SKOR.id - Aberdeen adalah tim terakhir yang mampu mengalahkan Real Madrid di final kompetisi Eropa, sejak saat itu Los Blancos tak terbendung.
Real Madrid baru saja meraih gelar Liga Champions musim 2023-2024, setelah mengalahkan Borussia Dortmund pada pertandingan final.
Pada pertandingan final tersebut, Real Madrid meraih kemenangan 2-0 atas Borussia Dortmund berkat gol Dani Carvajal (74') dan Vinicius Junior (83').
Kemenangan ini membuat Real Madrid memastikan gelar Liga Champions ke-15 mereka sepanjang sejarah, dua kali lipat lebih banyak dari pesaing terdekat mereka, AC Milan (7 gelar).
Ini menjadi kemenangan kesembilan secara beruntun oleh Real Madrid, di laga final Liga Champions.
Siklus ini dimulai pada musim 1997-1998, ketika Real Madrid membekuk Juventus di laga final, diikuti kemenangan 3-0 atas Valencia di final 1999-2000 dan 2-1 saat melawan Bayer Leverkusen di final 2001-2002.
Real Madrid lalu menang atas Atletico Madrid dengan skor 4-1 (2013-2014) dan menang penalti 5-4 atas rival sekotanya itu di musim 2015-2016, lalu menang 4-1 atas Juventus di final 2016-2017 dan Liverpool 3-1 di musim 2017-2018.
Keberhasilan mereka berlanjut di musim 2021-2022 saat menang 1-0 atas Liverpool dan musim ini yang berakhir 2-0 saat menghadapi Borussia Dortmund.
Sejak menggunkan format Liga Champions (sebelumnya Piala Champions), Real Madrid memang belum pernah merasakan kekalahan di pertandingan final memperebutkan trofi Si Kuping Besar.
Real Madrid terakhir kali kalah di kompetisi ini adalah pada musim 1980-1981, saat ditekuk Liverpool 0-1 di final Piala Champions.
Namun, itu bukanlah kekalahan terakhir Real Madrid di pertandingan final kompetisi Eropa.
Real Madrid pernah mengalami kekalahan di final Piala Winners, tepatnya di musim 1982-1983 dari Aberdeen.
Aberdeen kala itu masih ditangani Alex Ferguson (yang kemudian hari mendapat gelar Sir-red), sukses menjadi kekuatan baru di Eropa.
Real Madrid dilatih oleh legenda mereka, Alfredo di Stefano, mengandalkan pemain terbaik mereka seperti Juanito, Santilana, Uli Stielike, hingga Jose Antonio Camacho.
Sementara itu, Sir Alex Feguson mengandalkan talenta lokal seperti Willie Miller, Gordon Strachan, John Hewitt, hingga Mark McGhee.
Sundulan Eric Black membawa Aberdeen unggul lebih dulu melalui sundulannya di menit ketujuh, memanfaatkan umpan Sir Alex McLeish.
Real Madid menyamakan kedudukan melalui penalti Juanito di menit ke-15, setelah Santilana dilanggar di kotak terlarang.
Namun, gol John Hewitt pada menit ke-112 babak tambahan waktu, memastikan kemenangan Aberdeen atas Real Madrid.
Ini menjadi gelar kompetisi Eropa pertama bagi Aberdeen, begitu juga untuk Sir Alex Ferguson yang di kemudian hari menjadi pelatih legendaris Manchester United.
Sementara bagi Real Madrid, tumbang di tangan Aberdeen menjadi kekalahan terakhir di final kompetisi Eropa hingga saat ini, setelah sempat ditumbangkan Liverpool di final Piala Champions 1980-1981.
Alfredo Di Stefano kala itu juga memuji Aberdeen sebagai sebuah tim yang solid, yang belum tentu bisa dimiliki tim lain.
"Aberdeen memiliki apa yang tidak bisa dibeli dengan uang, jiwa, semangat tim yang dibangun dalam tradisi keluarga," ujar Alfredo Di Stefano.