SKOR.id - Stereotipe golf yang selama ini dicap sebagai olahraga mahal, dipatahkan oleh Beurit Pacul, komunitas penggemar golf yang berstatus alumni SMA Negeri 3 Bandung.
Berbeda dengan komunitas golf lain yang terbentuk karena kesamaan hobi, Beurit Pacul justru terlahir dari adanya perkumpulan lain, Kokolot Kios 3 atau dalam bahasa Indonesia berarti Sesepuh Kios 3 - merujuk pada SMA almamater anggota.
“Beberapa member dari Kokolot Kios 3 ada yang memiliki hobi yang sama, yaitu golf. Akhirnya terbentuklah komunitas Beurit Pacul ini pada 2020 akhir,” tutur Hari Budiarto, gegedug Kokolot Kios 3.
Bukan tanpa filosofi dipilih nama Beurit Pacul. Beurit berarti tikus, sedangkan pacul atau cangkul adalah idiom yang sering digunakan pegolf ketika akan turun lapangan.
“Kenapa Beurit, karena tidak terlihat. Mereka bekerja senyap tetapi mempunyai dampak yang terasa nyata,” ucap Hari yang karib disapa Nday ini.
Dampak yang terasa itu memang nyata adanya. Komunitas ini terlihat amat aktif dalam berbagai kegiatan, khususnya yang berkaitan dengan almamater mereka.
Beberapa member Beurit Pacul mempunyai peran aktif dalam kegiatan Ikatan Alumni SMA 3 Bandung (Ikasma3), mulai dari terlibat dalam tim sukses pencalonan, acara donor darah, hingga penggalangan dana dengan mengadakan turnamen golf.
“Saat mengadakan turnamen golf, kami bisa menghimpun lebih dari 1 miliar rupiah untuk Dana Abadi Ikasma3,” ucap Arya Anandika, Sekjen Ikasma3 Golf Tournament.
Selain turnamen golf untuk penggalangan dana, Beurit Pacul juga kerap mengadakan gobar (golf bareng) antar-alumni. Kegiatan insidental skala besar ini biasanya dilakukan setahun dua kali.
Sedangkan untuk yang rutin biasanya selalu ada main golf bareng dengan skala kecil anggota tiap pekannya. Bisa 2-3 kali dalam satu pekan.
Biasanya, mereka memilih bermain tidak pada akhir pekan. Hal ini dikarenakan green fee yang lebih rendah saat weekdays dibandingkan weekend.
“Untuk yang baru bermain, kami pun biasanya ‘membantu’ dengan cara meminjamkan stik golf dan mengajarkan dulu di driving range,” ujar Ridwan Susanto, salah seorang member.
Dengan sistem seperti itu, Beurit Pacul cukup mematahkan stereotipe golf sebagai olahraga mahal. Wajar apabila kemudian dalam tempo tiga tahun jumlah anggotanya sudah lebih dari 100 orang.
Saat bermain bersama, Beurit Pacul kerap membawa spanduk-spanduk unik untuk dibawa ke lapangan dan dibentangkan saat foto bersama jelang turun ke lapangan.
Mereka kerap “menamakan” diri dengan profesi yang aneh-aneh. Terbaru, mereka membuat spanduk dengan plesetan dari film seri Candy Caddy yang tengah viral.
“Spanduk itu adalah untuk membawa iklim proletar ke lapangan golf,” ujar Nday sambil tertawa.
"Kami juga ingin menunjukkan bahwa tidak semua golfer seperti yang ada di serial tersebut," tambahnya,.
Lantaran keceriaan dan nuansa heureuy (bercanda), banyak non-alumni yang ikut bergabung dan aktif menjadi anggota juga.
Anda niat bareng heureuy sambil main golf bareng Beurit Pacul? Silakan hubungi melalui email di ikasma3bdg.golf@gmail.com atau telepon ke nomor 0817712788