SKOR.id – Di era saat permainan sepak bola yang indah ini menjadi sebuah kumpulan rumor transfer yang tidak ada habisnya, hingga rangkaian ulasan yang memaksa Anda untuk menonton sepak bola melalui grafik, penting untuk tidak kehilangan informasi terkait apa yang dikenakan seorang pelatih.
Dengan Euro 2024 yang sudah berada di babak sistem gugur, kesenangan dan permainan telah berakhir. Ini benar-benar urusan bisnis di lapangan dan kepiawaian pelatih menyusun strategi menjadi sangat penting.
Namun yang tak kalah menarik perhatian adalah setelan yang mereka kenakan di pinggir lapangan saat mendampingi tim berlaga. Skor.id telah memilih tujuh pelatih tim di Euro 2024 yang memiliki gaya berbeda.
Dari sisi permainan dan hasil di Euro 2024 sampai 16 besar, Timnas Inggris memang masih jauh di bawah ekspektasi dan membosankan. Tertatih dalam perjalanan untuk memuncaki Grup C, Gareth Southgate dituntut untuk membenahi sejumlah area di timnya.
Namun, pelatih dengan bayaran tertinggi di antara manajer tim di Euro 2024 itu masih memiliki lebih banyak hal untuk dikagumi darinya, yakni perspektif gaya.
Terlepas dari semua keriuhan tentang tampilan rompi Piala Dunia 2018 yang tak terlupakan, pendekatan rajutan Southgate yang acuh tak acuh terhadap Euro 2024 mewakili perkembangan serius dalam gayanya.
Meskipun rompinya di Piala Dunia 2018 sangat ikonik, hal ini bukan yang tepat untuk diulangi. Southgate kini berpakaian dengan lebih nyaman dan sedikit sentuhan halus.
Dia terlihat seperti sedang bekerja di Zara dengan setelan rajutan polos dan celana panjang pas badan. Meskipun sekilas tampak simpel, namun faktanya Southgate tetap terlihat elegan dan rapi.
Menggantikan Luis Enrique menangani Timnas Spanyol selalu menjadi tugas yang sangat sulit. Namun, Luis de la Fuente telah melangkah ke salah satu pertunjukan terberat di sepak bola internasional dan melakukannya dengan penampilan yang sangat keren.
Memang tidak ada yang salah jika penampilan pelatih berusia 63 tahun itu benar-benar keren. Salah satunya tentu berkat pilihan fesyennya yang halus namun sangat ramah.
Seringkali ia memadukan setelan hitam yang dirancang sempurna dengan t-shirt, sepasang Adidas Originals Spanyol, dan kaca mata ala pembalap Formula 1 atau penjahat di James Bond.
Dengan berpakaian seperti itu, De La Fuente tidak akan terlihat aneh saat mengelola toko fesyen kelas atas di Milan atau Paris, atau secara kebetulan berdiri di grid F1 di antara para bintang.
Pelatih Timnas Italia Roberto Mancini tampil luar biasa di Euro 2020 saat mereka memenangi turnamen tersebut. Kini, tiga tahun kemudian (Euro 2020 digelar pada 2021 karena pandemi Covid-19) Luciano Spalletti tampak hampir sama bagusnya. Sayangnya, kini Italia sudah tersingkir di 16 besar Euro 2024 usai kalah 0-2 dari Swiss, Sabtu lalu.
Penawaran Emporio Armani pada tahun 2024 untuk Spalletti dan stafnya lebih banyak tersedia dalam hal warna, bahan, dan ukuran, namun berhasil. Bos Gli Azzurri terlihat menonjol di tepi lapangan dalam balutan pakaian rapi dan baju olahraga klub.
Mengelola tim nasional di Piala Eropa memang berani. Namun, tahukah Anda apa yang lebih berani? Melakukannya dengan setelan wol krem/abu-abu.
Domenico Tedesco melakukan keduanya pada saat yang sama dan telah membimbing Belgia lolos ke babak 16 besar namun kandas di tangan Prancis, 0-1, dengan penampilan yang sangat keren, sambil mengatasi tekanan yang datang dengan “generasi emas” yang semakin fana.
Apakah setelan Tedesco ini yang paling aneh? Tidak, karena dia memasangkannya dengan kaus tanpa kerah (t-shirt). Namun, ini jelas berbeda, dan ia tampak menonjol sambil mengayunkan tangannya di pinggir lapangan.
Setelan jas dengan t-shirt tampaknya menjadi meta baru di Euro 2024, dengan hampir semua manajer menginginkan tampilan tersebut dengan tingkat keberhasilan yang berbeda-beda.
Sama seperti Tedesco, Ralf Rangnick juga menyempurnakan pilihan warna setelannya. Tim Austria yang dipimpin Rangnick memainkan sepak bola yang menggemparkan di lapangan dan dia mengaturnya dengan penuh gaya dari pinggir lapangan.
Bukan hal yang terlalu gila. Tetapi kaus sering kali dipadukan dengan setelan jas dan sepatu yang sangat cerdas. Tapi yang menarik dan sangat berani, Rangnick tidak mengenakan kaus kaki.
Tak terdeteksi radar saat Timnas Swiss yang selalu tampil impresif berbicara mewakilinya di lapangan, Murat Yakin diam-diam merupakan operator yang lancar di departemen mode.
Ia dengan berani memasangkan quiff dengan kacamata yang terlihat seperti diukir dari jet tempur, kemeja polo yang memperlihatkan dada, dan sepatu olahraga yang terlihat seperti membutuhkan hipotek dari Selfridges. Semuanya terasa agak aneh, tapi berhasil. Tampilan ini jauh lebih menarik daripada kebanyakan pelatih lainnya.
Turnamen dimulai dan berakhir, manajer datang dan pergi, serta musim berganti. Namun, satu-satunya hal yang konstan dalam hidup adalah Didier Deschamps berpakaian seolah-olah dia tidak punya tujuan lain selain bisnis ketika berada di pinggir lapangan untuk Timnas Prancis.
Banyak orang di dunia yang percaya bahwa mereka bisa mengenakan jas tanpa dasi. Jika Anda mempertanyakan apakah bisa atau tidak melakukannya, Anda takkan bisa. Namun, Deschamps pasti bisa.
Tampak seperti rusa jantan di pesta pernikahan yang menghabiskan malamnya dengan menikmati wiski tetapi tetap tidak bingung, Deschamps terlihat lebih keren dan sangat cocok menjadi James Bond karena sudah memiliki segalanya.