Replay System (IRS) review hanya untuk melihat apakah shot sebelum atau sesudah buzzer, dan jika sebelum berapa waktu yang tersisa saat terjadi bola masuk dan memutuskan bahwa sisa waktu adalah 0.3 detik. Kemudian pertandingan dilanjutkan dengan bola penguasaan Pacific dan upaya lemparan jarak jauh namun tidak berhasil.

Setelah pertandingan, Pacific Caesar Surabaya menyampaikan protes melalui kertas hasil pertandingan sesuai dengan prosedur mekanisme protes yang berlaku. Berdasarkan Peraturan Pelaksanaan IBL version 09 Tahun 2024 Pasal 19 tentang mekanisme protes yang berbunyi Kapten tim Klub IBL (yang mengajukan protes) wajib, paling lambat 15 menit setelah berakhirnya pertandingan dengan memberikan informasi kepada wasit pemimpin pertandingan bahwa klub tersebut akan melakukan protes pada hasil akhir pertandingan dengan menandatangani kolom "kapten". Klub IBL wajib melampirkan surat protes paling lambat pukul 23.59 di hari yang sama (hari pertandingan).

Protes yang diajukan oleh tim Pacific pun termasuk dalam kategori legal dan dapat diproses, yaitu kesalahan kategori "An Error in Timekeeping" sesuai FIBA Rules 2024, Appendix C, Pasal C.1.a. dan sesuai dengan Peraturan IBL Pasal 19 ayat 1 poin 1.1.

Menindaklanjuti protes Pacific, IBL dan Tim Perangkat Pertandingan memproses dan menelaah lebih dalam kejadian tersebut berdasarkan dokumentasi kejadian dan FIBA Rules untuk keputusan lebih lanjut. Kemudian Tim Penugasan Perangkat Pertandingan IBL melakukan pendalaman, termasuk mengumpulkan fakta-fakta dari Pengawas Pertandingan dan Crew Chief. Berdasarkan aturan FIBA Pasal 44.2 tentang Kesalahan yang Dapat Diperbaiki (Kategori 1) berbunyi Kesalahan pada game-clock, termasuk kerusakan, kesalahan dalam memulai atau menghentikan jam pertandingan secara benar, atau dalam mengatur waktu yang tepat pada game-clock.

Dari hasil pendalaman tersebut berdasarkan FIBA Official Basketball Rules 2024, Appendix C, Prosedur Protes, Pasal C.4: ‘Badan yang berwenang akan mengeluarkan permintaan prosedural dan mengambil keputusan atas protes sesegera mungkin, paling lambat 1x24 jam setelah pertandingan berakhir. Dapat digunakan bukti yang relevan dan keputusan dapat mencakup replay sebagian atau seluruh pertandingan. Badan yang berwenang mungkin tidak memutuskan untuk mengubah hasil pertandingan kecuali ada bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa, kalau bukan karena kesalahan yang menimbulkan protes, hasil baru "pasti" akan terwujud’.

Selanjutnya, IBL memanggil kedua tim pada Sabtu malam, 12 April pukul 20.30, Pacific dan Borneo, untuk disampaikan hasil-hasil pendalaman atas kejadian yang terjadi. Hasilnya adalah berdasarkan hasil perhitungan sebenarnya, waktu pertandingan seharusnya telah habis saat bola menyentuh ring, sehingga poin tidak dapat dihitung. Berdasarkan peraturan serta pendalaman kasus ini, maka diputuskan bahwa yang dianggap sah dan dihitung dalam klasemen adalah Pacific Caesar Surabaya dengan skor 96-95.

Selanjutnya, Borneo mengajukan surat banding atas keputusan yang disampaikan dan juga menghadirkan bukti-bukti baru tambahan yakni ajuan keberatan dikarenakan pada sequence pertandingan menyisakan waktu 2,0 detik akhir tersebut, dinilai seharusnya masih menyisakan waktu 3,4 detik (selisih 1,2 detik dengan yang tertera di papan waktu) bila terlihat di grafis skor rekaman tayang pertandingan. Dengan hal ini, meminta pihak IBL untuk menelusuri runutan kejadian sebelumnya untuk memastikan apakah sisa waktu yang sebenarnya terjadi selisih. Apabila terbukti maka bisa diasumsikan tembakan akhir Steven Orlando masih masuk dalam kurun waktu pertandingan.

Proses atas tambahan bukti baru dilakukan pada 13 April 2025 termasuk menghitung sequence sebelumnya yang dimulai pada inbound Borneo pada detik ke 11,05, kemudian Steven Orlando melakukan upaya drive ke dalam, kemudian gagal hingga terjadi kondisi out of bounds dan terbukti saat wasit meniup peluit waktu tepatnya 2,21 detik. 

Jika kembali dibandingkan dengan sequence yang menjadi protes Pacific saat tembakan terakhir Borneo, Steven Orlando menyentuh bola di 2,56 dan melepaskannya setelah 2,65 maka hal yang menjadi keberatan dan banding Borneo tidak terbukti. Tanggapan atas hal ini disampaikan secara resmi oleh IBL pada 14 April 2025.

Kejadian ini cukup jarang terjadi dan berbeda dengan case kontroversial sebelumnya, misal tembakan di akhir waktu dan kemenangan Borneo atas Tangerang Hawks di mana situasi sebelum tembakan bukan merupakan hal yang dapat dikoreksi berdasarkan Peraturan baik IBL maupun FIBA, atau bahkan kejadian saat Hangtuah melawan Pacific pada 2024 lalu terjadi karena kelalaian wasit saat itu.

Kembali pada kejadian Pacific kontra Borneo, secara komprehensif, selain kesalahan perhitungan waktu pada akhir pertandingan yang disebabkan faktor teknis (alat) dan non-teknis (sumber daya perangkat pertandingan). IBL memperhatikan pula khususnya pada pengawas pertandingan agar ke depan bisa lebih antisipatif terhadap potensi kesalahan yang dapat terjadi. 

"Kami sudah me-review kejadian tersebut dengan seksama dan cukup intensif, mengumpulkan bukti-bukti, menelaah prosedur prosedur yang telah dilakukan dan membandingkannya dengan peraturan yang ada," ujar Ketua Perangkat Pertandingan, R. Harja Jaladri. 

Pada Peraturan IBL Pasal 16, mengenai Keputusan Wasit ayat 3 di mana ‘Keberatan Klub IBL tidak mengubah hasil pertandingan secara keseluruhan’ dan Pasal 18, mengenai  Peninjauan Ulang Kejadian Pertandingan ayat 2 ‘Keputusan yang diambil PT BBI setelah melihat kejadian ulang pertandingan tersebut adalah keputusan akhir dan mengikat, serta tidak dapat mengubah hasil pertandingan’ diperuntukkan kejadian-kejadian yang menjadi keberatan pasca pertandingan yang berpotensi terjadi dan bukan merupakan kategori ‘Correctable Error’ berdasarkan FIBA Rules. Serta pengajuan keberatan ini dilakukan di luar mekanisme protes pada lembar scoresheet pertandingan (sebagaimana yang dilakukan Pacific Caesar saat kejadian).

Sedangkan, kondisi hasil pertandingan yang dapat dikoreksi berdasarkan Peraturan Pelaksanaan IBL (Pasal 19 ayat 1 poin 1.1) dan Peraturan FIBA (Art 44.4.8) menyebutkan mengenai kesalahan yang dapat dikoreksi ‘Correctable Error’ yakni ‘Game clock, including malfunctions in starting or stopping the game clock correctly or error in settings the correct time in clock: The game clock shall be corrected with time added or deducted as necessary to correct the error’.

Menyambung dasar lainnya yakni Peraturan Pelaksanaan IBL (Pasal 19 ayat 4) mengenai Mekanisme Protes di mana ‘PT BBI akan mengambil keputusan berdasarkan surat protes, laporan pengawas pertandingan, laporan wasit, rekaman pertandingan serta saksi-saksi beserta bukti’, dan Ayat 5 berbunyi ‘Keputusan yang diambil oleh PT BBI adalah keputusan akhir dan tidak dapat diganggu gugat’. Diperkuat Peraturan FIBA (Appendix C.4) dimana ‘Badan yang berkompeten mungkin tidak memutuskan untuk mengubah hasil dari pertandingan kecuali ada bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa, apabila bukan karena kesalahan yang menimbulkan protes, hasil baru pasti akan terwujud’, menjadi dasar bahwa kejadian pada pertandingan yang dapat dan perlu dikoreksi, dalam hal ini game-clock sebagaimana mestinya dan berimplikasi terhadap koreksi poin yang seharusnya tidak terjadi.

“Kejadian ini harus menjadi pelajaran ke depan semua pihak, mulai petugas meja, pengawas dan perangkat pertandingan, panitia pelaksana serta semua yang terlibat untuk lebih sigap dan akurat dalam melakukan kontrol pertandingan di lapangan”, tutup Junas Miradiarsyah, Direktur Utama IBL. 

Source: iblindonesia.com

RELATED STORIES

IBL 2025 Kembali Terapkan Home-Away, Bukti Komitmen Klub Peserta Majukan Liga

IBL 2025 Kembali Terapkan Home-Away, Bukti Komitmen Klub Peserta Majukan Liga

IBL 2025 jadi tahun kedua liga bola basket paling bergengsi di Tanah Air menerapkan format pertandingan home and away.

IBL Lakukan Investigasi Mendalam Laga Pacific Caesar Surabaya melawan Borneo Hornbills

IBL Lakukan Investigasi Mendalam Laga Pacific Caesar Surabaya melawan Borneo Hornbills

Ada protes dari kubu Pacific, terkait penghitungan timer di sisa waktu dua detik sebelum akhir pertandingan.

Hasil Voting IBL All Star 2025 Diumumkan, Pelita Jaya Mendominasi

Voting roster IBL All Star 2025 resmi ditutup Rabu (9/4/2025) lalu, dan kini hasilnya diumumkan.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Roster RRQ untuk MPL ID Season 16. (RRQ)

Esports

Kata Khezcute Soal Krisis RRQ Hoshi di MPL ID Season 16

RRQ Hoshi kini terancam gagal ke playoff karena kini tengah menempati peringkat ketujuh atau zona merah.

Gangga Basudewa | 09 Oct, 14:40

Bek Timnas Indonesia, Justin Hubner. (Grafis: Yusuf/Skor.id)

Timnas Indonesia

Justin Hubner Sampaikan Permohonan Maaf, Ajak Fokus ke Laga Kontra Irak

Sebelumnya, Justin sempat mengunggah ulang postingan kekasihnya, Jennifer Coppen.

Gangga Basudewa | 09 Oct, 13:29

rafael struick cover

Timnas Indonesia

Rafael Struick Tak Kunjung Gabung Timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri Beri Penjelasan

Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri, juga menyinggung Marselino Ferdinan dan bicara soal Tim Geypens.

Taufani Rahmanda | 09 Oct, 12:30

Kompetisi usia muda Elite Pro Academy atau EPA kasta tertinggi untuk usia 20 musim baru, EPA Super League U-20 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

EPA Super League U-20 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen EPA Super League U-20 2025-2026 yang terus diperbarui seiring bergulirnya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 09 Oct, 12:30

Timnas U-23 Indonesia vs Timnas U-23 India atau Indonesia vs India pada laga uji coba internasional di Stadion Madya, Jakarta, pada 10 dan 13 Oktober 2025. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Timnas Indonesia

Prediksi dan Link Live Streaming Timnas U-23 Indonesia vs India U-23 di Uji Coba Pertama

Laga pertama Timnas U-23 Indonesia dalam persiapan menuju SEA Games 2025 pada Jumat (10/10/2025) malam.

Taufani Rahmanda | 09 Oct, 12:07

Honor of Kings (Jovi Arnanda/Skor.id)

Esports

Honor of Kings Rilis Face Skin Eksklusif Pertama dari Indonesia

Konten kreator, Ibot, menjadi orang Indonesia pertama yang mendapatkan face skin eksklusif dari Honor of Kings.

Gangga Basudewa | 09 Oct, 11:13

Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Bola Internasional

Shin Tae-yong Resmi Dipecat Ulsan HD

Shin Tae-yong hanya bertahan selama dua bulan saja dan memimpin tim selama 10 pertandingan.

Gangga Basudewa | 09 Oct, 11:04

Liga 1

Suntikan Energi Baru, Persija Resmi Berkolaborasi dengan Hyundai

Persija berharap kerja sama dengan Hyundai bisa berlangsung dengan kurun waktu yang lama.

Sumargo Pangestu | 09 Oct, 09:57

Malaysia Diumumkan Jadi Tuan Rumah IESF WEC 2025 game Mobile Legends. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

Timnas MLBB Indonesia Siapkan yang Terbaik untuk IESF WEC 2025

Kejuaraan Esports Dunia IESF 2025 akan berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 1-7 Desember 2025 mendatang.

Gangga Basudewa | 09 Oct, 09:57

Kompetisi futsal kasta tertinggi di Indonesia, Pro Futsal League 2025-2026. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Futsal

Pro Futsal League 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Pro Futsal League 2025-2026 yang terus diperbaharui seiring berjalannya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 09 Oct, 08:13

Load More Articles