SKOR.id - Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret, mari kita bahas perjuangan para Srikandi Indonesia di lapangan hijau.
Ya, ini soal Timnas Putri Indonesia. Meski tak sepopuler atau secemerlang kompatriot mereka di sektor putra, ketertarikan terhadap sepak bola putri di tanah air belakangan mulai meningkat.
Bukti teranyar bisa ditemukan pada gelaran Piala AFF Wanita U-19 2023 di Palembang, Sumatera Selatan.
Banyak suporter yang hadir langsung ke stadion memberikan dukungan kepada Garuda Pertiwi, sementara di media sosial pun sepak terjang mereka mencuri perhatian.
Munculnya sederet pemain muda berbakat macam Claudia Schunemann, Helsya Maeisyaroh, Sheva Imut, hingga Zahra Muzdalifah, menambah rasa penasaran pecinta sepak bola untuk mengikuti karier mereka.
Memang, kompetisi domestik, terutama liga profesional untuk kategori putri, di tanah air saat ini sangat minim. Namun, itu perlahan bakal dibenahi di era PSSI pimpinan Erick Thohir.
Kerja sama dengan Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) sudah diinisiasi, salah satu buahnya adalah kehadiran Satoru Mochizuki sebagai pelatih Timnas Putri Indonesia pada akhir Februari lalu.
Berikutnya, sederet kompetisi akar rumput bakal digelar. Dan, ketika semua sudah stabil, dengan sumber daya yang memadai, barulah liga profesional dibentuk.
Saat ini, fokus PSSI adalah pembinaan usia dini dan perkembangan tim nasional. Sejumlah target ditetapkan, dengan yang paling dekat adalah Piala Asia Wanita U-17 2024, awal Mei mendatang.
Kiprah di ajang internasional
Timnas Putri Indonesia pertama kali dibentuk pada 1975, dan dua tahun kemudian mereka debut di Piala Asia Wanita 1977.
Hasilnya tak buruk, finis di peringkat keempat dari enam tim, kalah dalam perebutan peringkat ketiga lawan Singapura.
Sampai sekarang, itu merupakan pencapaian terbaik Garuda Pertiwi di Piala Asia Wanita dalam lima kali partisipasi.
Mereka sempat menyamainya pada edisi 1986, finis keempat usai takluk dari Thailand dalam duel tempat ketiga.
Timnas Putri Indonesia juga pernah 32 tahun tak lolos ke Piala Asia Wanita, sebelum kembali tampil pada 2022 lalu. Sayang, mereka langsung gugur di fase grup.
Adapun untuk Asian Games, Timnas Indonesia baru sekali berpartisipasi. Itu ketika menjadi tuan rumah edisi 2018, dan tim asuhan Satia Bagdja Ijatna tak mampu lolos ke babak selanjutnya.
Nasib lebih baik didapatkan saat bertarung di SEA Games. Lima kali berpartisipasi, Garuda Pertiwi dua kali finis keempat (1997 dan 2001).
Keikutsertaan terakhir mereka adalah di Manila, Filipina, pada 2019. Sementara, dalam dua edisi terkini, Timnas Putri Indonesia menarik diri.
Piala AFF Wanita menghadirkan pencapaian tertinggi dalam sejarah Garuda Pertiwi. Mereka dua kali menjadi finalis, yakni edisi 1982 dan 1985.
Sayang, di era modern, Timnas Putri Indonesia belum bisa berbicara banyak. Posisi keempat pada Piala AFF Wanita 2004 adalah hasil terbaik, dengan delapan partisipasi berikutnya selalu kandas di fase grup.
Timnas Putri Indonesia pernah juga mencoba lolos ke Piala Dunia Wanita atau Olimpiade, tapi sejauh ini belum berhasil.
Kini, dengan adanya Satoru Mochizuki dan segudang pengalamannya membawa Jepang juara dunia, Timnas Putri Indonesia diharapkan bisa lebih berprestasi.
Tidak instan, tapi pelan-pelan mulai menapak dari ASEAN, Asia, sampai dunia nantinya. Bagaimanapun, PSSI punya target lolos Piala Dunia Wanita 2035 dan juara Piala Asia 2028.