Arsenal dan Taktik Buang-Buang Waktu

Thoriq Az Zuhri

Editor: Thoriq Az Zuhri

Arsenal dan kartu kuning. (Yusuf/Skor.id)
Arsenal dan kartu kuning. (Yusuf/Skor.id)

SKOR.id - Arsenal era Mikel Arteta kini dikenal memiliki banyak taktik, salah satunya soal buang-buang waktu ketika dibutuhkan.

Akan tetapi, hal ini mungkin bisa merugikan Arsenal jika mereka kemudian mendapat banyak kartu kuning dari wasit.

Simak selengkapnya pembahasan hal ini lewat artikel Skor Special berikut ini.

(Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).

Strategi buang-buang waktu Arsenal kembali jadi sorotan saat mereka bermain imbang 1-1 lawan Brighton akhir pekan kemarin dalam laga Premier League.

Saat itu The Gunners unggul 1-0 dan laga memasuki detik-detik akhir jelang jeda babak.

Ethan Nwaneri yang membuka skor bagi Arsenal kemudian harus rela mendapat kartu kuning dari wasit karena dianggap terlalu lama memulai kembali lagi pertandingan.

Nwaneri sempat diberi peringatan oleh wasit Anthony Taylor saat waktu sudah berjalan 28 detik, tetapi ia belum juga menendang sepak pojok yang diberikan.

Nwaneri kemudian belum juga menendang hingga 18 detik kemudian dan Taylor menghadiahi sang pemain kartu kuning.

Membuang-buang waktu selama 46 detik ini bisa dibilang masuk akal untuk Arsenal yang sedang unggul dan laga akan segera memasuki jeda babak.

Akan tetapi, jika mereka terus seperti ini, hal tersebut bisa merugikan mereka dalam jangka panjang.

Kartu Kuning

Kartu kuning yang diterima Nwaneri adalah kartu kuning kesembilan Arsenal musim ini yang diakibatkan oleh usaha membuang-buang waktu.

Tak ada tim lain di Liga Inggris musim ini yang punya catatan lebih banyak dari skuad asuhan Mikel Arteta soal hal ini.

Setengah dari tim-tim Premier League menerima tak lebih dari tiga kartu kuning karena buang-buang wakty, enam tim mendapat dua kartu kuning atau kurang.

Terdekat, ada Bournemouth dengan tujuh kartu kuning dan enam tim lain dengan masing-masing enam kartu kuning.

Fans Arsenal mungkin akan menganggap hal ini adalah "ulah"wasit, tetapi taktik ini kini sudah dikenal sebagai ciri khas Arsenal era Arteta yang akan menggunakan waktu selama mungkin untuk melakukan sesuatu jika kondisi menguntungkan mereka.

Rata-rata, Arsenal membutuhkan waktu 47,9 detik untuk mengambil sepak pojok musim ini.

Waktu ini jauh di atas tim di posisi kedua, Brentford, yang "hanya" butuh waktu rata-rata 38,1 detik untuk mengambil tendangan penjuru.

Akan tetapi, hal ini nyatanya berhasil. Arsenal mencetak sembilan gol dari sepak pojok musim ini, terbanyak di antara tim-tim Premier League yang lain.

Selain tendangan penjuru, Arsenal juga lama saat mengambil tendangan gawang. Rata-rata membutuhkan waktu 32,4 detik, tim terlama kedua musim ini setelah Ipswich Town (36,3 detik).

Secara rata-rata untuk sepak pojok, tendangan bebas, lemparan ke dalam, penalti, sepak mula, maupun tendangan gawang, Arsenal musim ini membutuhkan waktu rata-rata 30,7 detik.

Angka ini menempatkan mereka di posisi keempat di bawah Brentford (30,8 detik), Aston Villa (32 detik), dan Nottingham Forest (32,1 detik).

Konteks mungkin berperan lebih soal statistik ini. Arsenal mendapat tiga kartu merah musim ini, terbanyak di antara tim-tim Liga Inggris yang lain.

Artinya, mereka punya waktu lebih banyak dibanding tim lain bermain dengan pemain yang lebih sedikit, membuat taktik buang-buang waktu menjadi lebih masuk akal.

Meski begitu, The Gunners sebenarnya bisa melakukan permainan kembali dengan cepat, menunjukkan bahwa buang-buang waktu yang dilakukan Arsenal memang adalah sebuah taktik dari Arteta.

Hal ini tercermin saat mereka kebobolan dan butuh waktu cepat memulai lagi laga untuk mencetak gol balasan.

Arsenal rata-rata membutuhkan waktu hanya 68,8 detik memulai kembali sepak mula. Mereka hanya kalah dari Newcastle United (67,3 detik) dan Nottingham Forest (66,1 detik) yang punya catatan sepak mula lebih cepat.

Meski begitu dalam jangka panjang, taktik ini sepertinya harus digunakan hati-hati oleh Arsenal.

Terlalu banyak kartu kuning membuat banyak hal negatif bisa terjadi kepada mereka: mulai dari denda hingga pemain absen karena hukuman akumulasi kartu.

Untuk sekarang, tim-tim lawan sepertinya harus siap mental menghadapi taktik buang-buang waktu ini jika menghadapi Arsenal.

Source: OptaGoogle

RELATED STORIES

Mengapa J.League Ganti Periode Kompetisi Per 2026?

Mengapa J.League Ganti Periode Kompetisi Per 2026?

Mulai tahun 2026 mendatang, Liga Jepang alias J.League akan mengganti periode kompetisi mereka jadi dimulai di musim panas.

Bagaimana Diego Simeone Bawa Atletico Madrid Kuasai La Liga 2024-2025

Bagaimana Diego Simeone Bawa Atletico Madrid Kuasai La Liga 2024-2025

Skor.id mencoba melihat bagaimana Atletico Madrid di bawah asuhan Diego Simeone menjadi klub yang menyaingi dominasi Real Madrid dan Barcelona.

Mengapa Carlo Ancelotti Bisa Sangat Sukses di Real Madrid

Skor.id coba mengulas rahasia melatih Carlo Ancelotti sehingga mampu sukses di klub sebesar Real Madrid.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Pemain Timnad Indonesia di Sassuolo, Jay Idzes. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Liga Italia

Sassuolo Lawan Napoli: Kalah, Kartu Merah, Tanpa Jay Idzes

Tanpa Jay Idzes, Sassuolo harus rela kalah saat lawan Napoli di Liga Italia, bahkan mendapat kartu merah.

Thoriq Az Zuhri | 23 Aug, 23:35

Laga Manchester City vs Tottenham Hotspur di Liga Inggris. (Hendy Andika/Skor.id).

Liga Inggris

5 Fakta Kemenangan Spurs di Kandang Manchester City

Di kandang Manchester City, Tottenham Hotspur mampu meraih kemenangan pada ajang Liga Inggris. Berikut ini fakta-faktanya.

Thoriq Az Zuhri | 23 Aug, 23:25

Liga Inggris (Premier League). (Andreas Jovi Arnanda/Skor.id)

Liga Inggris

Max Dowman dan 3 Pemain 15 Tahun yang Main di Premier League

Sepanjang sejarah Premier League, ada tiga pemain berusia 15 tahun yang pernah bermain di ajang Premier League.

Thoriq Az Zuhri | 23 Aug, 23:12

Anthony Sinisuka Ginting, pebulu tangkis Indonesia

Badminton

Kembali Jumpa Popov di Paris, Anthony Ginting Ingin Hapus Kenangan Buruk Olimpade 2024

Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, akan hadapi Toma Junior Popov di babak pertama Kejuaraan Dunia BWF 2025.

Teguh Kurniawan | 23 Aug, 23:00

Cover Mobile Legends. (Hendy Andika/Skor.id).

Esports

Savage Tercepat MPL ID Tak Bisa Selamatkan Team Liquid ID

Team Liquid ID tak bisa lepas dari kekalahan di pekan 1 MPL Indonesia Season 16 meski mencatat rekor Savage tercepat.

Thoriq Az Zuhri | 23 Aug, 22:56

Ilustrasi Cover Free Fire. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

FFWS SEA Fall 2025: Hasil, Jadwal, Klasemen Lengkap

Gelaran FFWS SEA Fall 2025 segera dihelat. Ini adalah hasil, jadwal, dan klasemen lengkap turnamen Free Fire se-Asia Tenggara ini.

Thoriq Az Zuhri | 23 Aug, 22:43

Ilustrasi Cover Mobile Legends. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

MPL Indonesia Season 16: Hasil, Jadwal, Klasemen Lengkap

Gelaran MPL Indonesia Season 16 sedang dihelat. Ini adalah hasil, jadwal, dan klasemen lengkap turnamen tertinggi Mobile Legends: Bang Bang Indonesia.

Thoriq Az Zuhri | 23 Aug, 22:42

kejurdun voli u-21 putra 2025

Other Sports

Asisten Pelatih Ungkap Problem Timnas Voli Putra U-21 Indonesia saat Dikalahkan Ukraina

Timnas Voli Putra U-21 Indonesia kalah tipis dari Ukraina pada laga ketiga penyisihan grup Kejuaraan Dunia 2025.

Teguh Kurniawan | 23 Aug, 21:24

ibl all indonesian 2025

Basketball

IBL All Indonesian 2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen IBL All Indonesian 2025 yang terus diperbarui seiring berjalannya kompetisi.

Teguh Kurniawan | 23 Aug, 17:50

UMKM di GIC 2025.

Liga TopSkor

GIC 2025 Berdayakan UMKM Lokal Selama Turnamen Bergulir

Garuda International Cup (GIC) 2025 mewarnai turnamen dengan memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Nizar Galang | 23 Aug, 16:19

Load More Articles