4 Pemain Asing yang Pencapaiannya Kontradiktif di Liga Indonesia

Furqon Al Fauzi

Editor:

  • Tidak banyak pemain asing Liga Indonesia yang sukses sebagai pemain sukses pula sebagai pelatih. 
  • Jacksen Fereira Tiago menjadi salah satu contoh sukses di Liga Indonesia sebagai pemain dan pelatih.
  • Carlos De Mello dan Luciano Leandro adalah dua dari empat pelatih gagal yang sukses sebagai pemain.

SKOR.id - Jacksen Ferreira Tiago jadi contoh sukses pesepak bola asing di Indonesia. Ia meraih gelar juara sebagai pemain juga meraih trofi sebagai pelatih.

Belum banyak mantan pemain asing lantas berkiprah sebagai pelatih di Indonesia, yang bisa menyamai pencapaian pria yang karib disapa Big Man tersebut.

Namun, sudah ada yang mengikuti jejak Jacksen. Beberapa di antara dari mereka sudah mencicipi manisnya gelar Liga Indonesia sebagai pemain.

Baca Juga: Virtual Meeting Kedua Klub Liga 1 2020 Hasilkan Enam Putusan

Tapi sebagai peracik strategi belum sejajar dengan Jacksen. Dengan kata lain, saat menjadi pelatih belum bisa membawa tim asuhannya berprestasi.

Skor.id coba merangkum beberapa eks-pemain asing yang banting setir jadi pelatih dengan latar belakang pernah mencicipi gelar juara saat menjadi pemain.

Carlos de Mello

Pemain dengan julukan "Si Bebek" ini dua kali merasakan manisnya gelar juara saat berkiprah dalam kompetisi sepak bola Indonesia.

Trofi pertama didapat lelaki kelahiran Rio De Janeiro, Brasil itu saat membela Persebaya pada musim 1996-1997. Pada musim itu De Mello dinobatkan sebagai pemain terbaik.

Dua musim berselang, giliran PSM Makassar diantarkan naik podium juara. Tepatnya pada musim 1999-2000, setelah menaklukkan Pupuk Kaltim, skor 3-2. 

Namun, kariernya sebagai pelatih tak secemerlang sebagai pemain. Carlo de Mello mencoba peruntungan dengan melatih PSM pada musim 2005-2006.

Namun di Makassar tak bertahan lama. Lantas De Mello melatih timnas pelajar pada periode 2011-2013. Ia juga sempat melatih tim Liga 2, PSGC Ciamis pada 2017.

Luciano Leandro

Berikutnya, Luciano Leandro. Pesepak bola yang dikenal dengan rambut kuncirnya ini jadi sala satu pemain asing asal Brasil yang cukup disegani pada periode 1995-2004.

PSM jadi klub pertama yang diperkuat Leandro. Pada musim pertamanya gelandang eksentrik ini membawa PSM mencapai final Liga Indonesia.

Semusim berikutnya, PSM hanya mampu menembus fase semifinal. Penampilan apiknya bersama PSM membuat Persija Jakarta meliriknya.

Pada musim debutnya bersama tim ibu kota (2001) Leandro langsung mempersembahkan gelar juara ke-10 bagi Macan Kemayoran.

Namun, karier emas sebagai pemain belum menular sebagai kepelatihan. Beberapa kali ia mencoba peruntungan, namun semuanya gagal.

Dimulai pada 2007 dengan menukangi Persma Manado. Kariernya tak panjang karena persoalan standarisasi lisensi kepelatihan.

Setahun kemudian menangani PSMS Medan, juga nirprestasi. Pada 2011, Leandro menjadi asisten Sartono Anwar di Persibo Bojonegoro dalam Indonesia Premier League.

Luciano lalu kembali ke Indonesia pada 2016 dengan melatih PSM dalam ajang Indonesia Soccer Championship A. Namun usianya hanya seumur jagung.

Ia kemudian menangani Persipura dalam Liga 1 2017. Sama seperti di PSM, Leandro akhirnya dipecat karena tak bisa mengangkat performa tim.

Meski begitu, Luciano tak pernah menyerah. Ia mengaku akan terus belajar dan suatu saat nanti akan kembali melatih di Indonesia dan meraih prestasi.

"Saya seseorang yang ingin selalu menjadi pemenang. Suatu saat nanti saya akan kembali ke Indonesia dan akan berprestasi sebagai pelatih," kata Leandr kepada Skor.id.

"Tuhan yang tahu bagaimana saya belajar untuk menjadi seseorang pelatih yang bagus.
Saya yakin Tuhan akan berikan kesempatan lagi," katanya.

Danilo Fernando

Berikutnya ada Danilo Fernando. Lelaki asal Brasil ini pada era 2000-an sangat dipuja karena selalu menampilkan permainan indah dan pantang menyerah.

Danilo Fernando saat ini menjadi bagian PSS Sleman, tepatnya menjadi asisten manajer. Sebelumnya ia jadi asisten pelatih Eduardo Perez Moran.

Adapun sebagai pemain, Danilo Fernando dua kali sukses menjadi juara, yang keduanya tercipta saat membela klub Jawa Timur, Persebaya dan Persik.

Bersama Persebaya ia jadi penentu juara pada musim 2004. Dua musim berselang giliran Persik menghadirkan kejutan dengan mengangkat trofi.

Antonio "Toyo" Claudio

Terakhir, Antonio Claudio atau biasa disapa Toyo. Lelaki asal Brasil ini merupakan anggota skuat Persija saat meraih juara pada musm 2001.

Dalam tiga musim terakhir, Toyo aktif menjadi asisten pelatih di Persija. Artinya ia terlibat sebagai asisten pelatih saat Persija juara Liga 1 2018. 

Namun, pada awal 2020 tenaganya tak digunakan lagi oleh manajemen Persija, seiring dengan dilakukannya perombakan besar susunan manajemen.

Baca Juga: Bos Borneo FC Lelang Jersey Persija dengan Nama Punggung Kapten Persita

Karenanya pada musim 2020 ini berlabuh di Borneo FC. Toyo mengikuti mantan pelatih Persija pada 2019 asal Brasil, Edson Tavares.

Ya, Toyo memelih menjadi asisten Edson Tavares sambil terus belajar. Saat ilmu kepelatihannya telah mumpuni, Toyo yakin akan menjadi pelatih.

 

 

RELATED STORIES

7 Pemain ''One Man Club'' di Indonesia Era 2000-an

7 Pemain ''One Man Club'' di Indonesia Era 2000-an

Pemain one man club mulai jarang ditemui di sepak bola modern, namun ada beberapa pesepak bola Indonesia yang masih setia kepada timnya.

Pelatih Bali United Sebut Pemain Brasil Cocok dengan Sepak Bola Indonesia

Pelatih Bali United Sebut Pemain Brasil Cocok dengan Sepak Bola Indonesia

Stefano Cugurra sebut banyaknya pemain Brasil yang merumput di Liga 1 2020 karena mudah adaptasi.

Pelita Jaya Pengumpul Bintang, dari Roger Milla hingga Mario Kempes

Pelita Jaya Pengumpul Bintang, dari Roger Milla hingga Mario Kempes

Pelita Jaya adalah klub yang pernah diperkuat para pemain bintang, termasuk yang pernah berlaga di Piala Dunia.

Kisah Niac Mitra yang Membuat Arsenal Tak Berkutik di Surabaya

Kisah Niac Mitra yang Membuat Arsenal Tak Berkutik di Surabaya

Niac Mitra adalah salah satu klub yang pernah eksis dan berjaya di Surabaya pada era 1980-an, dalam kompetisi Galatam.

Jejak Sejarah Arseto Solo, Tembus Semifinal Liga Champions Asia

Jejak Sejarah Arseto Solo, Tembus Semifinal Liga Champions Asia

Bicara perkembangan sepak bola Indonesia, tak bisa dilepaskan dengan sepak terjang klub bernama Arseto Solo.

7 Tim Peraih Poin Tertinggi Liga Indonesia (1994-2020)

Liga Indonesia sudah berlangsung 24 musim sejak 1994-1995, saat kompetisi Perserikatan dan Galatama dilebur.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Pemain Timnas Indonesia, Thom Haye. (Foto: Yogie Gandanaya/Grafis: Yusuf/Skor.id)

Liga 1

Pelatih Persija Akui Ingin Thom Haye dan Jordi Amat Bergabung untuk Liga 1 2025-2026

Pelatih Persija Jakarta, Mauricio Souza: Thom Haye dan Jordi Amat buat Macan Kemayoran kian kuat di Liga 1 2025-2026.

Taufani Rahmanda | 28 Jun, 13:00

Persija Jakarta. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Persija Mulai Persiapan Liga 1 2025-2026, Hansamu Yama Absen tapi Dipastikan Bertahan

Persija Jakarta mulai bersiap untuk Liga 1 2025-2026 bareng dengan mengamankan jasa Hansamu Yama, Sabtu (28/6/2025).

Taufani Rahmanda | 28 Jun, 12:18

Jessnolimit (Yusuf/Skor.id)

Esports

Jess no Limit Ukir Dua Rekor di Guinness Book of Record

Suami dari Sisca Kohl itu tidak tanggung-tanggung mendapatkan dua rekor dunia sekaligus.

Gangga Basudewa | 28 Jun, 11:47

Kompetisi futsal putri kasta tertinggi di Indonesia untuk musim terbaru, Women Pro Futsal League 2024-2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Futsal

Women Pro Futsal League 2024-2025: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Women Pro Futsal League 2024-2025 yang terus diperbaharui seiring berjalannya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 28 Jun, 11:26

Kompetisi futsal kasta tertinggi di Indonesia kategori putri, Women Pro Futsal League 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Futsal

Netic Ladies Pecah Telur di Women Pro Futsal League 2024-2025, Juara Bertahan Keok

Hasil tiga pertandingan pada hari pertama pekan terakhir putaran pertama Women Pro Futsal League 2024-2025, Sabtu (28/6/2025).

Taufani Rahmanda | 28 Jun, 11:19

MWI 2025 di Esports World Cup 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

Drawing MWI 2025, Team Vitality dan ONIC Pertiwi Gabung Grup Ini

Kedua tim asal Indonesia itu berada di grup yang berbeda dan cukup jauh peluangnya untuk bertemu di awal-awal.

Gangga Basudewa | 28 Jun, 09:52

timnas putri indo vs kirgizstan

Timnas Indonesia

Prediksi dan Link Live Streaming Timnas Putri Indonesia vs Kirgizstan di Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026

Timnas Putri Indonesia mengawali perjalanan di Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026 melawan Kirgizstan, Minggu (29/6/2025).

Teguh Kurniawan | 28 Jun, 09:42

fiba womens asia cup 2015

Basketball

Jadwal Timnas Basket Putri Indonesia di Piala Asia FIBA Putri 2025 Divisi A

Timnas Basket Putri Indonesia siap memulai perjuangan di Divisi A FIBA Women's Asia Cup 2025 alias Piala Asia FIBA Putri 2025.

Teguh Kurniawan | 28 Jun, 08:16

Ketua Umum PSSI Erick Thohir. (Foto: Yogie Gandanaya/Grafis: Yusuf/ Skor.id)

Timnas Indonesia

PSSI Tak Ingin Bebani Timnas Putri Indonesia pada Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, bicara target untuk Timnas putri Indonesia pada Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026.

Taufani Rahmanda | 28 Jun, 06:16

Adhyaksa FC. (Foto: Adhyaksa FC/ Grafis: Hendy Andika/Skor.id)

Liga 2

Sambut Liga 2 2025-2026, Tiga Pemain Asing Diamankan Adhyaksa FC untuk Target Liga 1

Adhyaksa FC telah melengkapi kuota pemain asing, tim akan kembali dipimpin Ade Suhendra pada Liga 2 2025-2026.

Taufani Rahmanda | 28 Jun, 04:34

Load More Articles