SKOR.id – Ratusan demonstran pro-Palestina melakukan unjuk rasa di ibu kota Prancis, menuntut pembatasan partisipasi Israel dalam Olimpiade Paris 2024, Juli-Agustus mendatang.
Sekitar 300 demonstran yang melakukan aksi protes di depan markas besar Panitia Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Paris, Selasa (30/4/2024), juga bersikeras bahwa atlet-atlet Israel harus diperlakukan seperti Rusia dan Belarus.
Seperti diketahui, sebagai dampak invasi Rusia, yang dibantu Belarus, ke Ukraina sejak 2022, para atlet dari kedua negara dilarang berkompetisi di bawah bendera negara mereka pada Olimpiade 2024 nanti.
Sebagai tambahan, Komite Olimpiade Internasional (IOC) juga telah melarang ofisial Rusia dan juga Belarus untuk berpartisipasi di Paris 2024.
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan slogan-slogan yang menentang partisipasi institusional Israel dalam Olimpiade Paris karena serangan brutal mereka ke Gaza.
Seluruh demonstran juga mendesak IOC tidak membuat standar ganda. Mereka ingin otoritas menerapkan protokol serupa bagi atlet-atlet Israel seperti yang diberlakukan untuk partisipan dari Rusia dan Belarus.
“Mereka (IOC) tidak memerlukan waktu lebih dari empat hari untuk memutuskan melarang Rusia dan Belarus dari Olimpiade setelah invasi ke Ukraina. Kini mereka siap menyambut delegasi Israel,” ujar aktivis EuroPalestine, Nicolas Shahshahani, kepada The Independent.
Dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mendukung pilihan IOC untuk mengizinkan atlet Rusia berkompetisi di Olimpiade di bawah bendera netral.
Namun, ironisnya Macron juga mendukung partisipasi atlet Israel dengan bendera negara mereka kendati serangan militer di wilayah Gaza terus dilakukan pemerintahnya.
Berdasarkan data pejabat kesehatan Gaza, lebih dari 34 ribu warga Palestina tewas dalam konflik yang terjadi antara Israel dengan Hamas sejak 7 Oktober tahun lalu.
“Kami tidak dapat mengatakan bahwa Israel sedang menyerang. Israel adalah korban serangan teroris yang kini merespons di Gaza,” ujar Macron.
Demonstrasi yang terjadi hari Selasa lalu menyusul aksi yang dilakukan oleh mahasiswa pro-Palestina, yang mengorganisasi protes dan berusaha menduduki gedung di dua universitas bergengsi Prancis di Paris.
Kepolisian Prancis telah mengusir 50 mahasiswa dari halaman utama Universitas Sorbonne pada Senin (29/4/2024), setelah okupasi dilakukan pengunjuk rasa pro-Palestina.
Demonstrasi juga meletus di Institut Studi Politik Paris pekan lalu, saat mahasiswa pro-Palestina berusaha menduduki amfiteater. Mereka dan pengunjuk rasa pro-Israel bahkan sempat terlibat bentrok di jalanan.