SKOR.id – Pernahkah Anda lupa tempat Anda memarkirkan mobil di sebuah mal yang besar?
Atau, Anda beranjak untuk mengambil suatu benda dari ruangan lain dan tidak dapat mengingat benda apa itu ketika Anda sesampainya di sana?
Hal semacam ini kerap terjadi pada orang dewasa dari segala usia.
Riset ilmiah mengatakan, ingatan seseorang secara alami mulai menurun lebih awal daripada yang kita kira, yakni ketika berusia 30-an.
Tetapi kejadian seperti itu biasa terjadi dan dianggap sebagai kelupaan yang wajar, apalagi jika dia dalam keadaan sibuk.
Hal itu disampaikan Dr. Richard Restak, seorang profesor klinis neurologi dan kedokteran rehabilitasi di GW School of Medicine dan Ilmu Kesehatan.
“Ini adalah hal-hal yang tidak perlu dikhawatirkan,” kata Restak, penulis buku The Complete Guide to Memory: The Science of Strengthening Your Mind, dikutip dari Today.
Dalam kasus seseorang yang tidak dapat mengingat alasan mereka masuk ke sebuah ruangan, menurut Restak, itu seakan terlihat seperti masalah serius.
"Namun sering kali orang tersebut sibuk dengan sesuatu yang lain,” ujar Restak.
Kondisi blank saat berada di tempat parkir terjadi ketika kita terburu-buru berangkat kerja atau ke mal, tidak memperhatikan letak tempatnya dan gagal membentuk memori.
“Jadi jika Anda tidak ingat bagaimana Anda sampai ke mal (baik dengan mobil atau bus), itu bisa diselidiki lebih lanjut penyebabnya,” ujar Restak.
Menurut Restak, sering kali orang mengalami lupa hanya karena dirinya tidak fokus.
“Memperhatikan sesuatu cukup lama hingga benar-benar mengamatinya adalah kunci ingatan, namun hal itu terancam oleh kesibukan masyarakat modern,” katanya.
“Anda harus melakukan upaya untuk mengatur ingatan Anda dan menjaganya tetap berfungsi,” ujar Restak.
“Anda ingin meningkatkan kemampuan alami apa pun yang mungkin Anda miliki,” ia menegaskan.
Berikut tips dari Dr. Richard Restak untuk menjaga daya ingat tetap tajam pada usia berapa pun:
1. Membaca Karya Fiksi dan Memasak dari Resep
Kedua aktivitas tersebut menggunakan memori kerja, yang melibatkan pemeliharaan sepotong informasi tertentu.
Lalu kemudian memindahkannya ke sekitar kepala Anda, “Sehingga tidak hanya diam,” kata Restak.
Buku nonfiksi tidak cukup berfungsi: Anda dapat membaca bolak-balik dan hanya membaca informasi yang menarik minat Anda, jika Anda mau.
“Anda tidak bisa melakukan itu dalam karya fiksi. Anda harus membacanya dari awal hingga akhir. Namun yang terpenting, Anda harus mengingat karakternya."
"Anda harus mengingat sesuatu tentang mereka," kata Restak. "Ini jauh lebih menantang dalam hal otak."
Mengikuti resep buku masak adalah konsep serupa. Ada langkah-langkah yang harus diperhatikan dan berbagai mangkuk atau pot untuk dikoordinasikan.
Setelah Anda menguasai instruksinya, memori kerja Anda memungkinkan Anda membuat variasi atau mengambil jalan pintas.
2. Bermain Permainan
Permainan seperti bridge dan catur dapat membantu. Restak juga menyukai teka-teki silang dan Sudoku, khususnya permainan 20 Questions (20 Pertanyaan).
Semua permainan ini juga melatih memori kerja Anda. “Memori kerja dikaitkan dengan kecerdasan.”
“Oleh karena itu merupakan bagian dari pikiran Anda yang ingin Anda pertahankan sebaik mungkin, dan itu dapat dilakukan dengan cara yang sangat informal,” kata Restak.
Dia menyarankan untuk melakukan latihan mental secara teratur seperti menyebutkan daftar nama presiden, misalnya, dalam urutan masa jabatan.
Setelah Anda memiliki daftar itu di kepala, sebutkan partai-partai yang mendukungnya. Bisa juga menyebutkan nama semua presiden dalam urutan abjad.
Penataan ulang tersebut membuat memori kerja Anda bersinar karena Anda harus mengingat semua yang Anda tempatkan di sana sebelumnya.
Restak merekomendasikan melakukan latihan memori kerja setiap hari.
3. Ubah Kata Menjadi Gambar
"Kita harus belajar menulis dan membaca, tapi kita tidak harus belajar melihat sesuatu,” kata Restak. Melihat adalah sesuatu yang lebih mendasar daripada menulis dan membaca.
“Jadi jika kita dapat mengubah bahasa menjadi gambar, hal itu pasti akan meningkatkan daya ingat. Anda akan lebih mudah mengingatnya,” ia menyarankan.
Itulah tips klasik mengingat nama. Restak teringat bertemu seseorang bernama Dr. King dan membayangkan dia dengan jas putih, stetoskop, dan mahkota di kepalanya.
“Tidak selalu mudah, jadi Anda harus memikirkan: Seperti apa nama itu? Terlihat seperti apa?”
“Biasakan mengubah apa pun yang sulit Anda ingat menjadi gambar yang liar, aneh, atau menarik perhatian,” Restak menyarankan dalam bukunya.
4. Perbaiki Masalah Pendengaran dan Penglihatan
Masalah-masalah ini menurut Restak terbukti berhubungan langsung dengan timbulnya demensia, terutama Alzheimer.
“Sulit untuk mengingat sesuatu yang belum Anda lihat dengan jelas,“ katanya. "(Tetapi) menurut saya soal pendengaran bahkan lebih penting dalam beberapa hal."
Pendengaran yang buruk merupakan salah satu dari 12 faktor risiko demensia yang dapat dimodifikasi, menurut laporan komisi tahun 2020 di The Lancet.
Hal ini dapat mengubah konteks percakapan dan menghalangi orang untuk mengikuti situasi sosial.
Jadi ada baiknya melindungi pendengaran Anda di masa muda Anda dan menggunakan alat bantu dengar ketika diperlukan.
5. Tidur Siang 20 Menit
Tidur siang membantu mengonsolidasikan ingatan, jadi jika Anda sedang belajar atau mempersiapkan presentasi, istirahatlah setelahnya.
"Hal ini dapat membantu Anda mengingat informasi tersebut," kata Restak. Durasi tidur siang pilihannya adalah 20 menit.
Tidur siang setiap hari dapat bermanfaat jika sesuai dengan jadwal Anda. Sore hari dapat menjadi waktu terbaik karena orang secara alami akan mengantuk setelah makan siang.
6. Hati-hati dengan Alkohol
Alkohol adalah racun saraf, pembunuh sel-sel otak, seperti yang diungkapkan Restak dalam bukunya.
Jika seseorang mulai minum minuman beralkohol usia awal 20-an, otaknya akan terpapar minuman beralkohol selama puluhan tahun saat mereka beranjak dewasa.
Dikutip dari The Lancet, konsumsi alkohol berlebihan merupakan faktor risiko demensia yang dapat dimodifikasi.
Restak menyarankan pasiennya berhenti minum alkohol selambat-lambatnya pada usia 70 tahun. “Bila diperlukan untuk melestarikan neuron sebanyak mungkin,” katanya dalam bukunya.