SKOR.id – Produsen sepatu ternama Jerman-Inggris Dr. Martens (biasa disingkat Docmart di Indonesia) berkolaborasi dengan studio film terkemuka Amerika, Warner Bros. Entertainment Inc untuk memakai dua film ikoniknya demi kombinasi desain alas kaki dan dunia sinema.
Untuk merayakan ulang tahun ke-100 studio hiburan tersebut, Docmart mengambil inspirasi dari dua film klasik Warner Bros, Blade Runner (1982) dan Mad Max: Fury Road (2015) yang dibintangi Tom Hardy dan Charlize Theron.
Meskipun belum banyak yang diketahui mengenai koleksi alas kaki kolaboratif tersebut, tampaknya kedua film tersebut akan menerima dua interpretasi sepatu bot sepanjang pergelangan kaki mereka sendiri.
Sepatu bot yang terinspirasi dari Blade Runner menampilkan motif kotak-kotak futuristik dalam warna hitam dan putih dengan sentuhan merah.
Sebagai alternatif, alas kaki yang terinspirasi dari Mad Max: Fury Road hadir dalam nuansa hijau dan coklat ala gurun, memanfaatkan nuansa usai apokaliptik dengan bagian atas yang usang dan compang-camping disertai dengan perangkat keras berwarna perak.
Kolaborasi alas kaki Dr. Martens dan Warner Bros. sudah tersedia untuk dibeli sejak Kamis pekan lalu di Eropa dan Asia dan mulai Jumat, 24 November 2023 di Amerika Serikat di drmartens.com.
Ini bukan kali pertama kedua perusahaan berkolaborasi. Pada tahun 2022 lalu, institusi-institusi tersebut berkumpul untuk memberi penghormatan kepada film klasik Warner Bros. lainnya, The Lost Boys.
Didirikan pada tahun 1947, Dr. Martens adalah merek alas kaki dan pakaian Inggris yang didirikan di Munich, Jerman, yang mengutamakan individualitas.
Perusahaan ini awalnya mulai membuat sepatu bot pakaian kerja sederhana dan bahkan pernah menjual hasil produksinya sebagai sepatu berkebun.
Penemu Dr. Martens, Klaus Marten, adalah seorang dokter di Angkatan Darat Jerman selama Perang Dunia II. Setelah pergelangan kakinya cedera pada tahun 1945, Marten mendapati bahwa sepatu bot tentara standarnya terlalu tidak nyaman untuk kakinya yang cedera.
Saat memulihkan diri, ia merancang perbaikan pada sepatu botnya, dengan kulit lembut dan sol berbantalan udara. Ketika sepatu ini mulai berkembang pesat pada 1959, perusahaan sepatu asal Inggris R. Giggs Group membeli hak patennya.
Griggs lalu meng-anglicised — suatu bentuk asimilasi budaya saat sesuatu yang non-Inggris diasimilasikan, dipengaruhi atau didominasi oleh ke-Inggris-an — dengan mengubah nama sepatu tersebut menjadi Dr. Martens.
Diproduksi di pabriknya di Wollaston, Northamptonshire, Giggs sedikit mengubah bentuk tumit agar lebih pas, menambahkan jahitan kuning khas, dan memberi merek dagang pada sol berbantalan udara sebagai AirWair.
Gaya sepatu yang dikenal publik sekarang diciptakan di Jerman dan menjadi bagian besar dari budaya populer. Alas kaki ikonik dengan jahitan kuning dari merek ini sangat populer di kancah grunge dan punk di era tahun 1990-an dan sejak itu menjadi pakaian pokok selama beberapa generasi.