- Sarman Simanjorang berharap pemeliharaan venue akuatik usai PON Papua dijalankan dengan baik.
- Biaya pemeliharaan venue akuatik bakal menelan puluhan miliar.
- Venue akuatik PON Papua 2021 sudah mendapat pengakuan dari Federasi Renang Internasional (FINA).
SKOR.id - Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) Sarman Simanjorang menyebut pentingnya pemeliharaan venue akuatik usai Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, tahun depan.
Untuk itu, perencanaan yang matang harus dilakukan karena pemeliharaan venue akuatik di Papua membutuhkan biaya yang sangat besar.
"Venue akuatik ini terbaik kedua di Indonesia, perawatan dan pemeliharaan butuh dana besar. Jadi, harus bisa dikelola dengan baik supaya ada pemasukan,” ujarnya.
Sarman Simanjorang mengambil contoh pemeliharaan venue akuatik Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, yang membutuhkan puluhan miliar per tahun.
"Untuk akuatik GBK saja, kalau tidak salah sekitar Rp 10 miliar. Apalagi venue ini berstandar internasional jadi biayanya perawatan mahal," katanya.
Salah satu yang menyedot biaya besar adalah mesin sirkulasi air untuk menjernihkan, mengatur kadar racun, menjaga persentase kaporit, dan lain-lain.
Dalam pengoperasiannya, mesin sirkulasi air di GBK, Senayan tersebut dijalankan secara otomatis melalui sistem komputerisasi.
Project Manager venue akuatik, Hapsak Panca Pamungkas, menjelaskan pembangunannya memakai tekonologi Building Information Modelling (BIM).
Teknologi tersebut meliputi struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal, elektronika, instalasi kolam, infrastruktur, dan lanskap.
"Pada arena ini terdapat 3 kolam renang, dari kolam loncat indah yang memiliki panjang 21 meter, lebar 25 meter, dan tinggi 5 meter."
"Lalu, ada kolam pemanasan dengan panjang 50 meter, lebar 21 meter dan tinggi 1 hingga 2 meter,” Hapsak Panca Pamungkas menuturkan.
Kolam ketiga adalah kolam utama yang memiliki panjang 51,23 meter, lebar 25 meter dan tinggi 3 meter.
"Pembangunan venue akuatik ini juga menggunakan teknologi BIM, dari arsitektur, struktur, MEP, sampai landscape," kata Hapsak Panca Pamungkas.
Sarman Simanjorang menilai Papua sangat layak jadi penyelenggara karena fasilitas yang ada di venue akuatik sudah diakui Federasi Renang Internasional (FINA).
Menurutnya, dengan fasilitas standar internasional, jadi tantangan bagi pengurus renang di Papua untuk mencetak perenang-perenang andal dari Bumi Cenderawasih.
Sarman Simanjorang juga berharap venue akuatik tersebut dijaga dan dirawat dengan baik sebagai venue langka yang berada di Tanah Air.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia
Berita PON Lainnya:
Menuju PON Papua, Tim Sepak Bola Jawa Barat Mencari Daerah yang Panas