SKOR.id - Setelah menepi selama delapan bulan karena dibekap cedera, Emma Raducanu berencana kembali meramaikan persaingan tenis putri dunia pada 2024.
Saat ini, Emma Raducanu tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti Auckland Open 2024 yang dijadwalkan berlangsung 1–7 Januari nanti.
Pertanyaan pun mengemuka terkait kesiapan tunggal putri juara US Open 2021 itu, terlebih dirinya belum punya pelatih pendamping.
Emma Raducanu sendiri memiliki rekam jejak yang tak begitu harmonis dengan para pelatih yang pernah menanganinya dalam dua tahun terakhir.
Sejak Wimbledon 2021, petenis 21 tahun tersebut bergonta-ganti pelatih dan sudah bekerja sama dengan lima sosok berbeda.
Terakhir, Emma Raducanu dilatih Sebastian Sachs sejak awal musim 2023 tetapi hanya bertahan hingga Juni atau sebulan setelah sang pemain menjalani tiga operasi.
Menurut isu yang beredar, Patrick Mouratoglou disebut-sebut bakal jadi pelatih selanjutnya bagi Emma Raducanu.
Patrick Mouratoglou sendiri bukan nama sembarangan di dunia tenis. Ia pernah melatih sejumlah pemain top dunia, termasuk Serena Williams.
Akan tetapi, pria 53 tahun tersebut secara terang-terangan merasa ragu bisa bekerja sama dengan Raducanu yang saat ini menduduki ranking 299 WTA.
Moratoglou pun menyinggung isu komitmen, merujuk pada fakta Raducanu yang "doyan" gonta-ganti pelatih.
“Saya belum memikirkannya (kemungkinan melatih Raducanu) tetapi yang bisa saya katakan adalah apakah dia siap untuk mempercayai seseorang?” ujar pria asal Prancis itu.
“Apakah dia bisa mempercayai sebuah proyek dan mengikutinya dalam waktu yang cukup panjang agar mampu mendapat progres yang diperlukan untuk menggapai potensinya?”
“Yang sangat menyakitinya adalah perubahan itu. Anda tidak bisa mengubah proyek tenis Anda setiap tiga bulan, itu tidak masuk akal,” Mouratoglou menjelaskan.
Menurut Mouratoglou, pelatih harus diberi waktu yang cukup agar bisa menjalankan proyeknya dengan sang pemain.
Tak jarang, proyek pelatih baru membuahkan hasil manis untuk sang pemain dalam jangka waktu yang panjang sehingga Mouratoglou mengibaratkannya seperti lari marathon.
“Saya paham bahwa tak mudah untuk mempercayai seseorang tetapi itulah yang membuat karier pemain berhasil,” ujarnya.
“Mereka mampu tetap bersama dengan orang yang dipercaya untuk menjalani proyek dan tak melakukan perubahan saat terjadi kesalahan karena ini seperti marathon.”
“Anda harus menerima bahwa dalam marthon Anda mengalami momen naik dan turun. Jika setiap Anda mengalami penurunan Anda mendepak seseorang, Anda tak akan mencapai garis finis,” Patrick Mouratoglou memungkasi.