SKOR.id – Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Olimpiade 2024, Anindya Bakrie, mengatakan aspek psikologis menjadi fokus utama yang bakal ia perhatikan dalam menjalankan tugas tersebut.
Seperti yang diketahui, Anindya Bakrie dipercaya oleh Komite Olimpiade National (NOC) Indonesia sebagai pendamping para atlet Merah Putih pada Olimpiade 2024 di Paris, Prancis.
Multievent olahraga terbesar di dunia edisi ke-33 itu bakal diselenggarakan pada 26 Juli hingga 11 Agustus 2024 mendatang.
Sebagai langkah awal, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Akuatik Indonesia itu bakal mendukung para atlet dari segi non-teknis agar mereka bisa lebih fokus untuk mencapai targetnya mencetak prestasi.
Sementara dari segi teknis, Anindya mempercayakan sepenuhnya kepada para tim pelatih masing-masing atlet.
“Kalau saya ingin fokus di psikologis atlet karena memang mereka pasti sudah tahu harus apa, pelatih juga sudah melatih atletnya, makanya dari kami ingin fokus pada psikologis atlet, kami beri dukungan sebesar-besarnya,” ujar Anindya Bakrie.
“Karena tadi, sebagian atlet sudah lolos kualifikasi, tetapi kami harus mendukung infrastruktur dan lain-lain supaya mereka hanya fokus pada prestasi.”
“Saya rasa itu dulu untuk saat ini, tetapi itu pun sudah banyak. Di Asian Games dulu kita berhasil mencetak rekor, bukan mustahil hal yang sama kita lakukan di panggung dunia (Olimpiade),” ia melanjutkan.
Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari juga menyuarakan hal yang sama dan menyetujui langkah awal yang akan dilakukan koleganya tersebut.
Okto sendiri pernah berpengalaman menjadi CdM Kontingen Indonesia kala berjuang di Olimpiade Rio de Janeiro pada 2016. Dan menilik dari pengalamannya itu, sisi psikologis memang menjadi tantangan terbesar bagi para atlet ketika tampil di Olimpiade.
“Saya sangat sepaham dengan Pak Anin karena memang dari Olimpiade ke Olimpiade, kita rasakan tantangan terbesarnya itu psikologis,” kata Okto.
“Karena atlet itu setiap hari tugasnya berlatih dan bertanding. Pada saat Olimpiade, ambience-nya itu sudah berbeda, ini adalah kancah olahraga tertinggi di dunia, tentu tekanannya sangat berbeda. Bukan hanya kepada atlet, kepada semua pihak yang terlibat baik ofisial maupun tim supporting,” Okto menambahkan.
Selain menjaga psikologis atlet, Anindya Bakrie juga dihadapi tugas berat lainnya sebagai CdM Tim Indonesia, yakni mempertahankan tradisi medali emas Olimpiade.
Tercatat sejak edisi 1992, Indonesia selalu berhasil merraih emas kecuali pada Olimpiade 2012. Dari total delapan emas yang telah diraih Kontingen Merah Putih, semuanya disumbangkan dari cabor bulu tangkis.
Dalam hal ini, Anindya bakal mengedepankan komunikasi kepada tiap federasi olahraga nasional yang turun di Olimpiade agar bisa menyatukan tujuan dan menjaga kekompakan untuk mencapai target prestasi.
“Intinya ketika kita menghadapi sesuatu yang cukup besar, paling bagus adalah bergandengan tangan, termasuk dengan ketum-ketum cabor yang akan bertanding karena mereka tentu sangat peduli dengan kesuksesan cabornya,” ungkap Anindya.
“Saya juga akan berkomunikasi dengan NOC Indonesia supaya jangan sampai ada blindspot yang tidak terlihat.”
“Saya yakin dengan kerja keras dan kompak, hasilnya pasti maksimal. Bagaimana maksimalnya, nanti kita lihat. Yang pasti momentumnya ada, tinggal kita rebut,” pria 49 tahun itu menuturkan.