- Pemain Buffalo Bills, Damar Hamlin, pingsan di tengah pertandingan pada Senin, 2 Januari.
- Dia mengalami pukulan di bagian dada, yang mungkin telah menyebabkan jantungnya berhenti secara mendadak.
- Seorang ahli memberi tahu Insider bahwa jarang seseorang terkena pukulan tepat di antara detak jantung.
SKOR.id - Para ahli mengatakan Damar Hamlin, bintang Buffalo Bills yang pingsan di tengah lapangan pada Senin malam, mungkin menderita penyakit jantung langka, namun mengancam jiwa yang dapat terjadi jika jantung menerima pukulan di antara detak yang disebut commotio cordis.
Saat Hamlin menjegal wide receiver Cincinnati Bengals, Tee Higgins, dia menerima pukulan keras di bagian tengah dadanya. Dalam rekaman ulang, Hamlin terlihat bangkit dan mengambil beberapa langkah sebelum ambruk di lapangan.
Buffalo Bills mengatakan Hamlin menderita serangan jantung setelah pukulan itu dan detak jantungnya pulih di lapangan. Pemain 24 tahun itu diberikan perawatan CPR selama beberapa menit sebelum dibawa ke rumah sakit terdekat dengan ambulans, dan dia masih dalam kondisi kritis hingga Selasa sore.
A statement from the family of Damar Hamlin. pic.twitter.com/I0QFQehUc0— NFL (@NFL) January 3, 2023
Sementara Bills belum berbagi informasi tambahan soal kondisi Hamlin, dokter dibiarkan berspekulasi tentang apa yang menyebabkan jantung sang pemain tidak berfungsi.
Seorang ahli jantung mengatakan kepada Insider bahwa itu mungkin adalah commotio cordis - sebuah fenomena langka yang secara harfiah berarti "agitasi jantung" - yang menyebabkan serangan jantung mendadak.
"Anda tidak perlu memiliki kondisi yang mendasari untuk insiden ini terjadi," kata Dr. Nahush Mokadam, direktur divisi bedah jantung di The Ohio State University Wexner Medical Center, kepada Insider. "Itu bisa terjadi hanya karena pukulan keras di posisi yang tepat pada waktu yang tepat."
'Kecelakaan aneh' akibat trauma
Mungkin saja Hamlin menerima pukulan pada saat yang tepat kala jantungnya 'disetel ulang' di antara detak jantungnya, kata Mokadam. Jendela itu hanya berdurasi milidetik — itulah sebabnya commotio cordis sangat langka.
Sekitar 10 hingga 20 kasus ditambahkan ke Registri Commotio Cordis setiap tahun, menurut American Heart Association. Dalam beberapa dekade terakhir, cedera paling sering terjadi dalam olahraga, di mana tabrakan lebih mungkin terjadi.
Biasanya, jantung meremas dan mengendur dengan kecepatan yang seimbang. Saat jantung berkontraksi, darah berdenyut ke seluruh tubuh; saat rileks, jantung diisi ulang dengan darah. Tetapi jika jantung terpukul dengan kekuatan yang cukup di saat yang tepat antara meremas dan mengendurkan, itu bisa menjadi ritme abnormal yang disebut fibrilasi ventrikel, kata Mokadam.
"Ketika ada fibrilasi ventrikel, jantung bergetar," katanya. "Ini bukan (lagi) meremas atau membuat rileks, jadi yang terjadi adalah aliran darah ke seluruh tubuh berhenti dan Anda mengalami serangan jantung."
Resusitasi cepat adalah kunci
Orang lebih mungkin pulih dengan baik dari commotio cordis jika mereka diresusitasi dengan cepat, baik dengan CPR atau defibrillator eksternal otomatis (AED).
Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2012 menemukan rasio kelangsungan hidup untuk kasus commotio cordis adalah 40% dalam kasus di mana pasien dapat dihidupkan kembali dalam waktu 3 menit, dibandingkan dengan 5% untuk mereka yang tidak sadar lebih lama.
Kekhawatiran terbesar bagi Hamlin sekarang adalah apakah organ-organnya rusak selama rentang waktu ketika jantungnya berhenti, kata Mokadam. Dia tampaknya menerima CPR selama kurang lebih sembilan menit, yang merupakan waktu yang terbilang lama bagi otak untuk bekerja tanpa oksigen.
Komplikasi dari serangan jantung dapat mencakup kerusakan otak, kondisi paru-paru, dan masalah jantung lebih lanjut, menurut Rumah Sakit Mount Sinai.
"Saya tidak berpikir ada yang melakukan kesalahan, itu artinya Tee Higgins tidak melakukan kesalahan. Anda tahu, dia bermain sepak bola dan ini hanya kecelakaan biasa," kata Mokadam.
Presentase Kecil
Saat serangan jantung terjadi, perhatian segera sangat penting untuk prognosis pemulihan yang lebih baik. Dalam kasus Hamlin, layanan medis dengan cepat membantunya dan memulai CPR (resusitasi kardiopulmoner) untuk dihidupkan kembali. Setelah 19 menit, sang pemain meninggalkan lapangan dengan ambulans, dengan denyut nadi dan oksigen.
Buffalo Bills safety Damar Hamlin collapsed on the field Monday night in a game against the Cincinnati Bengals.
He was given CPR at the stadium and is now hospitalized in critical condition after going into cardiac arrest at 24 years old. https://t.co/r1FYZ2zyTg pic.twitter.com/UaOP8sjb5R— CBS Mornings (@CBSMornings) January 3, 2023
"Dalam tipe serangan seperti ini, prognosisnya sangatlah bergantung pada berapa lama otak telah tanpa oksigen dan apakah dampaknya telah menyebabkan cedera lain. Semakin cepat perawatan, semakin besar peluang keberhasilannya," kata Dr Eduardo Alegria, ahli jantung di Rumah Sakit Internasional Ruber di Madrid, kepada MARCA.
Pasalnya, selain aritmia, benturan keras - seperti yang bisanya terjadi pada kecelakaan lalu lintas akibat benturan dengan setir - terkadang memicu cedera lain.
"Pemindaian ultrasonografi selanjutnya akan mengungkapkan jika ada kerusakan pada otot jantung, seperti laserasi," kata Alegria. "Itu akan membutuhkan intervensi, yang memperumit prognosis, tetapi memiliki solusi bedah."
Di antara episode jantung yang terjadi dalam olahraga elite, yang cukup luar biasa sebelum beberapa tahun terakhir, yang disebabkan oleh benturan keras, akibat pukulan dari lawan atau bola, adalah persentase terkecil.
"Serangan jantung yang terjadi dalam olahraga biasanya disebabkan oleh penyakit jantung sebelumnya yang menjadi predisposisi aritmia, yang biasanya dipicu oleh dorongan tubuh yang ekstrem dalam latihan," analisis Dr. Alegria.
Kematian Antonio Puerta dan Daniel Jarque (masing-masing pada tahun 2007 dan 2009) pun mengingatkan perlunya tempat olahraga untuk memiliki layanan medis dan perlindungan jantung yang memadai.
Maka itu, pada 2012, Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol (RFEF) dan Asosiasi Pesepakbola Spanyol (AFE) berkomitmen agar semua tim Divisi Pertama dan Kedua memiliki defibrillator, yang telah digeneralisasikan, dengan derajat yang berbeda-beda tergantung masing-masing komunitas otonom, ke tempat olahraga dengan masuknya lebih dari 500 orang.***
Berita Entertainment Bugar Lainnya:
Ibu Pembalap WorldSSP300 Victor Steeman Meninggal karena Serangan Jantung
Penyakit Jantung Turunan: Kondisi yang Memaksa Enock Mwepu Melepas Impian Bermain Sepak Bola