- Bambang Susanto menyesalkan babak delapan besar Liga 2 2020 dihapuskan.
- Menurut Bambang, perubahan regulasi terlalu mepet dengan jadwal Liga 2 2020.
- PSIM Yogyakarta berharap PT LIB ubah format kompetisi yang belum final itu.
SKOR.id - Chief Executive Officer (CEO) PSIM Yogyakarta, Bambang Susanto, menyesali adanya perubahan format kompetisi Liga 2 2020.
Pasalnya, perubahan regulasi kompetisi terlalu mepet dengan jadwal penyelenggaraan Liga 2 2020 yang akan bergulir mulai 13 Maret 2020.
PT Liga Indonesia Baru (LIB), operator kompetisi, mengubah format Liga 2 2020 dengan hapuskan pertandingan babak delapan besar.
Mulai musim ini, setelah babak grup rampung, akan langsung digelar partai final yang mempertemukan juara Wilayah Barat dan Wilayah Timur.
Sedangkan satu tempat promosi, karena ada tiga tim promosi dari Liga 2 ke Liga 1, diperebutkan runner-up masing-masing grup sebelum laga final.
Baca Juga: PSIM Yogyakarta Dekati Bek Sayap PSM Makassar
Menurut Bambang, perubahan regulasi tersebut seharusnya dilakukan setelah Liga 2 2019 selesai. Sehingga ada waktu sosialisasi yang cukup.
"Memang semua keputusan ada plus dan minusnya, jadi setuju tidak setuju itu kami bisa menyesuaikan," kata Bambang kepada Skor.id.
"Tapi, ya cuma yang kami sesalkan kok keluarnya mepet sekali. Seharusnya waktu musim kemarin berakhir langsung dikeluarkan," Bambang menambahkan.
Baca Juga: Antisipasi Match-fixing, PT LIB Terapkan Format Baru di Liga 2 2020
Menurut Bambang, kalau format anyar itu dikeluarkan sejak selesai Liga 2 2019, PSIM bisa meramu strategi guna mencapai target musim ini.
Karenanya, Bambang memberi usul untuk musim ini babak delapan besar tetap digunakan. Apalagi, regulasi Liga 2 sifatnya masih draf dan belum final.
"Jadi kalau ini sudah dikeluarkan lebih awal setiap klub bisa menyiapkan strategi, yang kami sesali kenapa terlau mepet itu saja," ucap Bambang.
Baca Juga: Dipindah ke Grup Timur, PSCS Cilacap Pertanyakan Keputusan Operator Liga 2
"Bahwa ada perbuahan regulasi itu juga semua harus siap, tapi masalahnya kami belum siap. Alangkah baiknya misalnya di musim depan saja diterapkannya," ia memungkasi.
Laskar Mataram, julukan PSIM, bersaing di Wilayah Barat dengan dua tim degradasi dari Liga 1 musim lalu, yakni Semen Padang FC dan Perseru Badak Lampung FC.