SKOR.id - PSSI baru saja mengumumkan sosok yang akan menggantikan Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala Timnas U-23 Indonesia, Jumat (24/1/2025).
Dia adalah legenda sepak bola Belanda, Gerald Vanenburg, juru taktik yang kini berusia 60 tahun.
Selain menangani Garuda Muda, mantan pemain AFC Ajax dan PSV Eindhoven itu juga akan membantu Patrick Kluivert di Timnas Indonesia.
Ya, Gerald Vanenburg - bersama Alex Pastoor dan Denny Landzaat - akan menjalankan peran sebagai asisten pelatih tim senior Merah Putih.
Memiliki dua jabatan, Gerald Vanenburg dipastikan bakal sangat sibuk.
Mulai dari Timnas U-23 Indonesia, dia diharapkan bisa membawa pasukannya berlaga di Olimpiade 2028.
Perjuangan tersebut dimulai tahun ini, yakni Kualifikasi Piala Asia U-23 2026, di mana Garuda Muda menempati Pot 1.
Kemudian, ada pula SEA Games 2025 pada Desember mendatang, dengan target mempertahankan medali emas cabang sepak bola putra.
Demi mendapatkan skuad yang kompetitif, Gerald Vanenburg juga akan bekerja sama erat dengan tim kepelatihan di level U-17 dan U-20.
"Pengalamannya yang luas dalam sepak bola akan sangat bermanfaat bagi para pemain. Kami sangat senang dia mau bergabung dan berharap dapat berkontribusi terhadap kesuksesan sepak bola Indonesia," ujar Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Sementara, di Timnas Indonesia senior, Gerald akan membantu Patrick Kluivert mewujudkan mimpi besar lolos ke Piala Dunia 2026.
Sisa empat pertandingan di Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang terdekat adalah lawatan ke markas Australia (20 Maret) dan menjamu Bahrain (25 Maret).
Kans Jay Idzes dan kawan-kawan masih terjaga karena saat ini bercokol di peringkat ketiga.
"Menurut saya, ini adalah pilihan yang baik dan bijaksana untuk membawa seseorang berkualitas seperti Gerald Vanenburg ke dalam tim kami. Ia memiliki keterampilan, konsistensi, dan mentalitas juara," kata Patrick Kluivert.
"Profilnya melengkapi staf kami dengan sempurna, dan pengalamannya yang luas, baik sebagai pemain maupun pelatih, akan berkontribusi untuk membawa sepak bola Indonesia ke level berikutnya. Bekerja sama dengan rekan-rekan seperjuangan seperti Gerald sangat penting untuk mencapai visi bersama kami tentang kemajuan dan kesuksesan," dia menambahkan.
Sarat pengalaman
Gerald Vanenburg merupakan nama besar di sepak bola Belanda. Kariernya cemerlang sejak berkarier sebagai pemain profesional.
Periode terbaiknya ada di awal karier bersama duo raksasa Negeri Kincir Angin, AFC Ajax dan PSV Eindhoven.
Di Amsterdam (1980-1986), dia mempersembahkan tiga gelar Eredivisie dan dua Piala Belanda. Pindah ke Eindhoven (1986-1993), koleksinya bertambah dengan lima titel Eredivisie dan tiga Piala Belanda.
Musim tersuksesnya hadir pada 1987-1988 di mana Gerald dan PSV merengkuh gelar treble, termasuk Piala Champions. Tahun itu pula dia menjuarai Euro 1988 bersama Timnas Belanda.
Pernah juga main di Piala Dunia 1990, Gerald Vanenburg total mengoleksi 42 caps dan satu gol di kancah internasional.
Pada pengujung karier, Gerald Vanenburg sempat bermain di Jepang bersama Jubilo Iwata, AS Cannes (Prancis), serta TSV 1860 Munchen (Jerman).
Gantung sepatu pada Januari 2000, sosok kelahiran Utrecht itu lantas dipercaya menangani skuad U-19 PSV dalam beberapa kesempatan, serta menjadi asisten hingga pelatih kepala TSV 1860 Munchen.
Dia juga sempat melatih dua tim Eerste Divisie, Helmond Sport dan FC Eindhoven, asisten pelatih Willem II di Eredivisie, sebelum kembali ke Ajax sebagai pelatih teknik kelompok umur U-17 sampai U-21.
Sederet talenta yang pernah merasakan tangan dinginnya di akademi Ajax, antara lain Mohammed Kudus, Brian Brobbey, Naci Unuvar, Gabriel Misehouy, Kenneth Taylor, dan banyak lagi.
Pengalaman Gerald Vanenburg bersama pesepak bola muda inilah yang diharapkan bisa membentuk Timnas U-23 Indonesia di masa depan.
"Saya sangat bangga atas kesempatan ini, dan akan memberikan segenap hati saya. Sepak bola adalah tentang semangat, dan memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan Patrick untuk sepak bola Indonesia adalah luar biasa. Saya tidak sabar untuk datang ke Indonesia,” ujar Gerald Vanenburg.