- Sejauh ini ada pemain yang hanya membela satu klub selama kariernya.
- Ada yang bermain untuk klub yang mengalami dualisme internal sehingga dihitung satu tim.
- Beberapa di antaranya juga masih berpotensi hengkang ke klub lain.
SKOR.id - Pemain yang loyal kepada klub mulai jarang ditemui di sepak bola modern, namun ada beberapa pesepak bola Indonesia yang masih setia kepada timnya.
Status one man club atau pemain yang membela satu tim sepanjang kariernya lazim ditemukan pada zaman dahulu.
Francesco Totti dan Daniele De Rossi yang setiap kepada AS Roma menjadi salah satu contohnya.
Baca Juga: Arthur Cunha: Pemotongan Gaji Sulit Diterima dan Membuat Susah
Dua bek legendaris, Carles Puyol (Barcelona) dan Paolo Maldini (AC Milan), merupakan contoh lainnya.
Di Indonesia sendiri ada beberapa pemain yang layak disebut one man club sejauh ini.
Sebab, sejak awal berkarier di sepak bola profesional, para pemain ini belum berpindah klub.
Untuk membuat daftar agar lebih spesifik, pemain yang dimaksud harus bermain minimal delapan tahun di klubnya.
Selain itu, daftar ini juga hanya memuat pemain yang masih bermain hingga tahun 2000.
Beberapa pemain dalam daftar ini juga masih berpotensi pindah klub karena belum pensiun bermain sepak bola.
Berikut daftar 7 pemain one man club di Liga Indonesia sejak era 2000-an:
1. Choirul Huda (Persela)
Sebagai lelaki asal Lamongan, Choirul Huda menunjukkan baktinya kepada Persela.
Choirul Huda bergabung ke Persela pada 1999 dan setelah itu tak pernah meninggalkan klub.
Bahkan hingga akhir hayatnya, Choirul Huda tetap setia membela panji Persela.
Choirul Huda meninggal pada 15 Oktober 2017 setelah mengalami benturan dengan rekannya sendiri kala Persela melawan Semen Padang di Liga 1 2017.
Seusai mengalami benturan, nyawa Huda tak tertolong meski langsung dilarikan ke RSUD Soegiri, Lamongan. Ia didiagnosis mengalami trauma benturan yang mengakibatkan henti jantung.
2. Kurnia Meiga (Arema)
Kiper lain yang setia kepada klubnya adalah Kurnia Meiga. Sempat membela Persijap Jepara di level junior, karier Meiga sepenuhnya untuk Arema.
Meiga memulai karier profesional di Arema Indonesia pada 2008 dan perlahan menjadi kiper utama di sana.
Lelaki kelahiran 7 Mei 1990 itu tak meninggalkan Arema ketika dualisme melanda tim Singo Edan.
Ia bertahan di Arema Indonesia yang tampil di Indonesia Premier League (IPL) 2011. Setahun berselang ia mengawal gawang Arema Cronus.
Namun pada 2017 Meiga menghilang dari dunia sepak bola karena dikabarkan mengalami gangguan kesehatan.
3. Dendi Santoso (Arema)
Lahir di Malang, 16 April 1990, Dendi Santoso belum pernah membela tim lain selain Arema.
Pemain binaan akademi Arema ini memulai karier profesional pada 2008 sebagai salah satu pemain muda yang diorbitkan.
Dendi juga menjadi anggota tim Singo Edan saat menjadi juara Indonesia Super League (ISL) 2009-2010 di bawah arahan Robert Rene Alberts.
Pada 2011 Dendi memperkuat Arema di IPL sama seperti Kurnia Meiga sebelum pindah ke ISL setahun kemudian. Ia lantas membela Arema Cronus dan Arema FC hingga kini.
Dendi pernah tampil di timnas U-23 Indonesia di ajang SEA Games 2009. Sayang Indonesia gagal lolos dari fase grup.
4. Yustinus Pae (Persipura)
Yustinus Pae adalah satu dari beberapa pemain yang lama mengabdi untuk Persipura Jayapura.
Lahir dan besar di Jayapura, Tinus Pae bergabung dengan Persipura di level junior pada 1995.
Tinus Pae kemudian menembus tim utama Persipura pada 2007 dan menjadi bagian penting dari tim Mutiara Hitam.
Bersama Persipura, Tinus Pae memiliki tiga medali juara yakni Indonesia Super League (ISL) 2008, 2010-2011, dan 2012-2013.
Pada usia 35 tahun Pae juga mendapat panggilan timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 pada Maret lalu.
5. Ian Louis Kabes (Persipura)
Ian Louis Kabes promosi ke tim utama Persipura Jayapura pada 2005 setelah tampil apik bersama tim PON Papua pada 2004.
Telah 15 tahun Ian Kabes menjadi bagian tak tergantikan di tim Mutiara Hitam. Saking lamanya, Ian Kabes menjadi salah satu kapten Persipura bersama Boaz Solossa dan Tinus Pae.
Pemain serbabisa ini juga menyumbangkan empat trofi juara Liga Indonesia untuk Persipura pada edisi 2005, 2008-2009, 2010-2011, dan 2013.
Pada 2007 pemain berusia 33 tahun ini mengukir debut untuk timnas Indonesia saat melawan Suriah di laga persahabatan.
Kabes juga ambil bagian di Tim Garuda saat melakoni Kualifikasi Piala Asia 2015 melawan Arab Saudi.
Baca Juga: Bos Borneo FC Lelang Jersi Bintang Sepak Bola Indonesia dan Luar Negeri
6. Rasyid Bakri (PSM Makassar)
Rasyid Bakri menjadi satu pemain PSM Makassar yang loyalitasnya tak perlu diragukan lagi.
Memulai karier di tim junior PSM, Rasyid menembus tim utama pada 2011.
Hingga kini gelandang yang sempat memperkuat timnas Indonesia ini masih menjadi andalan di sektor tengah tim Juku Eja.
Rasyid yang memang lahir di Makassar telah menghabiskan sembilan musim bersama PSM. Ia masih berpotensi untuk pindah klub mengingat usianya baru 29 tahun.
Dia juga harus bersaing dengan gelandang-gelandang lain PSM seperti Wiljan Pluim, Rizky Pellu, dan Muhammad Arfan untuk bermain reguler.
7. Rudi (Semen Padang)
Pemain yang namanya cuma terdiri dari satu kata ini menjadi pilar terlama yang membela Semen Padang.
Pengabdiannya di tim Kabau Sirah telah dimulai pada 2010 dan masih berlanjut hingga saat ini.
Meski posisi utama di tim tak selalu menjadi miliknya, Rudi tetap menunjukkan kesetiaannya kepada Semen Padang.
Semen Padang yang terdegradasi ke Liga 2 2020 juga tak menyurutkan semangat Rudi dalam bertanding.
Pemain berusia 33 tahun itu mengaku ingin pensiun di tim yang membesarkan namanya tersebut.