SKOR.id – Tiga hari lalu, Selasa (10/9/2024), Aston Martin Aramco Formula One Team mengumumkan bahwa Adrian Newey akan mengambil alih proyek desain mobil Formula 1 mereka tahun depan.
Itulah puncak dari upaya selama tiga tahun yang dilakukan oleh CEO Aston Martin F1 Team Lawrence Stroll untuk mendatangkan perancang mobil Formula 1 terbaik, yang hasil karyanya untuk Williams, McLaren, dan Red Bull Racing telah memenangi total 12 gelar juara dunia pembalap dan 13 titel konstruktor.
Apa dan bagaimana trik yang dilakukan Stroll dan Aston Martin sehingga mampu meyakinkan Newey untuk bergabung? Apa saja faktor yang membuat perancang mobil asal Inggris itu tertarik meninggalkan Red Bull Racing untuk membela Aston Martin?
Skor.id akan coba mengulasnya dalam Skor Special kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
Setelah berbulan-bulan berspekulasi, kembalinya guru desain Adrian Newey ke F1 telah dikonfirmasi. Mulai 1 Maret 2025, ia akan bergabung dengan Aston Martin berdasarkan kesepakatan jangka panjang, dan menjabat posisi Managing Technical Partner yang baru dibentuk. Newey juga menjadi pemegang saham tim.
Upaya Awal Stroll dan Newey Merasa Dihargai
Bicara soal upaya Stroll menarik Newey, miliuner asal Kanada itu pertama kali mendekati Newey pada tahun 2021. Saat itu, Chief Technology Officer Red Bull Racing tersebut sedang menikmati kembali berada di posisi terdepan dalam persaingan, dan RB16B hasil karyanya memberikan kejuaraan pertama bagi salah satu pembalapnya dalam delapan tahun.
Newey juga memproduksi konsep mobil pertama Red Bull untuk perombakan regulasi tahun 2022 mendatang. Segera terungkap bahwa dia telah meletakkan dasar untuk salah satu periode tersukses bagi tim mana pun dalam sejarah F1.
Sementara itu Stroll terus melanjutkan rencananya untuk Aston Martin. Pada bulan September 2021 mereka mulai mengerjakan pabrik baru yang canggih di dekat Sirkuit Silverstone, Inggris, yang mana tim tersebut pindah tahun lalu.
Pada bulan Mei 2024 lalu, Red Bull mengumumkan Newey akan meninggalkan tim, keputusan yang dia buat sebulan sebelumnya.
“Saya memutuskan untuk berhenti di Red Bull selama akhir pekan Suzuka pada bulan April. Sejujurnya, saya tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,” kata Newey.
Stroll bertekad tidak ada yang akan mengalahkannya untuk mendapatkan tanda tangan Newey. Pembicaraan terakhir yang sungguh-sungguh dimulai setelah Stroll membaca kabar kepergian Newey.
“Setelah saya membacanya, saya berkata, sekali lagi, saya yakin ini memang memang seharusnya terjadi. Saya yakin Newey akan mampu membagikan visi saya. Dia pria yang sangat pintar,” ujar ayah dari pembalap Aston Martin, Lance Stroll, itu.
Dari obrolan di pusat kebugaran hotel dengan Stroll, hingga tawaran menarik untuk sebuah proyek yang dia sukai, tidak ada keraguan bahwa Newey terinspirasi oleh perasaan yang benar-benar dihargai.
Seperti yang dikatakan Newey sendiri tentang orang yang meyakinkannya untuk bergabung: “Semangat, komitmen, dan antusiasme Lawrence sangat menawan. Sangat persuasif.”
Keyakinan Newey Usai Kunjungi Pabrik Aston Martin
Pada bulan Juni, Newey mengunjungi pabrik Aston Martin. Stroll yakin kesan yang dibuat oleh fasilitas mereka yang ditingkatkan itu merupakan faktor “besar” dalam membujuk Newey untuk bergabung dengan mereka.
Newey pernah memiliki pengalaman negatif dengan tim yang membangun fasilitas baru sebelumnya. Pada awal era tahun 1990-an, ketika menjadi Direktur Teknis McLaren, Newey merasa frustrasi dengan perubahan dalam tim yang terjadi seiring dengan kepindahan mereka ke Pusat Teknologi McLaren. Newey lantas dan keluar untuk bergabung dengan Red Bull pada tahun 2005.
Namun, saat mengujungi pabrik Aston Martin seluas 16 hektar yang terdiri dari tiga gedung yang terkoneksi, Newey memuji pekerjaan yang dilakukan di fasilitas baru itu oleh Stroll dan CEO Aston Martin Group Martin Whitmarsh, yang pernah bekerja bersamanya di McLaren.
““Bukan hal yang mudah untuk membangun pabrik baru di lokasi greenfield dan menjadikannya memiliki nuansa yang sangat menyenangkan, hangat, dan kreatif,” kata Newey.
“Karena bagaimanapun juga, itulah tujuan kami di sini, mencoba berkreasi dan memberikan solusi yang baik dan khususnya komunikasi yang baik antara semua orang yang bekerja di sini.
“Saya telah melihat beberapa bangunan baru yang belum memenuhi hal tersebut, namun bangunan ini memiliki nuansa yang luar biasa. Proporsinya pas, fasilitasnya lengkap.
“Saya pikir ini demonstrasi nyata dari komitmen dan visi Lawrence untuk mencapai tujuan yang dia inginkan dari tim. Saya tidak tahu berapa biayanya, tapi tidak murah. Jadi ini benar-benar menunjukkan hal itu.”
Lebih penting lagi, skala investasi Aston Martin meyakinkan Newey bahwa mereka serius untuk menjadi pesaing kejuaraan.
Pemilik Tim Gaya Old School
Namun bukan hanya kepribadian dan ambisi Stroll yang memenangkan hati Newey. Ada elemen penting lainnya yang direferensikan beberapa kali, yaitu gaya old school (jadul) Stroll sebagai pemilik tim.
Sama seperti Newey yang terinspirasi dan berkembang melalui kontak langsung dengan Dietrich Mateschitz selaku pemilik Red Bull, Ron Dennis di McLaren, dan Frank Williams di Williams, ia juga melihat sedikit sejarah terulang dengan seorang atasan yang bukan sekadar karyawan.
“Jika kita kembali ke 20 tahun yang lalu, maka yang sekarang kita sebut sebagai kepala tim (team principal) sebenarnya adalah pemilik tim. Contohnya Frank Williams, Ron Dennis, Eddie Jordan, dan lain-lain,” ujarnya.
“Di era modern ini, Lawrence sebenarnya unik karena menjadi satu-satunya pemilik tim yang benar-benar aktif (sebagai prinsipal tim). Ada perasaan yang berbeda ketika Anda memiliki seseorang seperti Lawrence yang terlibat seperti itu, kembali ke model jadul.”
Kerja Sama Aston Martin dengan Honda Mulai 2026
Kontrak Aston Martin dengan Mercedes sebagai pemasok power unit (yang dimulai 2009) akan habis pada akhir musim F1 2025.
Sebagai gantinya, pada 2026, Aston Martin akan memulai kemitraan kerja dengan pabrikan unit tenaga asal Jepang, Honda, yang program F1-nya akan dijalankan oleh anak perusahaan motorsport-nya, Honda Racing Corporation (HRC).
Kemitraan ini berarti bahwa Aston Martin akan menerima dukungan penuh pabrik dari Honda, termasuk unit daya yang dirancang khusus untuk sasis mereka, dan kedua mitra dapat bekerja sama untuk mengintegrasikan sasis dan unit daya tanpa kompromi yang tidak diinginkan.
Faktor kerja sama Aston Martin dengan Honda ini juga menjadi salah satu faktor mengapa Newey mau bergabung. Newey menilai Honda, yang menggantikan Renault sebagai pemasok unit tenaga Red Bull pada tahun 2019 setelah ia merasa frustrasi dengan kegagalan pendahulunya dalam menghasilkan mesin yang cukup kompetitif, sangat kompeten membuat power unit yang andal.
“Saya akan sangat senang untuk tetap bekerja dengan Honda. Saya sangat menikmati bekerja dengan mereka selama enam tahun terakhir di Red Bull. Mereka adalah sekelompok insinyur yang hebat, sangat mudah diajak bekerja sama,” kata Newey.
Kepemilikan Saham
Salah satu elemen menarik dari pengumuman pers tentang perekrutan Newey oleh Aston Martin adalah bahwa ia akan menjadi pemegang saham tim tersebut.
Di masa lalu, terutama setelah kepergiannya dari Williams ke McLaren pada akhir 1990-an, ada anggapan bahwa salah satu elemen yang bisa menghentikannya pindah adalah pemilik tim Frank Williams dan Patrick Head yang menawarinya saham di skuad.
Di Aston Martin, Newey diperkirakan menerima 30 juta poundsterling (sekira Rp606,32 miliar) per tahun dengan bonus. Bayaran itu menjadikannya salah satu individu dengan bayaran tertinggi, berpenghasilan lebih banyak daripada kebanyakan pembalap F1, kecuali bintang seperti Lewis Hamilton dan Max Verstappen.
Namun selain itu Newey juga dijanjikan ikut memiliki saham di tim Aston Martin itu sendiri. Hal ini memberinya tingkat keamanan dan komitmen yang belum pernah dia miliki di F1 sebelumnya.
“Kesempatan menjadi pemegang saham dan partner adalah sesuatu yang belum pernah ditawarkan kepada saya sebelumnya. Jadi ini adalah pilihan yang sedikit berbeda. Itu sesuatu yang sangat saya nantikan dan menjadi pilihan yang sangat wajar,” ucapnya.
Bakal Didukung Tim Teknis Brilian
Newey akan bergabung dengan tim teknis Aston Martin yang sudah kuat dan telah merekrut banyak nama besar dalam beberapa tahun terakhir.
Mantan rekannya di Red Bull Dan Fallows adalah direktur teknis dan bekerja bersama mantan Kepala Aerodinamika Mercedes Eric Blandin.
Mantan Direktur Teknis Ferrari Enrico Cardile akan bergabung tahun depan. Sementara, mantan bos mesin Mercedes Andy Cowell akan menjadi CEO grup pada 1 Oktober 2024.
Komposisi tim teknis Aston Martin ini bisa diibaratkan Los Galacticos Real Madrid pada awal tahun 2000-an, dengan Newey setara dengan gabungan Zinedine Zidane dan David Beckham.
Posisi Newey adalah mengawasi sisi teknis tim, namun ia juga diharapkan membawa keajaiban teknik yang menjadi landasan reputasinya. Dia sering meremehkan kualitas yang hampir seperti mitos yang diberikan media F1 kepadanya, namun sebagai satu-satunya desainer utama yang bertahan dengan papan gambar dan pensil di dunia desain otomatis komputer – dan mendapatkan hasil – tidak diragukan lagi dia masih yang terbaik di olahraga ini.