- Menpora Zainudin Amali dukung rencana Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) untuk jadi tuan rumah Kejuaraan Asia.
- Indonesia mencalonkan diri usai mundurnya Jepang karena virus corona.
- Kemenpora akan membantu pembuatan arena panjat tebing baru.
SKOR.id - Selama menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali bertekad membuat Indonesia sering jadi tuan rumah ajang internasional. Hal ini sesuai keinginan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Pada pertengahan tahun ini, Indonesia dipercaya menyelenggarakan Kejuaraan Dunia Jetski di Pantai Ancol, Jakarta. Dalam waktu dekat, Indonesia berpeluang besar menjadi tuan rumah Kejuaraan Panjat Tebing Asia.
Kualifikasi Olimpiade XXXII/2020 Tokyo itu rencananya berlangsung 18-22 April. Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI) mengajukan diri sebagai calon tuan rumah setelah Jepang mundur akibat virus corona.
Menpora mengatakan, jika Indonesia akhirnya ditunjuk sebagai tuan rumah, hal tersebut sangat bagus. Sebab, peluang Indonesia untuk meloloskan atlet panjat tebing ke Olimpiade Tokyo, 2020, makin besar.
“Sangat bagus jika PP FPTI ingin jadi tuan rumah Kejuaraan Asia. Semoga terealisasi. Pemerintah pasti akan membantu membuat arena panjat tebing baru,” kata Zainudin Amali usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Kantor Kemenpora, Selasa(10/3).
Sampai saat ini, PP FPTI belum meloloskan atlet ke Olimpiade 2020. Pada kualifikasi di Toulouse, Prancis, beberapa bulan lalu, tak ada satu pun pemanjat yang menempati peringkat 20 besar.
Tinggal satu cara lagi yang bisa ditempuh atlet Indonesia, yakni Kejuaraan Asia. Jika tidak terselenggara, tertutup sudah peluang Indonesia lolos ke Olimpiade. Masalahnya, Indonesia juga sudah terjangkit virus corona.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah mengeluarkan imbauan untuk tidak menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pengumpulan massa. Rencananya, lokasi Kejuaraan Asia di Cakung, Jakarta Timur.
Ketua Umum PP FPTI Yenny Wahid optimistis bisa menggelar Kejuaraan Asia. Apalagi, kejuaraan ini bisa terselenggara tanpa penonton. Nantinya, hanya ada satu atlet putra dan putri yang bisa lolos ke Tokyo.
Melihat performa atlet terkini, PP FPTI akan mengandalkan Nurul Iqamah yang unggul pada sektor boulder. Dengan tampil di negara sendiri, peluangnya untuk lolos ke Olimpiade Tokyo juga semakin besar.
Kemenpora melalui Pejabat Pembuat Komitmen PPON Yayan Rubaeni, Selasa (10/3/2020) lalu juga meneken MoU dengan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) Arya Sena Subyakto dan Ketua Umum NPC Indonesia Senny Marbun.
Setelah dilakukan beberapa kali review, Kemenpora menyetujui 10 atlet dari 20 yang diajukan oleh PP FPTI. Begitu pula dengan usulan anggaran dari Rp27.559.353.120 menjadi Rp6.925.202.400 yang disetujui.
Sedangkan untuk PB PSOI, dari 11 atlet yang diusulkan, Kemenpora menyetujui sembilan. Adapun dari usulan anggaran sebesar Rp9.334.358.000, hanya Rp6.119.368.600 yang disetujui oleh Kemenpora.
NPC Indonesia mendapatkan anggaran Rp45.017.352.700 untuk pelatnas ASEAN Para Games. Angka ini lebih kecil dari pengajuan, yakni Rp141.422.524.950. Untuk pelatnas Paralimpiade, Rp30.303.169.594.
Total anggaran yang disetujui Kemenpora untuk NPC Indonesia Rp75.320.522.294. Termasuk di dalamnya, honorarium, akomodasi, try out, try in, training camp, suplemen, peralatan, dan asuransi BPJS ketenagakerjaan untuk manajer, atlet, pelatih, dan tenaga pendukung.(KRISNA C. DHANESWARA)