- Olahraga kriket pertama kali dimainkan di Hamspire, Inggris pada abad ke-16.
- Pada tahun 1909, dibentuklah dewan kriket internasional atau International Cricket Council (ICC).
- Kriket sudah masuk ke Indonesia sejak 1880-an meski baru populer dan membuat organisasi resmi pada 1992.
SKOR.id - Kriket pertama kali dimainkan di Hamspire, Inggris pada abad ke-16. Namun, ada banyak pendapat yang bermunculan tentang asal muasal olahraga ini.
Ada yang menyebut kriket berasal dari sebuah permainan bernama creag. Permainan ini dulunya dimainkan oleh Pangeran Edward.
Selain itu, ada yang menyebutkan bahwa kriket berasal dari sebuah olahraga bernama creckett yang diketahui dimainkan pada 1598.
Dua abad setelah kemunculan awalnya, kriket baru mendapat perhatian dan dikembangkan oleh lembaga resmi di Inggris dan menjadi salah satu olahraga nasional.
Kriket akhirnya mulai diperkenalkan ke dunia oleh para tentara yang tinggal di pangkalan militer, terutama di negara persemakmuran.
Oleh sebab itu, kriket makin populer di negara-negara bekas persemakmuran Inggris, seperti Malaysia, Singapura, Pakistan, Sri Lanka, hingga India.
Olahraga ini mencapai masa keemasannya pada dua dekade sebelum perang dunia pertama terjadi.
Masa keemasan tersebut telah melahirkan pemain-pemain kriket terbaik yang diingat hingga kini, seperti William Gilbert Grace dan Sir Donald George Bradman.
Pada tahun 1909, barulah dibentuk dewan kriket internasional atau International Cricket Council (ICC).
View this post on Instagram
Saat ini, ICC bermarkas di Dubai, Uni Emirat Arab dengan anggota sebanyak 106 negara.
Sepuluh negara menjadi anggota penuh ICC, yakni Inggris, Australia, India, Bangladesh, Pakistan, Sri Lanka, Zimbabwe, Afrika Selatan, New Zealand, dan Hindia Barat (West Indies).
Sementara 96 negara lainnya terdaftar sebagai anggota tidak penuh. ICC inilah yang mengatur ajang kejuaraan kriket internasional atau Cricket World Cup.
Lahirnya Kriket di Indonesia
Jika disamakan, olahraga kriket ini mirip dengan permainan kasti yang sudah sering dimainkan masyarakat Indonesia.
Permainan ini dimainkan oleh dua tim dengan anggota tim berjumlah 11 orang dan melibatkan bola serta alat pemukul.
Kemunculan kriket di Indonesia baru terjadi pada tahun 1880-an. Saat itu, permainan ini dimainkan di Jakarta, tepatnya di daerah Monumen Nasional.
Barulah pada tahun 1992 permainan kriket makin populer hingga membentuk sebuah asosiasi yang bernama Jakarta Cricket Association (JCA).
Tidak hanya itu, bersamaan dengan asosiasi tersebut muncul pula kompetisi liga kriket di Indonesia.
Mengenal Olahraga Kriket
Lapangan kriket berbentuk bulat atau oval dengan permukaan yang tertutup rumput. Pada umumnya, lapangan kriket memiliki ukuran sekitar 137–150 meter.
Pada permainan kriket, masing-masing tim terdiri dari kapten tim (menentukan strategi dan pemain), batsman (pemukul bola), bowler (pelempar bola), dan fielders (penangkap bola).
Selain itu, ada juga wicket keeper (penangkap bola dibelakang batsman), mid on dan mid off (penjaga area kanan dan kiri batsman), gully, slips, serta long on dan long off.
Untuk peralatan yang dibutuhkan dalam pertandingan kriket, ada bat, bola, gawang atau wicket, helm, pelindung lutut, sarung tangan, dan sepatu.
Pertama, bat atau tongkat pemukul merupakan peralatan khusus yang digunakan oleh batsman dalam olahraga kriket untuk memukul bola.
Biasanya, alat ini terdiri dari pegangan tongkat yang melekat pada bilah kayu yang dipotong datar. Panjang bat mungkin tidak lebih dari 38 inci dan lebarnya tidak lebih dari 4,25 inci.
Kedua, bola kriket biasanya punya dua jenis dengan ukuran yang sama. Bola putih biasa digunakan di laga over terbatas, terutama pada malam saat menggunakan lampu.
Sedangkan bola merah biasa digunakan dalam tes kriket, kriket kelas satu, dan beberapa format lainnya.
Bola kriket ini punya berat sekitar 159-163 gram sedangkan pada lingkaran bola berukuran antara 224-229 mm.
Ketiga, gawang pada permainan kriket tidak menggunakan jaring melainkan terdiri dari tiga buah tonggak atau tiang yang berdiri berjajar dan ditancapkan ke tanah.
Masing-masing tonggak untuk kriket ini memiliki tinggi 71 cm dan diletakkan di ujung-ujung area yang digunakan untuk melempar dan memukul bola kriket.
View this post on Instagram
Keempat, helm biasanya digunakan oleh pemain yang bertugas untuk batsman dan fielders.
Helm ini menutup bagian atas kepala dan dilengkapi dengan besi-besi di bagian depan yang berfungsi sebagai pelindung wajah.
Kelima, pelindung lutut pada olahraga kriket ini biasanya digunakan oleh batsman, fielders, dan juga penjaga gawang.
Pelapis kaki ini cukup tebal dan berfungsi melindungi bagian bawah kaki dari hantaman bola kriket yang keras.
Keenam, sarung tangan yang tebal dan cukup besar dibutuhkan oleh batsman supaya tongkat pemukul dapat digenggam dengan erat dan melindungi tangan dari hantaman bola.
Selain batsman, pemain yang bertugas sebagai fielders juga menggunakan sarung tangan untuk menangkap bola kriket.
Ketujuh, para pemain kriket profesional umumnya akan menggunakan sepatu khusus untuk bermain kriket yang memiliki perbedaan pada alas sepatunya.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Olahraga Lainnya:
Skorpedia: Sejarah Panahan, dari Alat Berburu dan Perang hingga Olahraga
Skorpedia: Sejarah Formula 1, Kompetisi Balap Mobil Paling Bergengsi di Dunia