- KONI Jatim dan DKI Jakarta beda sikap soal wacana penundaan PON 2020 ke tahun depan.
- KONI Jatim merasa PON 2020 memang harus ditunda demi menjaga keselamatan atlet.
- Sedangkan KONI DKI berharap Kemenpora mempertimbangkan wacana ini dengan matang karena semangat atlet sedang berada dalam klimaksnya.
SKOR.id – Wacana penundaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 ditanggapi beragam oleh KONI Daerah (Konida), termasuk oleh provinsi Jawa Timur dan DKI Jakarta.
Wakil Ketua Umum (Waketum) KONI Jatim, M. Nabil, mengaku pihaknya sangat setuju bila PON 2020 diundur. Mereka meminra KONI Pusat agar PON 2020 digelar tahun depan.
Sebab, pandemi Covid-19 membuat persiapan kontingen menuju pesta olahraga nasional empat tahunan tersebut terhambat.
Baca Juga: Dayung Terancam Jeblok di SEA Games jika PON 2020 Digelar Oktober 2021
Selain itu, M. Nabil berpendapat keselamatan dan kesehatan atlet adalah hal yang paling penting saat ini.
Dengan penundaan PON Papua 2020, maka persiapan PB PON maupun kontingen juga bisa lebih matang.
“Kalau melihat situasi yang ada sekarang, sebaiknya diundur saja. Kalau diundur, semuanya akan memiliki waktu lebih banyak untuk persiapan,” kata M. Nabil, Minggu (19/4/2020).
Berbeda dengan Jatim, Jamron selaku Sekretaris Umum KONI DKI berharap pemerintah tidak buru-buru memutuskan penundaan PON 2020.
Sebab, bisa jadi situasi Indonesia sudah kondusif dalam waktu dekat dan efek persebaran Covid-19 mulai mereda.
Menurut Jamron, akan lebih baik jika Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memantau situasi hingga akhir Juni atau awal Juli. Semua aspek harus jadi pertimbangan.
Apalagi, kata Jamron, semangat atlet untuk bertanding sedang berada dalam fase klimaks karena persiapan juga sudah dilakukan sejak jauh hari.
“Penundaan juga bisa berdampak negatif kepada psikologis atlet. Untuk itu, kami dari KONI DKI berharap keputusan penundaan PON jangan terburu-buru,” ucapnya.
Lebih lanjut, Jamron menyebut proses lelang peralatan untuk PON 2020 sudah telanjur dilakukan daerah-daerah. Hal ini jelas membuat anggaran menjadi terbuang.
“Hal ini membuat anggaran bisa menjadi defisit. Nanti efeknya ke anggaran tahun depan,” ucap Jamron.
Baca Juga: KONI Pusat dan Daerah Ingin PON Papua Digelar Oktober 2021
Namun, Jamron mengaku ada sisi negatif jika PON 2020 tetap digelar tahun ini. Persiapan atlet menuju Papua kurang bagus karena mereka tak bisa menjalankan latihan di Pelatda.
“Saat ini, semua atlet berlatih di rumah. Tentu tidak seoptimal jika mereka berlatih di Pelata,” Jamron menjelaskan.