- Sepanjang sejarah perjalanannya, PS Sleman memiliki sederet pemain bintang yang memiliki kontribusi besar.
- Beberapa pemain PS Sleman tersebut merupakan nama-nama lokal yang menjadi bintang tim berjulukan Elang Jawa ini.
- Berikut Skor.id memilih 11 pemain terbaik yang pernah menjadi bagian penting dari skuad PS Sleman.
SKOR.id – PS Sleman menjadi salah satu klub yang sering mempromosikan pemain-pemain lokal yang akhirnya bisa bersinar.
Bahkan, pemain-pemain tersebut juga menunjukkan loyalitasnya bersama tim Elang Jawa, julukan PS Sleman.
Selain pemain-pemain lokal, PS Sleman juga tak jarang menggunakan pilar asing untuk memperkuat komposisi tim.
Sementara itu, beberapa kiprah terbaik PSS di kompetisi kasta tertinggi ialah ketika kompetisi sepak bola nasional masih bernama Liga Indonesia.
Setidaknya, meskipun belum pernah meraih juara, PSS pernah dua kali mempertahankan posisi empat besar selama dua musim berturut-turut, yakni pada edisi 2003 dan 2004.
Bisa jadi, pencapaian itu menjadi salah satu memori terbaik yang paling diingat oleh pendukung PSS, selain tentunya menjuarai Liga 2 2018 untuk promosi ke Liga 1 2019.
Berikut Skor.id memilih 11 pemain terbaik yang pernah menjadi bagian penting dari skuad PS Sleman.
Joice Sorongan
Di bawah asuhan Daniel Roekito, PS Sleman sempat tampil impresif pada kompetisi Liga Indonesia 2004.
Sebab, skuad Elang Jawa berhasil mencapai target yang sempat dicanangkan oleh manajemen pada awal musim, yakni mempertahankan peringkat empat besar.
Pada musim sebelumnya, yakni Liga Indonesia edisi 2003, PSS yang diasuh oleh Yudi Suryata memang berhasil mengakhiri kompetisi di peringkat empat.
Salah satu sosok penting di sektor pertahanan skuad asuhan Daniel Roekito saat itu ialah Joice Sorongan.
Kiper asal Parigi, Sulawesi Tengah itu menjadi pemain baru yang diangkut oleh PSS untuk mengarungi musim 2004.
Kiprah impresif kiper yang akrab disapa Jo di bawah mistar gawang juga tak terlepas dari bantuan bek tangguh asal Brasil saat itu, yakni Anderson Da Silva.
Bagus Nirwanto
Di sektor bek kanan, sebetulnya ada sejumlah nama yang bisa menjadi opsi. Dua di antaranya yang terbaik untuk sektor ini ialah Muhammad Ansori dan Bagus Nirwanto.
Pemain yang disebut pertama adalah sosok penting di balik keberhasilan PS Sleman promosi ke Divisi utama Liga Indonesia 2001.
Selain itu, pemain yang akrab disapa Bagong ini juga berjasa besar membawa PSS nangkring di empat besar klasemen akhir Liga Indonesia edisi 2003 dan 2004.
Namun, Skor.id memilih Bagus Nirwanto sebagai ‘titisan’ Mohammad Ansori. Kapten tim PS Sleman selama beberapa musim terakhir ini sangat piawai bermain di posisinya.
Munyeng, sapaan akrabnya, pernah mengantarkan PS Sleman promosi ke kasta tertinggi seusai menjuarai Liga 2 2018.
Meskipun ia baru bergabung pada musim 2017, tetapi mampu mengambil hati Sleman Fans dan dianggap layak menjabat sebagai kapten tim.
Anderson Da Silva
Anderson Da Silva menjadi salah satu bek asing terbaik yang pernah dimiliki PS Sleman sepanjang sejarah.
Keberhasilan tim Elang Jawa mempertahankan posisi peringkat besar Liga Indonesia edisi 2003 dan 2004 tak terlepas dari peran Anderson Da Silva.
Saat itu, Anderson diangkut langsung oleh PS Sleman dari Brasil setelah melihat kemampuan bek tangguh tersebut.
Saat itu, pemain berpostur 183 ini direkrut tim Elang Jawa dari klub Brasil, CFC Zico FC yang bermarkas di Rio De Janeiro.
Hasilnya, upaya PSS terbayar lunas. Anderson menjadi salah satu palang pintu terbaik yang membuat pertahanan PSS sulit ditembus oleh lawan.
Fachruddin Aryanto
Salah satu bek tengah terbaik yang pernah mampir di klub asal Bumi Sembada ini ialah Fachruddin Aryanto.
Sebelum kiprahnya bersinar bersama sejumlah klub seperti Sriwijaya FC dan Madura united, pemain asli Klaten, Jawa Tengah ini sempat berkostum tim Elang Jawa.
Selain itu, PSS juga menjadi tempat Fachruddin menimba ilmu. Ketika itu, dia berstatus sebagai pemain magang di tim muda PSS sejak 2007 hingga 2012.
Bek yang pernah menjadi andalan timnas Indonesia ini tak hanya dikenal sebagai sosok yang tangguh di sektor pertahanan. Sebab, ia juga memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.
Salah satu keunggulan Fachruddin ialah postur tubuhnya yang menjulang tinggi. Ia juga memiliki kekuatan untuk bertarung dengan striker-striker lawan.
Namun pada akhir 2012, pemain yang kini telah berusia 32 tahun itu memilih tantangan baru bersama Persepam Madura United yang baru saja promosi ke Indonesia Super League.
M Soleh
Era kejayaan PS Sleman di bawah asuhan Daniel Roekito juga sempat dirasakan oleh M Soleh, yang biasa beroperasi di sektor bek sayap kiri.
Saat itu, M Soleh menjadi sosok yang mampu diandalkan oleh Daniel Roekito di sektor pertahanan.
Apabila di sektor kana nada Muhammad Ansori, maka sektor kiri menjadi tugas yang diemban oleh M Soleh.
Agus Purwoko
Untuk mengisi sektor lini tengah, Skor.id menunjuk satu pemain asli Sleman yang pernah moncer pada masanya, yakni Agus Purwoko.
Pemain yang akrab disapa Grandong ini merupakan sosok gelandang petarung yang memiliki peran penting di lini tengah.
Sebelum bermain bersama tim utama, Grandong sempat menjadi bagian dari skuad junior PS Sleman pada Piala Soeratin edisi 2000 hingga 2002.
Saat memasuki jenjang senior, Grandong sempat bermain bersama Persibat Batang dan Persiba Bantul sebelum bergabung dengan tim Elang Jawa.
PSS Sleman memakai jasa Agus Purwoko dari 2005 sampai 2012. Saat itu, Grandong juga berstatus sebagai kapten skuad Elang Jawa.
Sayang, PSS Sleman harus berpisah dengan Agus Purwoko pada 2012 karena cedera parah dan Grandong memutuskan pensiun dari lapangan hijau pada usia muda, 28 tahun.
Deca Dos Santos
Pemain dengan nama lengkap Jaldecir Deca Dos Santos ini juga menjadi rekrutan impor terbaik yang pernah dimiliki PSS.
Saat itu, pemain yang akrab disapa Deca ini berstatus sebagai pemain buangan Persebaya Surabaya.
Ia dianggap tak moncer saat bermain bersama tim Bajul Ijo pada Liga Indonesia 2022. Namun, PSS justru sukses memanfaatkan potensinya untuk mengisi sektor lini tengah sebagai gelandang jangkar,
Kiprah terbaik Deca bersama klub asal Bumi Sembada ini ialah menduduki peringkat empat besar selama dua musim berturut-turut di Liga Indonesia musim 2003 dan 2004.
Anang Hadi
Pemain yang memiliki nama lengkap Anang Hadi Saputra ini juga menjadi salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki PSS.
Pemain asli Sleman kelahiran 20 Januari 1984 ini pernah dijuluki sebagai El Capitano karena perannya sebagai pemimpin.
Sejak bergabung dengan tim Elang Jawa pada musim 2007, Anang Hadi menjadi pemain yang loyal. Ia bertahan hingga musim 2013.
Sayangnya, kiprah Anang Hadi sempat terjegal kasus sepak bola gajah yang menimpa PS Sleman dan PSIS Semarang pada Divisi Utama Liga Indonesia 2013.
Sebagai kapten PSS Sleman, Anang Hadi bersama sejumlah pemain skuad Elang Jawa serta PSIS Semarang dijatuhi sanksi lima tahun dari aktivitas sepak bola Tanah Air.
Namun pada 2017, Anang Hadi dan sejumlah pemain terhukum dapat pemutihan PSSI.
Hanya saja, Anang Hadi yang mulai berbisnis tak lagi kembali bermain dan memutuskan tidak kembali ke PSS Sleman.
Seto Nurdiyantoro
Seto Nurdiyantoro juga layak mendapat julukan sebagai pemain legendaris dan salah satu yang terbaik di sejarah PS Sleman.
Lelaki asal Kalasan, Kabupaten Sleman ini sudah mulai berkostum tim Elang Jawa sejak awal 1990-an. Sebelumnya, dia sempat bermain bersama klub amatir lokal, yakni PSK Kalasan.
Kebersamaannya dengan PSS akhirnya berakhir pada 1995. Kala itu, ia memilih hijrah bersama klub tetangga PSIM Yogyakarta.
Namun, Seto akhirnya kembali ke Bumi Sembada pada tahun 2000. Lelaki yang pernah membawa PSS juara Liga 2 2018 itu juga memiliki peran penting saat itu.
Sebab, dia turut membawa PS Sleman meraih posisi empat besar klasemen Liga Indonesia selama dua musim berturut-turut, yakni pada edisi 2003 dan 2004.
Marcelo Braga
Di sektor lini serang, sebetulnya ada sederet nama pemain yang bisa dipilih untuk mengisi posisi ini. Namun, Skor.id menunjuk Marcelo Braga untuk posisi nomor sembilan.
Alasannya, striker impor asal Brasil ini sempat memiliki kisah yang patut diapresiasi saat bermain untuk tim Elang Jawa.
Pencapaian terbaiknya ialah mengantarkan tim asal Bumi Sembada tampil impresif pada Divisi Utama kompetisi Liga Indonesia 2003.
Mereka mampu bersaing sengit dengan klub-klub papan atas saat itu seperti Persik Kediri, PSM Makassar, hingga Persita Tangerang.
Sayangnya, skuad Elang Jawa yang saat itu berada di bawah arahan Yudi Suryata harus puas duduk di peringkat keempat klasemen akhir.
Saat itu, Braga menjadi pemain tersubur di skuad PS Sleman. Dia sukses menjebol gawang lawan sebanyak 21 kali.
Muhammad Eksan
Muhammad Eksan menjadi salah satu sosok penyerang paling ikonik yang pernah dimiliki PS Sleman.
Pemain asli Kulon Progo ini menjadi striker andalan yang mumpuni untuk urusan menjebol gawang lawan.
Eksan tercatat sudah bergabung dengan tim Elang Jawa sejak tahun 1997. Saat itu, PSS masih berkompetisi di Divisi Dua (kasta ketiga Liga Indonesia).
Sejak pertama gabung dan berkarier di Sleman hingga 2005, Eksan turut membantu PSS promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia 2001.
Sebab, dengan total 13 gol yang disumbangkannya, Elang Jawa sukses menjadi runner-up Divisi Satu Liga Indonesia 2000.
Eksan juga sempat singgah untuk bermain di sejumlah klub tetangga seperti Persiba Bantul (2006-2007) dan PSIM Yogyakarta (2008).
Namun pada 2019, dia kembali memperkuat Elang Jawa hingga 2012 sebelum akhirnya gantung sepatu pada usia 38 tahun.
Best XI PS Sleman Sepanjang Masa versi Skor.id*:
Kiper: Joice Sorongan
Bek: Bagus Nirwanto, Anderson Da Silva, Fachruddin Aryanto, M Soleh
Tengah: Agus Purwoko, Anang Hadi, Deca Dos Santos, Seto Nurdiyantoro
Penyerang: Marcelo Braga, Muhammad Eksan
*Skema: 4-3-1-2
Starter Pemain Asing Terbaik Liga Indonesia versi https://t.co/ajW5n9JyaZ https://t.co/pAvg9gIap2— SKOR.id (@skorindonesia) September 9, 2021
Berita Liga Indonesia Lainnya:
Kilas Balik Persebaya Surabaya 1996-1997: The Dream Team Jadi Kampiun Liga Indonesia III
Kilas Balik Persib Bandung 1994-1995: Wakil Pertama Liga Indonesia di Asia
Kilas Balik Liga Indonesia 1994-1995: Musim Pertama Jadi Milik Persib Bandung