- Kurniawan Dwi Yulianto pernah merasakan hal tak enak yang dan legenda timnas Jerman Andreas Brehme penyebabnya.
- Legenda timnas Jerman Andreas Brehme pernah "kontak" dengan Kurniawan Dwi Yulianto walau bukan di lapangan hijau.
- Antara Kurniawan Dwi Yulianto dan Andreas Brehme bersua di lapangan dalam laga sepak bola ruangan atau indoor soccer.
SKOR.id - Kurniawan Dwi Yulianto tak pernah melupakan kenangan indah tetapi pahit saat bermain dan berhadapan bek kiri timnas Jerman era 1990-an, Andreas Brehme.
Kepada Skor.id, Kurniawan Dwi Yulianto bercerita pada musim dingin akhir 1994, dia bersama klub Swiss, FC Luzern tur ke Jerman.
Saat itu, kompetisi Liga Swiss maupun Bundesliga libur tengah musim plus akhir tahun memang tak ada pertandingan.
Musim dingin membuat pertandingan banyak tak dilakukan di stadion. Hanya saja, sejumlah klub Eropa yang negaranya berdekatan membuat kegiatan.
Mereka membuat mini turnamen untuk sepak bola ruangan atau indoor soccer. Kala itu, turnamen ini diikuti sejumlah klub dari sejumlah negara yang bertetangga dengan Jerman.
FC Luzern salah satu yang ikut dan turnamen ini terlaksana di Bremen. Hanya saja, nyaris sepanjang turnamen Kurniawan tak turun lapangan setelah ada "insiden" salah analisa.
Pada pertandingan pertama, FC Luzern bersua dengan klub Bundesliga, FC Kaiserslautern. Salah satu pemain FC Kaiserslautern adalah Andreas Brehme.
Sedikit info, Andreas Brehme pulang ke klub lamanya itu setelah membela Inter Milan dan Real Zaragoza.
Wawancara Eksklusif - Edy Prayitno: Kurniawan Dwi Yulianto Itu Awalnya Pemain Titipanhttps://t.co/4fmK5PMI0P— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 13, 2020
Bek kiri yang piawai main sebagai gelandang ini adalah pemain inti timnas Jerman pada Piala Dunia 1986 dan 1990.
Pada dua ajang itu, timnas Jerman selalu ke final dan Andreas Brehme jadi bagian saat skuad negerinya memenangi Piala Dunia 1990.
Reputasi besar Brehme, yang pada 1994 sudah berusia 34 tahun, tentu membuat Kurniawan waspada. Apalagi, dia tahu kalau Brehme memiliki shooting keras dan terarah.
"Nah, kewaspadaan itu ternyata membuat saya salah analisa. Maklum, sepak bola ruangan ini asing bagi saya karena di Indonesia era itu belum ada," tutur Kurniawan.
"Ketika berhadapan dengan Brehme, saya lihat dia menguasai bola lalu akan menendangnya. Saya pun lompat, eh bola justru dia keping dan dibawanya lari. Saya pun salah antisipasi."
"Setelah bola mati, saya langsung ditarik keluar sama pelatih. Lalu, pelatih tak memainkan saya sepanjang turnamen karena kesalahan analisa itu," ujarnya sambil sedikit tertawa.
Sepanjang turnamen duduk manis menghiasi bangku cadangan, Kurniawan pun mengamati cara main sepak bola ruangan yang memainkan 7 lawan 7 tersebut.
"Akhirnya, saya mengamati cara main sepak bola ruangan ini. Ini beda dengan futsal, sebab sepak bola ruangan tidak ada out, bola bisa dipantul ke tempok pinggir lapangan," ujar Kurniawan.
"Makanya, Brehme tak melakukan shooting seperti kebiasaannya. Ini melatih skill sekali dan saya sadar akan itu. Salah analisa itu pun menambah ilmu bagi saya."
Kurniawan Dwi Yulianto adalah bagian penting sepak bola Tanah Air dan dia layak jadi #KebanggaanIndonesia
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Kurniawan Dwi Yulianto Lainnya:
Wawancara Eksklusif - Edy Prayitno: Kurniawan Dwi Yulianto Itu Awalnya Pemain Titipan
Hari Ini, Legenda Timnas Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto Genap 44 Tahun