Bagaimana Diego Simeone Bawa Atletico Madrid Kuasai La Liga 2024-2025

Irfan Sudrajat

Editor: Irfan Sudrajat

Diego Simeone (tengah) dan pemain bintangnya yaitu (arah jarum jam) Julian Alvarez, Alexander Sorloth, Antoine Griezmann, dan Jan Oblak (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).
Diego Simeone (tengah) dan pemain bintangnya yaitu (arah jarum jam) Julian Alvarez, Alexander Sorloth, Antoine Griezmann, dan Jan Oblak (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

SKOR.id - Atletico Madrid memimpin klasemen sementara La Liga 2024-2025. Los Rojiblancos di posisi pertama dengan mengoleksi 41 poin dari 18 pertandingan.

Mereka unggul satu poin atas Real Madrid, klub sekota, yang ada di peringkat kedua dengan 40 poin, dan unggul tiga poin dari Barcelona yang mengoleksi 38 poin namun sudah memainkan 19 laga.

La Liga musim ini bisa kembali menjadi milik Atletico Madrid. Jika memang Los Rojiblancos kembali juara, ini akan menjadi musim yang tidak terlupakan.

Bagaimana Atletico Madrid di akhir tahun 2024 ini justru menjadi pemimpin klasemen sementara La Liga 2024-2025?

Skor.id akan coba membahasnya secara detail dalam Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).

Selain momentum Atletico Madrid yang kini memimpin klasemen sementara La Liga 2024-2025, menampilkan Diego Simeone dan Los Rojiblancos dalam artikel ini juga bertepatan dengan 13 tahun usia karier kepelatihan Diego Simeone di Atletico Madrid.

Diego Simeone resmi bergabung ke Atletico Madrid pada 23 Desember 2011 silam atau dua hari sebelum Natal, menggantikan Gregorio Manzano.

Kehadiran Diego Simeone ketika itu seperti hadiah Natal bagi fans Atletico Madrid karena El Cholo (panggilan Diego Simeone) bukanlah sosok yang baru dalam sejarah klub ini.

Diego Simeone yang dalam masa kariernya dikenal sebagai gelandang berstatus bintang dunia, memperkuat Atletico Madrid pada 1994 hingga 1997.

Bermain dalam 126 laga dengan 27 gol, Diego Simeone bagian penting dari sukses Atletico Madrid yang meraih dua gelar pada 1995-1996: La Liga dan Piala Raja (Copa del Rey).

Kostum Tandang Biru

Ketika Atletico Madrid menang atas Barcelona pada laga akhir tahun 2024 ini tepatnya 21 Desember 2024 lalu, mereka mengenakan kostum kedua yang berwarna biru keabu-abuan.

Warna kostum itu sendiri memang terlihat tidak tegas warnanya. Biru langit, namun jelas terlihat warna abu-abu, atau bahkan tersamar hijau.

Namun, kostum ini mulai diyakini memberikan keberuntungan atau energi positif setiap kali mereka mengenakannya. Khususnya jika dibandingkan dengan kostum ketiga yang berwarna biru navy.

Dalam akun media sosial Atletico, tim ini mengunggah momen Angel Correa saat merayakan gol dalam laga di Paris lawan Paris Saint-Germain dan Alexander Sorloth di laga lawan Barcelona.

Foto kedua pemain yang mengenakan kostum biru keabu-abuan itu disertakan dengan kalimat "Camiseta de culto" atau "Kostum yang suci" (kultus).

Boleh jadi karena euforia sukses klub sejauh ini pula, kekuatan kostum tandang ini pun menjadi pembahasan dalam klub ini.

Sedikit serius namun juga bercanda, kostum ini merefleksikan kekuatan yang tanpa batas seperti laut yang biru.

Di awal musim ini, Atletico Madrid memang mengumumkan kostum berwarna biru keabu-abuan ini sebagai kostum tandang yang yang identik dengan Dewa Neptune.

Dewa Neptune menjadi simbol Atletico Madrid sedangkan Dewi Cibelles menjadi simbol dari Real Madrid.

Di plaza inilah tempat bagi kedua tim setiap kali merayakan gelar.

Pilihan Atletico Madrid saat mengumumkan kostum kedua ini pada awal musim, juga diharapkan bisa membawa kembali mereka ke Plaza Neptune (Fountain of Neptune) pada musim panas 2025 nanti, untuk merayakan gelar.

Kebetulan atau tidak, Atletico Madrid dengan sukses mereka ke puncak klasemen mulai memperlihatkan harapan tersebut bisa terwujud.

Faktanya, dengan kostum biru keabu-abuan itu mereka mampu meraih sejumlah kemenangan. Bahkan, kemenangan itu di antaranya diciptakan dengan cara yang ajaib.

Dengan kostum tandang ini, mereka menang atas Athletic Bilbao, mengalahkan Union Vic, Paris Saint-Germain, Mallorca, Sparta Praha, dan kemudian Barcelona.

Dari enam kemenangan tersebut, mereka menciptakan total 14 gol dan hanya kemasukan 2 gol. Tiga d antaranya bahkan menang lewat gol di tambahan waktu (injury time), yaitu lawan Athletic Bilbao, Paris Saint-Germain, dan Barcelona.

Hasil berbeda justru dialami Atletico Madrid ketika tampil dalam tandang dengan kostum biru navy yang merupakan kostum ketiga mereka musim ini.

Tampil dengan kostum ketiga tersebut saat lawan Real Betis, mereka kalah 0-1, yang menjadi satu-satunya kekalahan mereka di La Liga. Lalu dengan kostum ketiga itu pula, mereka takluk 0-4 dari Benfica di Liga Champions yang merupakan kekalahan terburuk sepanjang musim ini.

Dalam kehidupan, keyakinan seperti itu memang tidak terhindarkan. Begitu pula dengan pencapaian Atletico Madrid saat ini di La Liga 2024-2025.

Namun demikian, sukses mereka saat ini tentu saja bukan semata hanya tentang 'mistis' warna kostum, melainkan mentalitas untuk tidak menyerah yang sudah ada sejak lama, sejak kehadiran Diego Simeone.

Musim ini, Atletico Madrid mencetak 12 gol pada menit terakhir. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).
Musim ini, Atletico Madrid mencetak 12 gol pada menit terakhir. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

Kehadiran Alexander Sorloth

Mentalitas pantang menyerah Atletico Madrid dapat dilihat dari gol-gol menit terakhir yang mereka ciptakan sepanjang musim 2024-2025 ini.

Gol-gol menit terakhir itu pula yang membuat Los Rojiblancos memiliki keunikan dibandingkan dengan klub-klub lainnya, khususnya di La Liga 2024-2025 ini.

Gol yang diciptakan Alexander Sorloth ke gawang Barcelona tercipta pada menit ke-90+6. Gol tersebut menentukan kemenangan Atletico Madrid atas Barcelona yang membuat tim ini merebut puncak klasemen sementara La Liga 2024-2025.

Dalam pertandingan yang digelar di kandang Barcelona tersebut, Minggu (22/12/2024) dini hari WIB, gol Alexander Sorloth tercipta setelah memanfaatkan assist Nahuel Molina.

Dengan kaki kirinya, Alexander Sorloth meneruskan bola tersebut dan mengubah kedudukan di menit-menit akhir dari 1-1 menjadi menang 2-1.

Kemenangan dengan cara yang dramatis tersebut faktanya sudah 13 kali terjadi sepanjang musim ini, tiga di antaranya diciptakan Alexander Sorloth.

Sebelum gol menit terakhir ke gawang Barcelona, bintang asal Norwegia ini juga mencetak gol menit terakhir ketika menghadapi Real Vlladolid dan Leganes.

Gol-gol menit terakhir inilah yang membuat Atletico Madrid berhasil meraih kemenangan dan membuat mereka kini ada di puncak klasmen sementara La Liga 2024-2025.

Jika gol di menit terakhir terjadi hanya satu atau dua kali boleh jadi itu kebetulan semata. Namun, dengan 13 gol menit terakhir yang diciptakan Atletico Madrid, menunjukkan bahwa ini sukses dari strategi Diego Simeone. Bukan hanya dari aspek taktik dan strategi melainkan permainan.

"Kami selalu memiliki keyakinan bahwa masih ada yang akan terjadi sebelum pertandngan benar-benar berakir, meski hanya tersisa satu detik pun," kata Angel Correa, mengomentari kecenderungan kemenangan Atletico Madrid lewat gol-gol menit terakhir yang mereka ciptakan.

"Kebiasaan" mencetak gol di menit terakhir tersebut dimulai ketika mereka menang 3-0 atas Girona di laga pekan kedua La Liga 2024-2025 ini.

Koke Resurreccion yang mencetak gol tersebut di menit ke-90+4, gol ketiga dalam pertandingan tersebut.

Setelah hanya imbang lawan Espanyol, Atletico Madrid kembali mengulangi di laga selanjutnya.

Kali itu, gol terakhir tersebut yang menentukan kemenangan Los Rojiblancos atas Athletic Bilbao, 1-0, yang diciptakan Angel Correa pada menit ke-90+2.

Sejak saat itulah, mereka mulai mengalamai kemenangan ke kemenangan lainnya dengan cara yang dramatis. "Ini merupakan tim yang hebat, kami seperti tidak pernah merasa kalah sebelum semuanya berakhir," kata Julian Alvarez.

Julian Alvarez yang merupakan pemain baru pada musim ini setelah bergabung dari Manchester City, mengakui dirinya semakin menikmati momen-momen kariernya di Atletico Madrid.

Mentalitas pantang menyerah ini yang juga menjadi salah satu kunci sukses Atletico Madrid meraih kemenangan dalam 12 laga terakhir di semua ajang.

Namun demikian, bagaimana Alexander Sorloth menjadi pemain yang efektif baik sebagai pembelian musim ini dan juga dalam permainan, yang membedakan sukses Atletico Madrid pada musim ini.

Alexander Sorloth bergabung ke Atletico Madrid dari Villarreal. Bintang tinggi besar ini (1,94 meter), merupakan salah satu pencetak gol produktif dengan mencetak 23 gol untuk Villarreal di La Liga 2023-2024.

Namun demikian, untuk bergabung ke Atletico Madrid, Alexander Sorloth harus mengikuti cara main Diego Simeone.

Jika di Villarreal penyerang berusia 29 tahun ini merupakan pemain utama, dia harus menjadi pemain pengganti dalam sejumlah pertandingan.

Di La Liga contohnya. Dari 18 kali tampil pada musim ini, hanya 7 pertandingan di mana dia ditempatkan sebagai starter dengan 11 laga lainnya sebagai pengganti.

Diego Simeone tahu waktu yang tepat kapan harus menurunkan Alexander Sorloth. Gol Rodrigo De Paul di menit ke-60 ke gawang Barcelona yang membuat kedudukan imbang 1-1 menjadi momen yang tepat untu kmemberikan tekanan lebih besar kepada Barcelona.

Pada menit ke-73, Diego Simeone kemudian menggantikan Antoine Griezmann dengan Alexander Sorloth. Pergantian ini pun berjalan efektif.

Diego Simeone membawa Atletico Madrid meraih 12 kemenangan beruntun. (Hendy Andika/Skor.id).
Diego Simeone membawa Atletico Madrid meraih 12 kemenangan beruntun. (Hendy Andika/Skor.id).

Percaya kepada Diego Simeone

Berbeda dengan Real Madrid dan Barcelona, Atletico Madrid pernah terjerembab ke Divisi Dua (Segunda), ketika mengakhiri musim di peringkat ke-19 pada 1999-2000.

Mereka kemudian berhasil kembali ke La Liga (promosi) pada 2001-2002. Los Rojiblancos kemudian bertarung di La Liga. Namun, posisi terbaik mereka hanya di peringkat keempat dalam sembilan musim.

Hingga kemudian datangkan Diego Simeone pada Desember 2011. Los Rojiblancos kemudian meraih gelar Liga Europa pada musim pertamanya bersama Diego Simeone.

Lalu, sejak 2012 di La Liga, mereka mampu berada di empat besar, dengan dua di antaranya tampil sebagai juara.

Kepercayaan terhadap Diego Simeone menjadi salah satu kunci keberhasilan Atletico Madrid.

Sejak kehadiran Diego Simeone pada Desember 2012 silam, Real Madrid sudah berganti 8 pelatih sementara Barcelona telah terjadi pergantian pelatih sebanyak 9 kali.

Diego Simeone masih menggunakan stategi di mana sepak bola yang efektif adalah dengan membangun fondasi pertahanan yang kuat.

Musim ini, Atletico Madrid masih yang terbaik dari aspek pertahanan. Gawang Atletico Madrid yang dikawal Jan Oblak hanya kemasukan 12 gol, paling minim di antara tim La Liga lainnya.

Diego Simeone juga tidak berpatokan kepada satu pola. Dapat dikatakan tidak ada pola khusus, termasuk dengan mudah dia beralih dari pola 4-4-2 menjadi 3-5-2 di pertandingan lainnya.

Musim ini contohnya, dia bahkan memulai dengan skema tiga bek (3-5-2) sejak pekan pertama hingga di pekan ketujuh kemudian berubah menggunakan 4-4-2.

Diego Simeone selalu mengenakan gelang di pergelangan tangan kanannya. Hingga saat ini, benda melingkar yang melekat di tangan kirinya tersebut masih menjadi misteri.

Ketika menjadi model mengenakan outfit salah satu produk top dunia sebagai sponsornya, Diego Simeone menolak untuk melepasnya meski untuk sementara.

Memang terlihat sedikit aneh ketika ada benda bernuansa tradisional yang melekat bersamaan dengan model outfit yang modern. Namun, demikianlah Diego Simeone.

Diego Simeone pernah disebut sebagai salah satu pelatih yang percaya dengan takhayul, superstition, myth atau sejenisnya.

Namun, dari pelatih yang kini berusia 54 tahun itulah, Atletico Madrid menjadi tim yang memberikan perlawanan kepada dua tim raksasa Spanyol, Real Madrid dan Barcelona.

Dengan Diego Simeone pula, Los Rojiblancos meraih sejumlah gelar seperti La Liga 2013-2014 dan 2020-2021 atau Liga Europa 2011-2012 dan 2017-2018.

Pria asal Argentina yang total memberikan 8 trofi untuk Los Rojiblancos kini berpeluang memberikan trofi utama lainnya: La Liga 2024-2025.

Source: as.com

RELATED STORIES

Mengapa Carlo Ancelotti Bisa Sangat Sukses di Real Madrid

Mengapa Carlo Ancelotti Bisa Sangat Sukses di Real Madrid

Skor.id coba mengulas rahasia melatih Carlo Ancelotti sehingga mampu sukses di klub sebesar Real Madrid.

10 Game dengan Hadiah Turnamen Esports Terbesar Tahun 2024

10 Game dengan Hadiah Turnamen Esports Terbesar Tahun 2024

Sepanjang tahun 2024, game mana yang memiliki skena esports dengan total hadiah terbesar sepanjang tahun?

Hasil Barcelona vs Atletico Madrid: Los Rojiblancos Menang 2-1, Alexander Sorloth Cetak Gol Menit Terakhir

Atletico Madrid menang 2-1 atas Barcelona lewat gol yang diciptakan Alexander Sorloth di menit terakihr, Minggu (22/12/2024) dini hari WIB.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir

National

Erick Thohir Bertemu Gerard Pique, Bahas Sepak Bola Internasional dan Indonesia

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dapat kesempatan berbincang dengan mantan bek FC Barcelona, Gerard Pique.

Teguh Kurniawan | 13 Sep, 21:43

adnan/indah

Badminton

Inkonsistensi Bikin Adnan/Indah Gugur di Semifinal Hong Kong Open 2025

Gugurnya Adnan Maulana/Indah Cahya Sari Jamil di semifinal berarti skuad Indonesia pulang dengan tangan hampa dari Hong Kong Open 2025.

Teguh Kurniawan | 13 Sep, 20:43

Timnas U-17 Indonesia.

Timnas Indonesia

Kapten Blunder, Timnas U-17 Indonesia Kalah Uji Coba Lawan Makedonia Utara

Timnas U-17 Indonesia menyerah 0-1 kontra Makedonia Utara dalam uji coba di Bulgaria, Sabtu (13/9/2025).

Teguh Kurniawan | 13 Sep, 16:57

Persijap Jepara. (Yudhy Kurniawan/Skor.id)

Liga 1

Drama Penalti di Ujung Laga, Persijap Curi Kemenangan di Kandang Persis

Tim promosi Persijap Jepara menang 2-1 atas Persis Solo di pekan kelima Super League 2025-2026, Sabtu (13/9/2025).

Teguh Kurniawan | 13 Sep, 14:44

Serial Suporter, artikel khas Skor.id tentang pendukung klub segala level dari Liga Indonesia

Liga 2

Boikot, PSIS Tanpa Dukungan Panser Biru dalam Mengawali Championship 2025-2026

PSIS Semarang harus menghadapi ujian berat di dalam dan luar lapangan pada awal kiprahnya Championship 2025-2026.

Arista Budiyono | 13 Sep, 11:45

Hasil kompetisi sepak bola kasta kedua di Indonesia atau Championship 2025-2026. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Liga 2

Rekap hasil Championship 2025-2026: Persipura Imbang, Persikad Dikalahkan Sumsel United

Rekap hasil dua pertandingan lanjutan pekan pertama Championship 2025-2026 pada Sabtu (13/9/2025) sore.

Taufani Rahmanda | 13 Sep, 11:00

Hasil Super League 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Arema FC Kehabisan Waktu, Dewa United Bawa Pulang Poin Penuh dari Stadion Kanjuruhan

Hasil dan jalannya pertandingan lanjutan pekan kelima Super League 2025-2026 pada Sabtu (13/9/2025) sore.

Taufani Rahmanda | 13 Sep, 10:36

Persija Jakarta vs Bali United di pekan kelima Super League 2025-2026 pada 14 September 2025. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Liga 1

Prediksi dan Link Live Streaming Persija vs Bali United di Super League 2025-2026

Jelang penutup pekan kelima, Minggu (14/9/2025) malam, keperkasaan Persija Jakarta ditantang Bali United yang baru menang.

Taufani Rahmanda | 13 Sep, 08:11

Link live streaming pertandingan Super League 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Prediksi dan Link Live Streaming PSIM vs Borneo FC di Super League 2025-2026

Jelang duel pekan kelima, Minggu (14/9/2025) sore, PSIM Yogyakarta dan Borneo FC sama-sama belum terkalahkan.

Taufani Rahmanda | 13 Sep, 03:49

Laga Manchester City vs Manchester United di Liga Inggris. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Liga Inggris

Head-to-Head Manchester City vs Manchester United Jelang Bertemu di Liga Inggris

Berikut ini adalah Head-to-Head Manchester City vs Manchester United jelang bertemu di Liga Inggris 2025-2026.

Thoriq Az Zuhri | 13 Sep, 02:54

Load More Articles