SKOR.id – Francesco Bagnaia tengah dalam performa terbaiknya. Setelah kesuksesan pada MotoGP Italia momentum pembalap Ducati Lenovo Team tersebut berlanjut di Sirkuit Assen, Belanda.
Pecco, sapaan Bagnaia, selalu di puncak sejak sesi latihan Jumat (28/6/2024). Lalu meraih pole position dan memenangi sprint. Tetapi sang rider menegaskan akhir pekannya di Assen belum sempurna.
Juara dunia bertahan MotoGP ini mengatakan target utamanya dalam setiap race weekend adalah untuk memenangkan balapan utama, termasuk di Grand Prix Belanda, hari Minggu (30/6/2024).
“Saya merasa fantastis. Saya cinta trek ini. Saya memuncaki setiap sesi hingga sekarang, jadi tak mungkin mencapai yang lebih baik. Tapi kami masih punya (balapan) besok yang adalah target utama,” kata Pecco usai sprint, Sabtu (29/6/2024).
“Jadi, penting untuk melakukan start yang sama dan mencoba mengendalikan balapan. Hari ini (sprint) tidak mudah karena (Jorge) Martin sangat kuat di awal, sehingga saya banyak menekan.”
Menurut Pecco Bagnaia, hasil maksimalnya pada beberapa race terakhir adalah buah dari kemajuan yang sebenarnya telah dimulai jauh lebih awal. Namun karena satu dan lain hal, baru terlihat sekarang.
“Kami sebenarnya sudah tampil sangat kuat dalam lima GP sejak Jumat dan kami juga mampu kencang dalam sprint. Tetapi beberapa hal terjadi, seperti kontak dengan (Brad) Binder di Jerez (GP Spanyol), isu teknis di Le Mans (GP Prancis) atau kecelakaan saya di lap terakhir di Barcelona (GP Catalunya),” ujarnya.
Kunci kesuksesan Bagnaia adalah karena dirinya telah menemukan dasar yang kuat untuk memulai race weekend tanpa harus terlalu banyak menyetel motor Ducati Desmosedici GP24 miliknya.
“Kami bekerja keras di awal kejuaraan. Kendati kami menang di Qatar (balapan pembuka MotoGP 2024), saya tidak terlalu senang secara keseluruhan, terutama pada sesi Jumat. Bersama tim, saya mencoba mencari solusi dan kami menemukannya di Jerez,” ungkap Pecco.
“Sejak itu kami selalu berhasil meningkatkan diri, sampai tiba di sini (Assen), di mana kami bisa menjadi kompetitif sejak awal. Kami cuma melakukan sedikit sentuhan guna menyesuaikan motor dengan trek. Saya lebih fokus pada latihan dan persiapan fisik karena Anda harus berkembang. Ini sangat membantu.”
Walau tampil kuat hingga sprint kemarin, Pecco Bagnaia mengaku masih ada isu yang harus diselesaikan, yakni masalah ban hard di bagian depan Desmosedici-nya. Ia merasa kompon tersebut kurang grip.
“Masih ada sedikit margin, saya tidak terlalu senang dengan ban hard di depan, karena tak memberikan saya daya cengkeram yang dibutuhkan. Namun, itu satu-satunya solusi dengan suhu aspal 50 derajat,” ucap Bagnaia.
“Mungkin ban medium akan bertahan, tetapi itu bisa menjadi masalah jika saya berada di urutan kedua pada tahap awal dan harus mengejar rider di depan. Pada akhirnya (ban hard) opsi yang sulit dan tepat,” pungkasnya.