- Rencana penggunaan nama Roger Federer sebagai arena olahraga di Kota Basel, Swiss, kembali gagal.
- Petenis dengan 20 gelar grand slam itu hanya mengumpulkan 1.800 tanda tangan dari 3.000 yang dibutuhkan.
- Salah satu alasan penolakan warga Basel yakni karena Roger Federer masih aktif sebagai petenis profesional.
SKOR.id – Roger Federer boleh saja jadi salah satu atlet paling dipuja di dunia. Namun petenis putra dengan koleksi 20 gelar grand slam itu justru dapat penolakan di rumah sendiri.
Ini terkait rencana penggunaan nama Roger Federer sebagai gelanggang olahraga (GOR) di Kota Basel, Swiss, gagal karena tidak meraih cukup tanda tangan warga setempat, Senin (19/10/2020).
Ini bukan yang pertama kali. Sebelumnya, ide untuk mengganti nama GOR St. Jakobshalle menjadi Roger Federer Arena telah digulirkan dalam beberapa tahun terakhir, namun selalu gagal.
Pada percobaan teranyar, hari Senin kemarin, tercatat hanya 1.800 warga Basel yang menandatangani petisi perubahan nama. Padahal yang dibutuhkan Roger Federer adalah 3.000 tanda tangan.
Diyakini, pandemi Covid-19 yang juga melanda Swiss menghambat upaya mendapatkan tanda tangan yang dibutuhkan. Namun tetap saja kabar ini terbilang mengejutkan.
Pasalnya, dengan status legenda, Roger Federer seharusnya bisa dengan mudah mengumpulkan hanya 3.000 tanda tangan dari sekitar lebih dari 170 ribu populasi di Kota Basel.
Belum diketahui pasti minimnya antusiasme warga. Namun Swiss punya kecenderungan menamai jalan atau landmark dengan nama orang terkenal justru setelah mereka meninggal dunia.
Pada 2019, politisi Swiss asal Basel Martina Bernasconi mengungkapkan alasan aneh mengapa proposal perubahan nama GOR St. Jakobshalle jadi Roger Federer Arena mendapat penolakan.
Usai Kalahkan Vasyl Lomachenko, Teofimo Lopez Ditantang Legenda UFC https://t.co/Eg3kv3HMWs— SKOR Indonesia (@skorindonesia) October 20, 2020
Ia mengaku menerima banyak keberatan dari sesama politisi Swiss. “Argumen utamanya adalah karena Swiss dan Basel hanya menghormati mereka yang telah wafat,” ujar Bernasconi.
“Dan, seperti yang semua orang tahu, Federer masih aktif bermain (tenis). Namanya juga adalah brand dan dia menginginkan uang,” sang politisi menambahkan.
Pada sisi lain, anggota dewan Basel Thomas Gander mengatakan masih terlalu dini bagi Swiss ataupun kotanya untuk memberikan penghormatan kepada Roger Federer.
“Itu bisa menjadi gesture yang bagus, memberikan kenangan dan penghormatan untuk Federer. Tapi sekarang masih terlalu dini. Saya pikir dia pun mengerti,” kata Gander.
Sebelumnya, Roger Federer telah mengungkapkan dirinya bakal merasa sangat terhormat dengan munculnya ide penggunaan namanya sebagai GOR di Basel.
“Tentu saya akan sangat senang. Itu benar-benar sebuah kehormatan luar biasa bagi saya. Saya melihat hal tersebut telah terjadi pada Rod Laver atau Roy Emerson,” ujar Federer.
“Ketika Anda tahu bahwa sebuah arena dinamai untuk menghormati Anda, jelas merupaka sebuah kehormatan sekaligus kebanggaan,” ia menambahkan.
St. Jakobshalle merupakan tuan rumah gelaran tenis Swiss Indoors yang telah 10 kali dimenangkan oleh Roger Federer. Saat masih remaja, ia kerap menjadi ball boy dalam event tersebut.
Federer lahir dan tumbuh di Basel. Ia menghabiskan 16 tahun awal hidupnya di sana bersama orang tuanya. Sang legenda pun menikah di kota kelahirannya itu.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Tenis Lainnya:
Pelatih Yakin Novak Djokovic Bisa Lampaui Roger Federer soal Ini
AELTC Ingin Turnamen Tenis Wimbledon 2021 Digelar, 3 Opsi Disiapkan