- Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) masih berencana mengubah sistem poin dalam turnamen bulu tangkis.
- Poul-Erik Hoyer Larsen, Presiden BWF, ingin mengganti sistem poin dari 21x3 menjadi 11x5.
- Namun, usaha tersebut mendapat penolakan dari sebagian anggota federasi.
SKOR.id - Presiden Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) Poul-Erik Hoyer Larsen mengatakan bahwa dia sedang melakukan negosiasi ulang tentang usulan penggantian sistem poin per pertandingan.
Sistem poin 21x3, menurut Poul-Erik Hoyer Larsen, terlalu panjang dan memakan banyak waktu sehingga perlu diganti agar lebih menarik perhatian penonton.
Berita Bulu Tangkis Lain: BWF Putar Ulang Laga Klasik Lee Yong-dae di All England 2012
Mantan pebulu tangkis berkebangsaan Denmark tersebut mengusulkan untuk mengganti sistem poin menjadi 11x5.
Sistem poin tersebut pernah diuji coba dalam turnamen pada 2014, tetapi tidak bertahan lama.
Sistem poin 21x3 yang diperkenalkan sejak 2006 kembali digunakan hingga sekarang.
"Satu hal yang pasti, saya ingin mengubah sistem skor," ujar Poul-Erik Hoyer Larsen, dilansir dari thestar.com.my.
"Saya pikir kami menjadi terlalu konservatif. Stagnan," kata Poul-Erik Hoyer Larsen.
Peraih emas Olimpiade 1996 pada nomor tunggal putra tersebut mengaku menemui jalan terjal untuk memuluskan misinya tersebut karena kalah voting suara.
"Saya butuh dua per tiga suara mayoritas untuk melakukannya. Saya sebenarnya sudah mendapatkan dukungan dari beberapa negara, tetapi masih belum mencukupi," ucap Hoyer Larsen.
"Selama saya menjadi satu-satunya orang yang menginginkan perubahan ini, maka saya rasa tidak cukup (kuat)," kata Hoyer Larsen.
Pada 2018 yang merupakan fase voting, usulan Hoyer Larsen mendapat dukungan 129 suara, tetapi belum mencapai dua per tiga suara. Dua pertiga suara adalah 168.
Sisanya, 123 suara yang mayoritas diisi wakil Asia merasa tidak setuju dengan perubahan tersebut.
Penolakan tersebut tidak hanya datang dari anggota federasi, melainkan juga dari para pemain seperti Viktor Axelsen (Denmark) dan Lin Dan (Cina).
Berita Bulu Tangkis Lain: BWF Belum Merestui, Nasib Indonesia Open 2020 Masih Teka Teki
Selama kepemimpinan Poul-Erik Hoyer Larsen sejak 2013, dua periode, banyak perubahan terjadi di tubuh BWF.
Beberapa di antaranya adalah perubahan aturan servis yang dibatasi maksimal 115 cm dari permukaan lapangan serta penggantian nama seri turnamen dari super series/premier menjadi BWF World Tour.