- Kembalinya Kurniawan Dwi Yuianto dari Swiss untuk membela Pelita Jaya sempat jadi kontroversi.
- Kurniawan Dwi Yulianto sangat mengingat kisah musim 1998 saat Pelita Jaya hampir juara kompetisi.
- Kemenangan Pelita Jaya kontra timnas Indonesia sangat membekas bagi Kurniawan Dwi Yulianto.
SKOR.id - Sosok Kurniawan Dwi Yulianto menjadi satu di antara sekian banyak pemain lokal sempat berkarier bersama klub Pelita Jaya.
Bahkan, pemain dengan julukan Si Kurus ini bergabung dengan Pelita Jaya saat masih sangat muda, yakni berusia 20 tahun. Kala itu nama resmi klub adalah Pelita Bakrie.
Tahun 1996 menjadi musim perdana Kurniawan bersama tim milik pengusaha Nirwan Bakrie itu, yang saat itu bermarkas di Stadion Lebak Bulus.
Baca Juga: Pelita Jaya Pengumpul Bintang, dari Roger Milla hingga Mario Kempes
Dari data yang ada, pemain asal Magelang ini bergabung ke Pelita Bakrie sekembalinya dari pengembaraan di klub asal Swiss, FC Luzern.
Sekitar tiga musim bersama Pelita Bakrie, Kurniawan tampil 36 kali dan melesakkan 18 gol. Musim 1999, Kurniawan akhirnya mencari tantangan baru bersama PSM Makassar.
Kurniawan adalah pemain langganan timnas sepanjang 1996-2005. Ia tampil sebanyak 59 kali dan mencetak 33 gol.
Namun, kiprah lelaki yang kini tercatat sebagai pelatih kepala klub Sabah FA untuk Liga Malaysia, itu sempat menjadi berita saat pulang dari Swiss.
Sebab Kurniawan muda sempat terjerumus narkotika. Itu pula yang membuat kariernya tak konsisten, padahal bakatnya sangat besar.
Terlepas dari itu, pada 2019 Kuniawan sempat masuk dalam tim kepelatihan timnas Indonesia U-23 bersama pelatih kepala Indra Sjafri.
Dihubungi Skor.id pada Rabu (22/4/2020), pemain yang identik dengan nomor punggung 10 itu berbicara mengenai kenangannya bersama Pelita Bakrie.
“Ada banyak banget kenangan karena pada saat itu Pelita menurut saya menjadi klub yang memenuhi standar profesional,"katanya.
"Pelita punya training ground sendiri, stadion sendiri, terus fasilitasnya juga sangat luar biasa,” Kurniawan mengisahkan.
Hanya saja, memang dia mengakui ada beberapa momen yang paling membekas dalam ingatannya selama bergabung bersama Pelita.
“Yang paling berkesan buat saya adalah saat Pelita hampir menjadi juara liga tahun 1998. Saat itu kami memimpin klasemen dan saya menjadi top scorer dengan 20 gol," katanya.
"Tapi kemudian liga disetop karena kerusuhan 98,” Kurniawan mengisahkan. Menurutnya saat itu adalah kekuatan terbaik selama dia membela Pelita.
Baca Juga: Metamorfosis Pelita Jaya: Dari Lebak Bulus, Bandung, Hingga ke Madura
Satu lagi momen yang menjadi kenangan khusus bagi Kurniawan adalah saat Pelita mengalahkan timnas Indonesia 6-0 dalam laga uji tanding di Senayan.
“Saat itu saya main di Pelita karena nggak dipanggil timnas,” tutur Kurniawan sambil tertawa seraya memungkasi kisahnya.