- Michael Jordan adalah legenda NBA, Hall of Famer, 6 kali juara NBA, dan raja sneaker dengan Air Jordan-nya.
- Tetapi, anak-anaknya hanya melihatnya sebagai seorang ayah, dan bahkan tidak menyadari ketenaran seorang MJ saat mereka kecil.
- Meski begitu, sifat kompetitif Jordan akan muncul ketika diperlukan.
SKOR.id - Michael Jordan adalah seorang legenda NBA, Hall of Famer, juara NBA 6 kali, pemilik tim NBA, dan raja sneaker dengan ratusan koleksi Air Jordan-nya.
Namun, bagi anak-anaknya, mantan shooting guard Chicago Bulls dan Washington Wizards yang kini sudah 57 tahun tersebut hanyalah seorang ayah.
Michael Jordan memiliki tiga anak dengan istri pertama Juanita Vanoy: Jeffrey (31), Marcus (29), dan Jasmine (27).
Ia juga dikaruniai anak kembar Ysabel dan Victoria yang berusia 6 tahun (lahir pada Februari 2014), dari Yvette Prieto yang dinikahinya pada Natal 2011.
Berita NBA Lainnya: Cleveland Cavaliers Buka Pusat Kebugaran dan Mulai Latihan Pekan Ini
Kini, film dokumenter The Last Dance membuat semua orang, termasuk anak-anaknya, bisa melihat lebih dekat siapa MJ – panggilannya – di luar lapangan basket.
Mungkin, karena MJ sangat menjaga kehidupan pribadinya. Ia dengan hati-hati memilih event yang akan diikutinya dan sangat jarang membuat dirinya dalam sorotan.
Jasmine mengungkapkan kepada majalah InStyle bahwa ayahnya itu adalah orang yang sangat rumahan dan selalu menjadi pribadi yang tertutup.
"Dia kebetulan memilih profesi yang menjadi sorotan di mata publik," ujar Jasmine.
Perempuan yang telah memberikan satu cucu untuk Jordan itu berpikir ayahnya akan tetap bersikap sama sekalipun dia memiliki karier yang sama tanpa semua ketenaran itu.
Jasmine bahkan yakin siapa pun tak akan menemui Jordan di sekitaran New York City atau Los Angeles. Kecuali kalau itu untuk keperluan bisnis.
Sikapnya yang low profile itu pula yang membuat ketiga anak pertamanya tidak menyadari betapa terkenalnya dia semasa mereka masih anak-anak.
"Ketika tumbuh dewasa, saya benar-benar tidak menyadari siapa dia. Buat saya, dia hanyalah ayah dan that’s it," ujar Jasmine berbagi masa pra-remajanya.
View this post on Instagram#FunFact: my dad and I have the same squinty eye when we smile hella hard ????
Jasmine akhirnya harus berselancar di internet hanya untuk melihat mengapa semua orang begitu terobsesi dengan sosok ayahnya tersebut.
Lucunya, semua informasi tentang MJ yang fenomenal itu tidak lantas mengubah imej Jordan dalam diri anak perempuan tertua Jordan itu.
"Saya hanya mengajukan pertanyaan kepadanya seperti, ‘Mengapa ayah pikir ayah yang terhebat? Dan dia hanya akan tertawa’," kata Jasmine.
Namun, Jasmine dan kedua kakaknya akan melihat sisi kompetitif Jordan ketika mereka melakukan permainan olahraga di rumah, basket, bisbol, ataupun rugby.
"Ayah akan memperlakukan kami sama persis seperti pemain bola basket lain yang ia hadapi di lapangan," kata Marcus kepada Today.
Marcus bahkan mengakui dia terkadang harus memanggil ibunya untuk mengadu bahwa MJ telah “menyiksa” mereka.
Terkadang sikap kompetitif Jordan itu harus berakhir dengan insiden cedera.
Marcus pun mengisahkan momen ketika MJ tidak sengaja menyebabkan kepala sang kakak Jeffrey berdarah gara-gara terbentur meja kaca.
"Jeff bersiap untuk touchdown dan ayah mendesak Jeff ke arah meja kaca. Karena refleks, Jeff tak sengaja memukul kepala ayah," katanya.
"Orang kadang beranggapan bahwa seorang Michael Jordan tidak bisa mematikan (sikap kompetitif) itu," kata Jeffrey.
"Tapi itu salah besar. Ayah tetap bisa menjadi ayah. Tapi ketika nalurinya muncul, maka (daya bersaingnya) itu akan menyala."
Pastinya, anak-anak Jordan selalu menyambut kompetisi yang tidak dibuat-buat.
"Saya tidak ingin dia menahan apa pun karena itu tidak akan membuat kami menjadi lebih baik," ucap Jeffrey dalam sebuah wawancara dengan Today.
Terlepas dari sifat kompetitifnya, MJ tidak pernah menekan anak-anaknya untuk bermain basket. Dia mengatakan dia hanya ingin anak-anaknya bahagia.
Jasmine sempat menjajal kemampuan tangannya di bola basket. Tetapi, belakangan dia dan ayahnya setuju, olahraga bukan untuknya.
Sejauh kehidupan pribadi mereka, Jasmine mengatakan mereka tidak memperkenalkan banyak orang kepada ayah mereka.
Ketika Jasmine memperkenalkan tunangannya Rakeem Christmas, dia mengaku "histeris" karena mereka berdua gugup dan tidak yakin harus berkata apa.
Meskipun Jordan mendorong anak-anaknya untuk menemukan jalan mereka sendiri untuk bahagia, mereka tetap berkecimpung di dunia olahraga, dan sepatu kets.
Jeffrey memimpin inovasi digital merek untuk Jordan Brand dan Marcus membuka toko sepatu Trophy Room.
Jasmine bekerja dalam manajemen olahraga dengan Nike dan Jordan Brand dan sebelumnya bekerja dengan Charlotte Hornets, klub NBA milik ayahnya.